Alasanku Mencintaimu 27

165 1 0
                                    

Hari ini aku gak masuk sekolah karna sedang tidak enak badan, bukannya tidak enak badan sih, aku semalam tidak makan dan minum sama sekali ditambah lagi aku tidak tidur. Semalam.  Aku menangis sepanjang malam,apakah aku se'alay' ituakah? Atau aku yang terlalu cinta pada kak adji. Entahlah, dia mau bersama siapapun,aku akan tetap bahagia selama dia juga bahagia. Dan jika di tak bahagia, Aku akan mencoba untuk membuat nya bahagia, ya walaupun itu bukan berarti dia harus bersama ku.

Bosan, bosan sekali hanya berdiam diri di rumah berbaring di tempat tidur. Aku lebih memilih perginya sekolah daripada hanya berbaring disini. Ya meskipun di sekolah aku akan selalu melihat kak adji dan citra selalu bersama. Aduh, kenapa ya aku Ini tidak bisa sedikit saja untuk melupakan kak adji, perasaan setiap kali aku pasti memikirkannya. Mungkin kalau Orang lain berpikiran aneh atau alay, tapi ini halnya selalu kulakukan, ya, memikirkan kak adji. Tiba-tiba handphone ku berbunyi, dan nama wirda Lah yang terpampang di layar.

"hallo.... " ucapku dengan suara serak.

"elu alay banget tau gak, cuman gara-gara gitu aja ampe gak masuk sekolah lagi lu"  jelas sekali itu bukan suara wirda, melainkan suara Diana yang cerewet nya minta tolong.

"aku gak sakit gara-gara itu di, mungkin aku kecapean dan jadi sakit deh" elak ku.

"gws ya ka,  semoga lekas sembuh dan bisa sekolah lagi, dan sakitnya jangan lama-lama ya" nah, itu baru suaranya wirda.

"alah lu alesan aja, awas aja lu kalo besok gak masuk, gua datengin rumahlu. Dan gua abisin makanya disana" aku harus menjauhkan handphone ku dari telinga karna jika tidak, aku akan tuli dalam seketika.

"iya makasih ya wir, aku pasti masuk kok besok" ucapku untuk wirda.

"selow di, aku bakal masuk besok janji" ucapku untuk si cerewet Diana.

"oke deh kalau gitu bye riska.. " ucap Diana dan wirda bersamaan.

Aku meletakkan handphone ku di sebelah bantal tidur, dan sepertinya aku mengantuk dan akhirnya aku pun tertidur. Dan sampai akhirnya suara daffa membangunkan ku dari tidur lelaki.

"Kak, bangun kak...  Bangun..."  teriak daffa sambil menepuk lenganku.

"ada apa sih daf? Gak tau orang baru tidur apa?"

"baru tidur? Ini tuh udah sore kakak ku sayang..,eh di depan ada tamu tuh" ucap daffa mengarah ke jendela.

"tamu? Siapa? Laki-laki atau perempuan? "tanyaku penasaran.

" laki-laki" ucap daffa.

"hah!!!" Sontag aku langsung bangkit dari tempat tidur ku dan keluar kamar, mungkinkah itu kak adji?.

Aku menuruni tangga sambil merapikan wajahku yang agak kusut,kenapa aku sebagai ini ya padahal kan aku seperti i ini gara-gara dia (kak adji). Saat aku buka pintu rumahku betapa terkejutnya aku, bukan kak adji yang Datang menjenguk ku tetapi lelaki tampan berkulit putihndan selalu memakai peci di kepalanya.

"assalamu'alaikum ka" ucapnya dengan lembut.

"wa waalaikumusalam sal, masuk dulu sal" ucapku sambil menuturkan masuk ke rumah, dan dia hanya tersenyum, Kami pun duduk di ruang tamu.

"ma mau minum apa sal? " ucapku hendak pergi ke dapur untuk menyiapkan makanan untuk faisal.

"eh, gausah gausah ka, aku gak aus kok kamu duduk aja temenin aku ngobrol" ucap faisal.

"kamu kok tau aku sakit sal?"tanya ku setelah aku dan faisal berdiam diri.

"aku tau dari wirda dan Diana, tapi aku gak dikasih tau mereka sih tadi pas istirahat pertama itu wirda dan Diana di taman belakang, dan mereka nelpon kamu kan?, mereka itu gak sadar kalau aku juga lagi ada di situ, abisnya mereka ngomongnya kenceng banget sampe kedengeran"  jelas faisal dan aku hanya bisa mengangguk sok mengerti.

"kamu sakit apa ka?"tanya faisal.

"aku?  Hmm cuman kecapean aja sal hehe" bohongku.

"hhhmmm yakin? Ada yang mau kamu ceritain gak? " tanya faisal dengan gaya alis diangkat satu, aaaaa dia tambah tampan kalau bergaya seperti itu.

"serius sal gapapa"  ucapku.

"serius? Yaudah, eh iya ka,  tadi si adji neraktir anak cowok di kelas kamu, katanya sih pj" ucapan faisal itu membuat aku menjadi lesu lagi, aku menundukan kepalaku berusaha untuk sedikit relax.

"tuh kan murung, aku tau kamu sakit bukan gara-gara kecapean atuh sebagainya kamu sakit gara-gara si adji pacaran sama citra kan? " ucap faisal.

"enggak kok sal, serius deh aku memang suka sama kak adji,  kalau dia udah bahagia sama seseorang yang dia cinta aku juga turut bahagia kok" ucapku.

"mulutmu memang bisa berbohong riska tapi ini gak bisa di bilang bohong" ucap faisal sambil mengusap air mata di pipiku.

"aku gak tau harus gimana lagi sal, aku cuman bisa nangis di keadaan ini, aku gak bisa untuk nenangin diri aku sendiri Aku terlalu terpuruk disini sal" airmata ku gak bisa di bandung lagi akhirnya aku menangis dihadapan faisal.

Faisal mendekati ku dan memegang tanganku, kulihat matanya, mata yang selalu memancarkan tatapan hangat pada diriku. "kamu gak boleh jadi selama ini ka, Aku yakin kamu bisa melewati ini, dan kamu juga harus yakin akan itu ka, percaya deh".

"makasih sal, kamu memang selalu ada buat aku, kamu memang Orang yang peduli sama aku, aku gak tau harus membalas apa sal" ucapku.

"hmmm...  Mungkin dengan membalas cinta aku?" faisal menatapku dengan tatapan itu lagi, tatapan yang sangat aku sukai.

"kamu mah, kan, gombal lagi" ucapku.

"hehehe, tapi aku kali ini gak lagi nge gombal loh ka" aduh faisal malah bikin aku salting.

"aku belum bisa jawab sekarang sal, maaf" ucapku dengan rasa bersalah.

"iya gapapa aku ngerti kok, kan sesuai janji aku aku bakal nungguin kamu sampai hati kamu siap untuk menerima aku" ucap faisal dengan mantap.

"hehehe, makasih ya sal" ucapku.

Aku gak tau perasaan apa ini, di satu sisi aku sedang sedih karna orang yang  selama ini aku cintai telah memiliki kekasih yang dia cintai.  Di satu sisi lainnya aku merasa senang karna ada orang yang mencintai ku dan selalu ada di sisiku. Aku bingung harus memilih yang  mana, apakah Aku harus mempertahankan cintaku pada kak adji? Atau aku harus membuka hati untuk faisal

Alasanku Mencintaimu (lanjutan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang