Keila tiba-tiba berbalik kearah Agatha dan yang lainnya, hingga membuat mereka kaget. Wajah Keila sangat kusut, matanya hitam bekas eyeliner yang luntur karena tangisannya. Rambutnya benar-benar kacau. Tapi yang paling aneh adalah bekas luka merah sekaligus memar yang ada pada pipi Keila.
"Luka!? Kamu baik-baik aja?" Agatha khawatir pada perempuan tersebut. Hingga menjatuhkan tubuhnya untuk lebih dekat dengan Keila.
"Gue gapapa." Keila menggeleng menandakan dirinya baik-baik saja, sekaligus tersenyum aneh. Tapi matanya tak bisa membohongi, dia melihat kearah lain -tak melihat lawan bicaranya.
"Sungguh?" Dengan mata yang belum berkedip sejak tadi, Agatha berusaha memerhatikan Keila. Tapi pertanyaan Agatha kali ini tak dijawab.
Wanita yang sedang khawatir itu mengaitkan rambut yang menghalangi pandangannya pada telinga, kemudian berjongkok, karena lantai yang dia duduki sangat dingin. "Hhah.., aku bisa keluarin kamu dari sini. Asal kamu bicara yang sebenarnya. Jadi apakah kamu di suruh seseorang? Atau.., hanya sedang berakting?" Agatha memulai pertanyaannya.
"So tau banget sih hhaha. Udah sana, nikmati hidup lo yang enak itu. Gak usah lusuh-lusuh datang ketempat kayak gini." Jawab Keila ketus.
"Oke sekali lagi. Apa kamu di suruh orang lain? Apa orang itu ngancem kamu?"
"Apaan sih! This is not drama. Gue pelakunya, udah terima aja. Gue mengakui semuanya, gue yang ngunci lo. Dan maaf karena gue pernah ngelakuin hal yang jahat ke elo." Jawab Keila setengah membentak.
"Meskipun kamu ngomong gitu, ini adalah kasus yang menyangkut nama aku. Mau gak mau aku harus membereskannya. Gak mungkin aku salah menjadikan tersangka dan merugikannya. Bukankah seorang Keila yang aku temui di hari pertama juga seperti itu?"
Keila terdiam beberapa saat. Terlihat jelas kesedihan diwajahnya.
"Please pergi sana! Gue gak mau bantuan lo. Gue adalah tersangka. Bukannya itu udah cukup ya, buat orang-orang kaya kayak kalian?."
"Apa.., ada seseorang yang menyuruhmu?" Agatha berulang kali bertanya hal yang sama meski Keila berulang kali juga menghindari pertanyaan tersebut.
"Udah gue bilang gue, BAIK-BAIK AJA!" Lagi-lagi dengan nada setengah membentak, Keila menunjukkan wajah datar.
Jujur Agatha ingin sekali menanyakan hal-hal yang ada di kepalanya sekarang ini, tapi dengan melihat keadaan Keila sekarang, rasanya satu pertanyaan saja sudah berarti.
"Aku harap kamu jujur. Karena dengan itu saja, aku akan menyelamatkanmu.""AAAAAAAAAAHHH." Keila tiba-tiba berteriak sambil mengacak-acak rambutnya. Membuat khawatir orang yang melihatnya.
"Ada apa?" Tanya polisi penjaga sel, saat mendengar teriakan keras dari Keila.
"Gak ada apa-apa kok pak. Ini cuman shock biasa." Ucap Charles kepada penjaga itu.
"Hhahh..," Dengan sorot mata tajam, Agatha akan bertanya kembali pada Keila. Tapi ia dihentikan oleh sebuah tangan hangat yang menyentuh punggungnya.
"Agatha. Kayaknya kita pergi dulu deh dari sini." Ucap Daniel, setelah melihat kondisi Keila.
Melihat Daniel yang sedang memerhatikan orang lain saat bicara dengannya, Agatha kemudian mengarahkan pandangannya ke arah yang sama dengan Daniel.
"Em.., baiklah."
Sebelum dihentikan oleh Daniel pun Agatha memang sudah mengerti situasi yang dialami Keila. Meskipun ia bertanya berkali-kali pun, wanita itu pasti akan menjawab sama. Dan sepertinya bila Agatha bertanya lagi, Keila akan benar-benar gila dibuatnya. Mungkin karena rasa khawatir Agatha jadi tak mendengarkan pikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Agatha
RomanceKalian pasti berpikir bahwa memiliki kekayaan, kekuasaan, kecantikan, adalah hal yang sempurna bukan? Ya, sempurna kata yang tepat untuk menggambarkan sosok perempuan bernama Agatha. Agatha memiliki semua itu, apapun yang dia mau selalu bisa dia d...