Chapter 3

31 9 7
                                    

~Nyatanya haters merupakan supporter terbaik~

- T h e Z e r o -

.....✍

      Jika saja guru mata pelajaran tidak menyuruhnya untuk belajar bersama Gura, sang anak Olimpiade, maka Rindu tidak akan mau berurusan dengan cowok menyebalkan itu. Dibangku pojok sana terdapat Gura bersama temannya. Buru-buru Rindu melangkah kearah mereka.

"Hai?" sapa Rindu seramah mungkin.

"Duduk."

Gura melipat tangganya diatas meja, lalu berkata, "Lo mantannya--"

"Iya." Sela Rindu cepat.

"Ekhem ... lo bisa temui gue setiap jam istirahat dikantin atau perpustakaan, nanti gue kabarin." Ucap Gura memperjelas pertemuannya yang dibalas anggukan oleh Rindu.

Mereka kembali terdiam. Ogi terus menatap wajah Rindu. Entah mengapa cowok itu merasa tak asing dengan gadis dihadapannya kini. Ia terus berpikir, hingga detik berikutnya ia memukul meja cukup keras.

"Lo yang tadi jahilin Pak Dadi, kan?" tanya Ogi sembari menunjuk kearah Rindu yang duduk dihadapannya.

"Hah?"

"Lo, kan?!" tanya Ogi sekali lagi.

"I-ya," jawab Rindu.

"Wah ... dasar lo ya, cewek gila!"

Rindu hanya terdiam. Gadis itu menengok kekanan dan kekiri. Semua orang yang berada dikantin kini menatapnya. Sedangkan Gura yang tidak mengerti apapun hanya dapat terdiam, meskipun ia merasa penasaran.

"Nggak ada ahklak!" kata Ogi sarkatis.

"Nggak war---" belum sempat cowok itu menyelesaikan perkataannya, Rindu lebih dulu menyelanya.

"WOY OGI PMS NIH, BUTUH PEMBALUT BERSAYAP!" teriak Rindu, lalu setelahnya berlari meninggalkan kantin yang sudah ramai akan gelak tawa.

Wajah Ogi sudah memerah menahan malu. Semua orang tertawa mendengar teriakan Rindu yang terdengar konyol, begitu pula dengan Gura. Sedangkan Rindu menampilkan senyum kemenangan disela-sela larinya.

"Dasar cewek gila!" gumam Ogi yang dapat didengar oleh Gura.

***

Kali ini Rindu menikmati sebungkus kacang sembari menyaksikan teman-temannya yang mengadakan konser dadakan. Berhubung guru mata pelajaran berhalangan, jadilah mereka semua bersantai-santai ria.

Karena merasa perutnya tidak nyaman, Rindu memilih untuk ketoilet. Koridor tampak sepi karena sekarang jam pelajaran sedang berlangsung, tetapi tidak dengan lapangan yang ramai akan siswa siswi yang sedang berolahraga.

Brukk!

Rindu jatuh tersungkar ke lantai. Sekarang orang-orang yang berada di lapangan meliriknya. Gadis itu bangkit meskipun bokongnya terasa sakit karena mencium lantai dengan keras. Sedangkan orang yang menjadi alasan Rindu terjatuh hanya tertawa.

"Maksud lo apa?!" tanya Rindu, lalu mendorong cewek itu.

"Apaan sih!" balas Gia sembari merapikan rambutnya yang sedikit berantakan.

Rindu yang geram dengan Gia langsung saja maju dan menarik rambut cewek itu sampai sang empunya menjerit kesakitan. Gia tidak mau kalah, gadis itu menjambak rambut Rindu. Dan baku jambak di antara merekapun tak terelakkan. Semua murid yang ada di lapangan berlarian kekoridor untuk menyaksikan perkelahian antara Rindu dan Gia.

"Woy udah!" ucap seorang cowok yang bernama Jeje, pacar Gia. Rindu terus saja meronta agar tangannya yang di pegang oleh cowok itu dapat terlepas.

"Lepasin!" kata Rindu sembari meronta.

Akhirnya Rindu berhasil melepaskan tangannya dari cengkraman Jeje. Buru-buru gadis itu menarik kembali rambut Gia yang sudah jauh dari kata rapih. Jika saja cewek itu tidak mencari masalah dengannya, maka hal ini tidak akan terjadi. Tangan Rindu kembali di tahan dan itu membuatnya geram.

"GUE BILANG LEPAS--" ucap Rindu terpotong.

"Apa? Baru aja kamu ngasih surat dari BK, sekarang mau ngasih lagi? Iya?" balas Dirga masih dengan menahan tangan Rindu. Baru saja ia memenuhi surat panggilan dari sekolah, sekarang anak perempuannya itu kembali berulah.

"Ehh Papa," ucap Rindu dengan cengirannya.

Rindu gelalapan. Ia hanya mampu menampilkan cengiran khasnya pada Dirga. Tamatlah riwayatnya. Dapat ia lihat mimik wajah tidak bersahabat milik sang ayah.

Semua orang hanya menonton saja. Beberapa dari mereka berusaha menahan tawa, sebab ekspresi Rindu begitu lucu. Sedangkan Rindu hanya dapat mencaci maki mereka semua dalam hati.

"Sekarang kamu kekelas!" ucap Dirga.

"Dahh ..." kata Rindu sembari melambaikan tangannya kearah Dirga. Setelahnya gadis itu berlari secepat kilat. Disela-sela larinya Rindu berbalik sembari memberikan kiss bye untuk sang ayah.

𐂂𐂂

Holla Amigo!

Nggak dapat feelnya:v

Lanjut?

ptripnta09_

See u next chapter migo♥

The Zero Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang