Mari kita bertukar posisi, menahan cemburu meski hati berkata tidak apa-apa.
NAY 2
---
"Lo serius sama ucapan lo kemarin? Perasaan buat Revind udah mati?" tanya Avior.
Nay menggeleng. "Apa banget deh? Gue cuma pengen kasih pelajaran sama dia, kalo di main-mainin tuh gak enak," sahut Nay.
"Bener tuh! Kita sebagai perempuan gak boleh diem aja saat tersakiti, harusnya bertindak dan membuat dia merasakan kalo jadi kita tuh gak enak!" sahut Hani menggebu-gebu.
Avior mengusap dadanya dramatisir. "Kalo beneran mah gue pasti kasian sama Revind," ujarnya. "Dia selalu perang sama batinnya, dia selalu bingung mau gimana. Meski nolong Aulia salah, dia gak mandang ke Aulia nya, tapi dia mandang latar belakang keluarga Aulia."
Nay maupun Hani tersenyum.
"Yaudah gak pa-pa, soal Aulia udah gue maafin dari jauh-jauh hari. Tapi gue ngasih Revind pelajaran karna kebohongan dia," ujar Nay.
"Heleh.. Padahal mah karna lo cinta mati banget sama dia," ujar Hani.
"Nah itu lo tau!" Nay cengar-cengir.
"Eh, tapi.." Avior menggantung ucapannya. "Lo berdua gak mikirin perasaan Farrel, apa?" tanya Avior.
"Mikirin gimananya dulu nih?" Nay balik bertanya.
"Sekarang gini.. Lo tau Farrel suka lo, 'kan?" tanya Avior, Nay mengangguk menjawab. "Lo buat permainan kaya gini, melibatkan dua hati orang yang sama-sama mencintai lo."
"Gue tau lo sukanya Revind, tapi salah kalo lo gak mikirin perasaan Farrel," ujar Avior.
"Coba ngomong dengan bahasa yang lebih ringan deh, gue gak faham," sahut Nay dan diangguki Hani.
"Lo mesra sama Farrel, pegangan tangan, pergi berdua, apa dia gak akan baper?"
Nay maupun Hani diam menyimak.
"Lo emang gak kasih harapan sama dia, tapi hati dia pasti sakit ngerasain kebahagiaan yang endingnya hanyalah menghancurkan perasaan dia," ujar Avior.
"Oke mungkin dia gak bilang ini sama lo, tapi.. Perasaan manusia itu gak ada yang tau, gue yakin dia hancur, tapi demi lo dan Revind. Dia rela ngehancurin hatinya," lanjut Avior.
"Gu..Gue merasa bersalah," ujar Nay. "Apa kita udahin aja permainan ini?"
"Gak usah!"
Semua yang ada disana menoleh ke belakang.
"Farrel?"
"Kalian gak usah fikirin perasaan gue, dari awal gue bantu Nay, gue udah mikirin konsekuensinya. Soal sakit hati atau apapun, itu udah resiko gue," ujar Farrel.
"Gue bakal berhenti suka sama Nay, dan itu gak akan bisa gue lakuin kalo Nay selalu sedih. Jadinya gue harus bantu Nay sama Revind baikan biar gue tenang buat beranjak dari perasaan gue," lanjut Farrel.
Ada tulus yang terlalu lembut, tak ada yang mengerti terbuat dari apa hati seorang Farrel Adfahri. Tapi mereka tau, cinta yang terpancar dari lelaki itu besar dan tak pernah main-main.
KAMU SEDANG MEMBACA
NAY 2
RandomMelepaskan seseorang yang kita cintai bukanlah hal yang mudah. Apalagi seseorang itu sudah menjadi tunanganmu. Menatap hanya lewat layar ponsel sambil video call sudah biasa di lakukan oleh Nay dan Revind. Pasangan serasi yang sangat romantis. Nay...