-Keputusan-

131 77 19
                                    

Saat Agatha membuka pintu, tiba-tiba tong sampah berisi sobekan kertas, meluncur dari atas pintu ke arah Agatha yang sedang membuka pintu menuju kelas, alhasil tong sampah menutupi muka Agatha.

"AAAAAAAAAAAA" Jerit Agatha.

Seketika semua orang yang berada di dalam kelas tertawa terbahak-bahak.

Agatha melihat semua orang yang tertawa dari balik tong sampah transparan. Saat ini pikirannya tak menentu, ketakutan tiba-tiba mendatangi Agatha.

Perlahan seorang perempuan mendekati Agatha, perempuan itu memakai make-up tebal, rambut panjang keriting, dan sepatu high heels seperti guru.

"Em, lo kan yang namanya Agatha, si cewek bidada-,"

"oh sh*t, bukan bidadari tapi si cewek ganjen!" Maki seorang wanita bernama Keila kepada Agatha.

Tiba-tiba Keila memukul tong sampah yang berada di kepala Agatha, hingga membuatnya lunglai.

Agatha berusaha kembali tegap. Ia sekarang mengerti bahwa wanita dihadapannya itu yang menjahilinya. Bisa dibilang hal seperti ini sudah menjadi makanan sehari-harinya. Malahan sewaktu Ia masih SMP hal-hal seperti sekarang sudah didapatnya berkali-kali dan lebih parah dari ini. Ia pun sudah mempunyai mental kuat untuk menghadapi wanita-wanita yang iri padanya.

Perlahan Agatha menurunkan tong sampah dari mukanya, menatap tajam Keila, seringai di bibir Agatha muncul, membuat Keila bergidik ketakutan.

"Hahaha cuman segini aja?. Aku memang sudah menjadi primadona sekolah dari dulu dan seperti kamu ketahui, aku adalah anak yang bisa mengeluarkan kamu dari sekolah ini!" Senyum Agatha mengembang, saat ini ia tak takut lagi dengan wanita dihadapannya.

"Oh? Atau kamu gak tau, aku ini siapa?" Agatha seperti singa yang akan melahap mangsanya.

"E-emangnya l-lo si-siapa?" Tanya Keila terbata, mulai ketakutan.

Sekarang Keila seperti kelinci kecil yang sudah siap dimakan oleh singa di hadapannya.

"Ish, aku Agatha Garcia Anastasia, pemilik 50% saham di sekolah ini.., secara tidak langsung aku pemilik terbanyak sekolah ini." Jawab Agatha dengan suara lantang. Setelah banyak kejadian di masa lalu yang menimpanya. Jiwa-jiwa sombongnya kini telah aktif.

Dalam sekejap, kelas menjadi sepi, tak ada satupun tawa seperti tadi, yang terdengar hanya ada suara hembusan angin kencang menggerakkan jendela.

"Jadi.., menurut kamu.."

"..apa kamu mau dikeluarkan? Atau minta maaf?" Tanya Agatha dengan kepercayaan dirinya.

Keila hanya diam tak bersuara, pipinya memerah, rasa malunya kian bertambah saat para murid mulai membicarakannya. Ketakutan yang besar pada Keila pun memuncak.

"Ma-maaf..." Suaranya mengecil.

"Oh iya, aku kan gak boleh terlihat menonjol aduhh, gagal." Batin Agatha

"Hhaaahh...."

"Udahlah, aku gak mau memperpanjang ini lagi."

"Sampai nanti."

Agatha menepuk bahu Keila, supaya dia tersadar dari pikirannya. Setelah itu ia berjalan kearah bangku kosong di bagian paling depan.

***

*POV Daniel

"DANIEL WOY!"

"CEPET SIAP-SIAP UDAH JAM SEGINI MASIH DI KAMAR!!"

Gilang berusaha membangunkan temannya dari tidur yang lelap.

TOK-TOK-TOK

"DANIEL!!!"

AgathaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang