Bab 24.

8.7K 865 320
                                    

Bukannya menyesal sudah terlalu terlambat jika dia sudah sangat kecewa?

–NAY 2–

---

Makasih yang udah spam komen banyak bgt, kalian semua luar biasaa❤

Happy reading, jangan sider oke?

***

Seluruh keluarga antara Nay dan Revind sudah berkumpul di suatu ruangan. Terlihat sekali wajah kekecewaan dari Arya dan Fajar atas Revind. Belum lagi wajah jutek Syahilla karna kesal putri semata wayangnya di permainkan.

Revind hanya menunduk, tidak ada yang mengasihaninya kecuali Tari, ibunya sendiri.

“Nay belum sampe juga?” tanya Arya pada Syahilla.

Syahilla hanya menggeleng. “Gak tau, tadi sih pamitnya mau jalan sama Farrel,” sahutnya.

“Sut! Di depan calon besan kok gitu,” peringat Arya pada Syahilla.

Syahilla hanya cuek bebek, semalan ia panik karna ditelfon Nay yang tengah menangis terisak-isak hingga tidak bisa menjelaskan dirinya kenapa. Alhasil, Syahilla menelfon Hani dan baru mengerti saat gadis itu menjelaskannya.

Sudah tentu Syahilla marah besar, ia tau sangat bagaimana Nay yang selalu menolak mentah-mentah Farrel karna ia memikirkan perasaan Revind. Tapi dengan santainya? Revind malah mempermainkan bahkan membohongi putrinya.

Fajar sendiri tak enak hati dengan keluarga Arya. Ia juga sama kecewanya dengan Revind, tapi mau bagaimana lagi? Nasi sudah menjadi bubur, lebih baik bikin kuahnya pake sambel lalu dimakan.

Pintu rumah itu terbuka, menampilkan raut wajah datar Nay dengan banyaknya belanjaan di tangannya. Saat gadis itu masuk, seluruh mata langsung menoleh ke arahnya. Tak ada senyuman hangat, hanya ada wajah yang tak bersahabat.

“Ngapain pada kumpul disini?” tanya Nay dengan suara super dingin.

Syahilla menghampiri putrinya dengan senyuman lebar. “Duduk dulu sayang, kita cuma mau silaturahmi sambil kumpul biasa kok. Kan udah lama gak kumpul,” ujar Syahilla.

Nay tidak menjawab, bukannya mengikuti tuntunan Syahilla. Gadis itu malah berjalan ke arah tangga kamarnya.

“Nay! Yang sopan,” tegur Arya.

Nay memberhentikan langkahnya. “Aku udah muak,” ujarnya lalu terus melanjutkan langkah.

Tak ada yang bisa mencegah gadis itu ketika kemarahan sudah menguasainya.

“Maafkan Nay ya Fajar.. Dia memang begitu kalo sedang marah, tapi nanti balik kayak biasanya kok,” ujar Arya.

“Gak pa-pa Arya, saya mengerti kok. Lagipula disini, Revind yang salah,” jawab Fajar.

“Sebenarnya, bagaimana kejadian yang jelas Revind?” tanya Syahilla.

Tari yang berada di samping Revind ikut mengangguk. “Coba dijelaskan, biar kami semua ngerti dan bisa menjadi penengah.”

Revind menarik nafasnya panjang, ia sudah ancang-ancang ingin bercerita.

“Ceritakan yang sejujur-jujurnya, jangan ada yang kurang, jangan ada yang lebih,” peringat Fajar.

“Iya Pah,” sahut Revind.

***

Tidak ada yang Nay lakukan di dalam kamarnya selain menangis. Ia tidak tau apa yang ia tangisi, tapi ia merasa hatinya sangat hancur dan kacau.

NAY 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang