Present Perfect

Junnie, Momma wit Poppa

Minhee mengusap hidung si kecil pelan ketika melihat bayi lucunya kembali tertidur dengan Yunseong yang tertidur di sebelah kanan nya dan Minhee yang tertidur di sebelah kiri.

Hari ini untuk pertama kalinya keduanya kembali tidur satu ranjang dengan Hyeongjun yang berada di tengah-tengah keduanya.

Canggung.

Adalah satu kata yang tepat untuk menggambarkan keduanya saat ini.

Minhee memainkan tangan gempal si kecil dengan senyum di bibirnya.

Dia jadi mengingat bagaimana ketika pertama kali tangan kecil ini menggengam tangan nya.

"Hyung"

"Hm?"

"Mau mencoba memegang tangan nya?" tanya Minhee

"Memegang tangan Junnie?"

Minhee tersenyum dan mengangguk "ada sesuatu yang tidak bisa di gambarkan ketika aku memegang tangan nya. Aku tidak akan memberitau padamu, kau bisa merasakan nya langsung" ucap Minhee mengubah posisi nya menjadi tengkurap dan melihat ke arah Yunseong yang sudah tersenyum

"Ini" ucap Minhee memberikan tangan si kecil pada laki-laki di depannya.

Yunseong tersenyum kecil dan memegang tangan Hyeongjun.

Awalnya dia hanya merasa biasa saja tapi semuanya berubah ketika dua jari nya di genggam tanpa sadar oleh si kecil yang sedang merubah posisi tidurnya menjadi menghadap ke arahnya.

Yunseong terdiam di tempatnya.

Saat ini yang dia rasakan adalah jantungnya tiba-tiba merasa berdetak seperti ketika dia merasa jatuh cinta untuk pertama kali pada Minhee.

Dia merasa tenang.

Dia merasa senang.

Dia merasa bahwa si kecil adalah sosok rapuh yang meminta perlindungan padanya.

Dia merasa bahwa waktu terhenti dan dunia nya hanya berpusat pada anak lucu di depannya.

Yunseong jatuh cinta tanpa alasan pada bayi di depan nya.

Dan Yunseong merasa dia memiliki tanggung jawab yang penuh untuk melindungi anak di depannya.

Sedangkan Minhee tersenyum setelah dia mengecup pelipis si kecil.

Matanya melihat ke arah Yunseong yang tengah mengecup lembut tangan Hyeongjun dengan mata laki-laki itu yang memerah.

Persis seperti dirinya dulu ketika untuk pertama kalinya menggengam tangan si kecil saat anak itu membuka matanya untuk melihat dunia.

"Bagaimana? kau merasakan nya?" tanya Minhee

Yunseong tersenyum.

"Aku juga merasakan hal yang sama padanya dulu, mencintainya tanpa alasan dan dia menjadi duniaku saat itu juga" ucap Minhee

Minhee benar.

Sepertinya selama ini Yunseong sudah sangat bodoh karena baru bertemu dengan si kecil.

Yunseong mengusap kepala Minhee menggunakan sebelah tangan nya dan tersenyum lembut setelahnya.

"Terimakasih karena sudah melahirkan nya" ucap Yunseong

Membuat Minhee terdiam seketika ketika mendengar penuturan laki-laki di depannya.

Sungguh.

Itu adalah kata yang selama ini Minhee impikan untuk ia dengan dari Yunseong.

Dia ingin sekali Yunseong mengatakan hal itu ketika dia melahirkan dulu.

Minhee tersenyum lebar saat merasakan Yunseong menghapus air matanya yang keluar begitu saja.