Alasanku Mencintaimu 29

245 3 0
                                    

apa apaan sih faisal malah, mengaku ngaku kalau dia dan aku berpacaran, di depan kak adji lagi aku kan malu. Kami masih di kantin saat ini bersama kak adji dan citra di depan ku dan faisal.

"Udah lama sal? " tanya kak adji.

" baru dji, dua hari yang lalu lah" ucap faisal dengan wajah tanpa dosa nya.

"wah, masih anget dong, pj nya bisa kali ka" ucap citra mencolek lenganku.

"heheh, gak ah kalian aja pacaran gak ngasih pj " ucapku ketus.

"ahahahah impas berarti"  ucap kak adji dengan entengnya.

Aku risih dengan keadaan saat ini, aku cemburu karna di depan mataku aku melihat orang yang ku cintai bermesraan dengan kekasihnya. Mereka memang terlihat sangat cocok untuk jadi pasangan, dan di sisi lain aku gak enak dengan faisal. Setelah beberapa menit kami di kantin akhirnya kami pergi ke kelas, kak adji mengantar citra ke kelasnya terlebih dahulu, aku yakin kak adji akan lama disana. Aku dan faisal berjalan menuju kelas, faisal terlihat tenang dengan kejadian tadi aku sebal melihatnya seperti ini, seperti tidak ada dosa sama sekali. Aku yang kesal pun mencubit perutnya hingga dia kesakitan.

"awww kenapa sih cubit cubit " ucapnya.

"kenapa kenapa, tadi itu maksudnya apa? Kenapa ngaku ngaku kalau kita pacaran " protes kurasa faisal, dan dia hanya menarik nafas panjang.

"kamu ngerasa gak? " tanya nya dengan nada marah.

"ya enggak lah"  jawabku dengan mantap.

"enggak kan? Yaudah gausah marah, aku aja biasa aja kok kenapa kamu malah marah marah kalau gak ngerasa gausah marah lah"  dari nada bicara nya dan matanya terlihat faisal marah, aku hanya terdiam dan faisal pergi ke kelasnya meninggalkan ku.

"faisal... " aku berteriak memanggil namanya,dan faisal berhenti dan menengok ke belakang, kearah ku.

" apa? " tanya nya dengan malas. Aku mendekati nya dan memegang lengan nya yang besar.

"kamu marah ya?"  tanyaku.

"marah? Ngapain marah? Bukannya kamu yang marah tadi" ucap faisal dengan tenang.

"maaf... " hanya kata-kata itu baru keluar dari mulut ku. Aku menundukan kepalaku, aku tak sanggup melihat wajah faisal, memang ini salah ku, aku terlalu bodoh telah menyanyikan orang yang cinta padaku. Tak lama aku merasakan ada sebuah lengan yang mengangkat dagu ku, itu faisal dia menaikkan dagu ku agar aku bisa menatap matanya.

"gausah merasa bersalah riska, kamu gak salah kok, aku yang salah karna udah ngaku ngaku pacar kamu dan aku gak marah, memang aku siapa kamu berhak marah, kita kan cuma teman kan?" ucap faisal dengan sangat tenang.

Aku makin merasa bersalah, kata kata itu yang sering aku ucapkan untuk kak adji. Kenapa malah aku yang terkena kata-kata itu, faisal membawa ku ke kelas ku  dan setelah itu pergi ke ke kelasnya. Aku terdiam di tempat duduk ku, aku tak tau harus berbuat apa, wirda dan Diana yang mencoba untuk mengajakku bicara tetapi tak aku hiraukan. Berkali-kali dua sahabatku ini bertanya 'ka lu kenapa? Baik-baik aja kan?'  tapi ku balas dengan gelengan kepala.

Sampai jam sekolah selesai, aku masih terdiam, aku masih memikirkan faisal, apakah dia marah padaku. Aku sangat risih apabila ada masalah dengan orang lain, apalagi orang itu dekat dengan ku. Apakah aku harus menemui nya lagi dan meminta maaf?  Aku takut dia menghindar dariku.

"woy, bengong aja " aku terkejut karna kak adji tiba-tiba menepuk pundak ku dari belakang.

"hehehe, gak bengong kok, kakak belom pulang?"  tanyaku, duh senang sekali bisa berbicara dengan kak adji.

"belom gua, nungguin citra dulu " jujur memang sakit mendengar nya tapi aku berusaha tetap tenang.

"pulang bareng ya sama citra? Cie cie hahah"  ucapku.

"iya ahahahah, lu kenapa belom pulang? " tanya kak adji.

"betah aja di sekolah"  ucapku berbohong.

"oh iya ka, lu daripada diam bae di kelas kenapa sih? Ada masalah ya sama pacar lu? " tanya kak adji serius.

" hah? Enggak kok " jawabku gugup.

Tak lama aku dan kak adji mengobrol, citra pun datang ke kelas, aku sempat panik karna takut citra cemburu. Buru-buru aku langsung menjauh dari kak adji, dan kak adji terlihat bingung. Citra yang melihat pun terlihat bingung.

"maaf cit, gua sama kak adji cuman ngobrol doang kok gak ngapa ngapain, serius deh" ucapku dengan ketakutan, citra dan kak adji malah tertawa.

"lah kok malah ketawa sih, aku serius ini " ucapku kesal.

" ya ampun riska.., kak takut banget sih, aku gak cemburu kok kamu sama adji kan ade kakak, ya walaupun hanya ade kakak an, ya mana kingpin aku cemburu aku udah nganggep kamu kayak ade aku malah" ucapan citra itu membuat ku sedikit lega dan merasa aneh.

"lagian lu kan udah ada si faisal" ucap kak adji.

"heh, udah yuk ah kita pulang, gua duluan ya ka" ucap citra dan langsung menarik lengan kak adji dan keluar.

Jujur aku ingin seperti itu, ingin sedekat itu dengan kak adji, ingin bisa menyentuh kak adji. Tapi itu hanya sekedar angan dan impian yang harus aku kubur dalam dalam. Karna hal itu sampai kapan pun tidak akan terjadi.

Hai hai....  Maaf ya rada gaje maklum lagi banyak banget pikiran nnya jangan lupa kasih vote sama koment nya ya...

Alasanku Mencintaimu (lanjutan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang