-First-

185 87 23
                                    

"WHOAAAA...." Teriak seluruh murid yang berada di sepanjang gerbang sekolah, mata mereka kompak menatap kearah seorang perempuan!

Perempuan itu perlahan berjalan di tengah keramaian orang-orang yang menatapnya.

Telinganya dipasang headset, matanya fokus melihat kearah handphone yang sedang ia mainkan, seakan dia tidak peduli dengan pandangan orang-orang disekelilingnya. Barang-barang yang ia kenakan, semuanya barang-barang beranded, dengan harga yang diluar jangkauan para orang misquin.

Perkenalkan bintang utama novel ini, Agatha Garcia Anastasia, seorang wanita yang sedari dilahirkan sudah berwujud bidadari. Cantik? em...jangan di tanya lagi, cantiknya sangat amat luar biasa. Visualnya mampu menggetarkan seluruh orang yang menatapnya.

Agatha, anak yang lahir dari keluarga konglomerat paling ternama, yaitu keluarga Anastasia. Dia datang ke sekolah yang setengah sahamnya sudah dibeli oleh keluarganya.

Agatha lahir di Bandung, tapi karena pekerjaan orang tuanya yang mengharuskan dia untuk pindah ke Jakarta.

Sekarang adalah hari baru Agatha di rumahnya sekaligus di sekolah barunya.

***

*sebelum sekolah

Di ruang tamu, terlihat seorang wanita paruh baya sedang membaca berbagai penghargaan yang bertuliskan untuk Agatha. Dia tersenyum kecut, dari matanya tersirat ketidaksukaan.

"HAHAHA..."

"..AGATHAAAA" Teriak wanita itu tidak jelas.

Cklek (suara pintu terbuka)

Beberapa detik kemudian muncul Agatha dari balik pintu, wajahnya menampakkan kelelahan yang luar biasa, matanya sayu, bibirnya kering, seperti orang yang sedang melalui ujian yang sangat berat.

Tapi pertanyaannya apa yang sedang dialami Agatha hingga seperti itu, karena tidak wajar, bila seorang yang punya keluarga kaya sepertinya mengalami hal seperti kelaparan atau hal lainnya bukan? Sebenarnya apa yang dialami Agatha?

Saat Agatha melihat ibunya, dia langsung tegang wajahnya yang putih bertambah putih, menjadi pucat.

Beberapa saat ketegangan menyergap Agatha.

"Nona Agatha sudah sampai?" Tanya seorang pelayan bernama Suti yang tiba-tiba datang, menghentikan ketegangan.

"Kamar anda ada disini, ayo ikuti saya." Lanjutnya.

Agatha langsung menundukkan kepalanya kepada ibunya, tersenyum kosong, lalu mengikuti pelayan itu.

"Agatha, sekarang kamu sekolah di Internasional school." Kata Brissila dengan tegas. Mata yang awalnya melihat kearah kertas di tangannya, kini terfokus pada anak tirinya.

Sebelum menuju kamar, Agatha terdiam karena perkataan ibunya, ia membalikkan tubuhnya kehadapan wanita itu.

Agatha yang baru sampai di rumah setelah perjalanan yang cukup lama, tidak bisa berkata apa-apa, dia hanya mengangguk lemas, mengiyakan ucapan sang ibu.

"Hati-hati dengan tingkahmu!" Brissila memperingatkan, dia memang hanya duduk dari tadi tapi matanya menusuk tajam kearah Agatha. Seakan sulit untuk menyembunyikan kekesalannya pada Agatha.

"em.., baik." Jawab Agatha lemas, lalu kembali mengikuti pelayannya.

"Dan satu lagi jangan pernah ganggu anakku Grisly. Atau kamu akan tau akibatnya." Ucap Brissila dengan nada menekan.

"Ya."

Setelah sampai menuju tujuan, yaitu kamar Agatha, pelayan yang tadi mengantarkan, berbisik kepada Agatha untuk hati-hati terhadap ibunya sebelum akhirnya pergi.

AgathaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang