Alasanku Mencintaimu 25

94 3 0
                                    

Selesai sarapan di kantin, aku wirda dan Diana langsung pergi ke kelas, karna bel masuk sudah berbunyi. Hari ini entah kenapa aku sangat bersemangat untuk sekolah, apa aku sakit ya? Biasanya kan aku yang paling malas untuk ke sekolah. Malah untuk hari ini wirda dan Diana Lah yang tidak bersemangat untuk sekolah,kok bisa ya? Entah lah,  aku merasa ada sesuatu yang bisa membuat aku sebahagia  ini. Tapi, di balik semua itu, aku masih menyimpan ketakutan yang sangat aku khawatirkan. Ketakutan seperti apa ini?, kehilangan kak adji lagi? Aku sudah jarang mengobrol dengannya, dia selalu terlihat sibuk dengan handphone nya.

Saat sampai di kelas, terlihat anak lelaki di bagian belakang sedang sangat ribut sekali, mereka sedang meributkan apa ya aku jadi penasaran.

"itu anak laki-laki kenapa sih ribut banget" tanya wirda pada teman kelas, dan mereka hanya mengangkat bahu mereka.

"oi oi oi...  Anak cowok, pada kenapa sih lu brisik banget dah ah " ucap Diana dengan tampang premannya.

"biasa lah di, urusan cowok" ucap salman dengan santai.

"urusan cowok sih urusan cowok...  Berisik banget, memang kenapa sih? " tanya wirda kepo.

"ini nih, ada yang jadian tapi gak mau ngaku"  ucap adam menyenggol bahu kak adji.

Inikah ketakutan yang daripada kurasakan? Dari awal aku sudah curiga dengan hubungan kak adji dengan citra. Mereka berpacaran? Serius?

"apaan sih lu pada, gua kagak pacaran....." ucap kak adji (aku tau dia pasti berbohong).

"jangan gitu lu, masa pacaran teh gak dianggap parah lu dji" ucap salman, Dan reaksi kak adji hanya tersenyum.

Lengan wirda mengusap bahu ku pelan, aku tau maksudnya untuk menenangkan diriku. Tapi aku masih kuat menerima kenyataan ini, awan yang melihat ku dengan tatapan yang seperti sedih. Diana yang berada di depan ku, membalikkan tubuhnya dan memegang kedua bahu ku.

"kudu kuat.... Gak boleh lemah saat kayak gini" bisik Diana di telingaku, air mata yang hendak keluar dari mata, ku usap dengan kasar.

"gua gak percaya ah...  Eh samperin cewek nya aja yok daripada cowoknya kagak ngaku mulu, kapan kita dapet pj nya" ucap ferdy dengan semangat.

"hayu ah yu.... " jawab anak laki-laki itu serempak. Mereka sih memang tidak ada kerjaan lain selain kepo pada semua masalah orang, kalau soal yang kayak gini mereka lah yg getol. Dan mereka pun pergi ke kelas citra

"kak, pj nya dong...."  ucapku pada kak adji, ya meskipun sedikit terasa sesak di dada.

"pj apaan sih,gua teh gak pacaran ini ke" ucap kak adji

Tak lama segerombolan anak laki-laki kurang kerjaan itu datang dengan muka yg aneh. Mereka juga membawa citra ke kelas, aduh,aku bisa semakin sakit hati bila disini terus.

"nah, jujur kagak lu di, nih gua bawa citra nya sekalian biar ketauan" ucap salman. Muka kak adji terlihat tersenyum atau bisa di bilang salting, dan begitu juga. Dengan citra. Memang dasar para lelaki ini membuatku jengkel saja, lengan wirda menggenggam lenganku.

"citra...  Gua mau nanya nih, bener kan elu sama si adji pacaran? " tanya adam dengan nada yang menjijikkan.

"hmm gimana ya, kasih tau gak nih?"  ucap citra malah balik nanya pada kak adji.

"terserah kamu aja" ucap kak adji dengan santai.

"iy, iya...  Aku sama adji pacaran" ucap citra dengan pelan, seketika anak lelaki dikelas berteriak 'pj!!!' saat itu suasana kelas sangat bising.

"kenapa lu gak jujur dari awal sih dji?" Tanya awan.

"gua tuh pengen ngetest aja, kalian updated gak orangnya ahahah" ucap kak adji dengan tertawa yg lepas.

Aku harus menerima kenyataan telah kehilangan kak adji (lagi), ya mau bagaimana lagi, cintaku ini kan tak terbalas kan ya Aku harus menerima resiko nya. Kulihat kak adji tersenyum bahagia, tak terasa air mata ku malah menetes, aku menghapus air mata yg keluar dari mata ku. Aku harus bahagia, karna kak adji saat ini sedang bahagia, karna kebahagiaan orang yang kita sayang adalah kebahagiaan kita juga. Aku bukan menangis karna kak adji harus bersama citra, aku menangis karna aku tak bisa membuat kak adji sebahagia ini.

Alasanku Mencintaimu (lanjutan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang