xiii. jarak

19 7 0
                                    

"Jangan jauh-jauh. Gue semakin rindu."

***

Jihan meletakkan jaketnya dan seragam putih milik Darren di atas meja. Ia sengaja datang pagi-pagi sekali agar ia tidak bertemu dengan Darren.

Setelah urusannya selesai. Jihan berjalan ke meja Ara. Hari ini teman sebangku Ara tidak masuk. Itu kata Ara saat Jihan menanyakannya semalam. Hari ini pula hari terakhir HUT sekolah diadakan dan malam nanti adalah puncak kemeriahan pesta HUT SMAN Blue sky.

"Eh, Jihan. Ngapain duduk di sini?" tanya Ara sambil meletakkan tas di atas meja.

"Gue duduk dulu ya sama lo. Sampai teman lo balik sekolah lagi," pinta Jihan.

"Okelah. Tapi, lo gak ada lagi masalah'kan sama Darren."

"Nggak ada, kok. Ya, kayak biasanya. Gue lagi kesal sama Darren."

Bohong, apa yang dikatakan Jihan adalah kebohongan. Sebenarnya Jihan ingin menghindari Darren. Ia takut jika ia berdekatan dengan Darren maka rasa cinta yang ia buang jauh-jauh semakin lama semakin bertambah.

"Oh, gitu. By the way. Nanti malam lo pakai baju apa?"

"Baju?" Jihan mengernyit. "Baju apaan?"

Ara menepuk jidatnya sendiri. "Oh, astaga! Han, nanti malam itu puncaknya HUT sekolah. Lo gak tahu?"

Jihan menggeleng. "Aduh, kudet. Pokoknya gue gak mau tahu. Nanti malam lo harus dandan yang cantik, terus jangan lupa pakai topeng."

"Topeng? Buat apaan?"

"Gini aja, deh. Nanti pulsek lo bareng gue. Gue beliin topeng yang bagus dan cakep. Malam nanti ceritanya kita itu ngadain pesta topeng. Dan yang paling cantik bakalan dapat penghargaan siswi terfavorit di SMA."

Jihan mengangguk paham. Cewek itu mulai tertarik. "Jam berapa acaranya mulai?"

"Jam tujuh malam. Nanti juga bakalan diumumin, terus pulang pagi, deh."

"Kok, lo bisa tahu semuanya?"

"Tahu dong, gue kan termasuk list cewek yang suka gosip."

"Idih."

Baru saja Jihan mengeluarkan buku, Darren datang melewati meja Jihan. Beberapa detik mereka saling tatap. Tapi, Jihan memutuskannya dan Darren melanjutkan langkahnya menuju meja paling belakang.

Darren tersenyum melihat jaket dan seragam putihnya yang sudah tertata rapi. Bau stroberi yang sama persis dengan bau tubuh Jihan langsung masuk ke indra penciumannya.

Mungkin nanti Darren tidak akan mencucinya atau tidak memakainya. Agar bau parfum Jihan tidak hilang.

Rika yang baru datang ke kelas langsung menghampiri Darren. Dengan senyuman manisnya, Rika langsung duduk di kursi sebelah Darren.

"Ren, nanti malam kita berangkat bareng, ya?" tawar Rika.

Jihan bisa mendengar itu. Cewek itu menengok ke belakang. Ia merasa tak suka melihat Darren yang dekat dengan Rika.

Darren yang mengetahui itu berdeham. Lalu, berkata, "Oke, gue jemput ya nanti malam." Dengan suara yang sengaja ia keraskan.

"Serius? Oke deh, aku tunggu ya."

Jihan meremas pensil kuat-kuat. Menahan emosi yang sebentar lagi akan keluar.

Katanya cinta, tapi mau di ajak bareng sama Rika! Dasar cowok playboy!

Jihan menarik napas dalam, sesekali cewek itu membalas ucapan Ara yang tengah bercerita tentang pacarnya.

Rika melihat Jihan yang sibuk dengan buku. Cewek itu tersenyum sinis. Kali ini ia yang menang.

"Ren, kata Bu Dewi. Kalau Jihan gak mau ikutan lomba gak apa-apa. Aku siap gantiinnya," kata Rika yang menekankan nama Jihan.

Kemarin Rika sudah membicarakan hal ini pada Bu Dewi. Tentu saja Rika berbohong kalau Jihan tidak mau mengambil perlombaan ini dan Rika siap menggantikannya.

Darren menyeringai. Ini kesempatan memancing Jihan.

"Oh, bagus, dong. Gue sih mau aja kalau sama lo."

Cukup sudah! Jihan sudah tak tahan menahan gejolak amarahnya. Cewek itu menutup buku, berjalan menuju ke kursi di mana Rika dan Darren duduk.

Brak!

Jihan membanting buku tepat di depan Rika.

"Tuh, gue undurin diri. Semoga kalian menang dan jauh-jauh dari gue."

Ketika Jihan berbalik, suara Darren berhasil membuat ia ingin menarik kata-katanya.

"Lo kalah, Han. Kita belum mulai tapi lo udah minta buat undrin diri. Dan sekarang lo lagi cemburu."

Darren berdiri dari tempatnya. Memasukkan tangannya ke dalam saku celana. Memandang Jihan dengan wajah datarnya.

Jihan kembali mengambil buku itu.
"Gue gak kalah. Gue buktiin kalau gue bisa."

Ara dan beberapa temannya yang melihat adegan ini merasa kebingungan. Beberapa hari yang lalu akur, sekarang kembali lagi seperti kucing dan tikus.

Sedangkan Rika hanya menggeram kesal. Seharusnya ia yang ada di posisi Jihan. Tapi detik selanjutnya Rika tersenyum. Kalau Jihan menang, maka Darren akan menjauhi Jihan dan ini adalah kesempatannya.

***

"Ih! Kesel! Pokoknya gue harus menangin lomba ini. Gue gak mau tahu!"

Duk!

"Aduh! Kurang ajar. Mripate ora inget-inget opo piye!"

Keluar'lah kata-kata dari daerahnya ia berasal. Jihan mengusap kepalanya yang terasa pening.

"Eh, sorry, Han. Gue gak sengaja lagi."

Jihan mendengus.
"Makane to alon-alon nek dolanan."

"Hah?"

Reihan tidak mengerti apa yang dikatakan Jihan. Apa karena lemparan bola membuat otak Jihan menjadi geser?

"Ish, kalau main tuh pelan-pelan gak usah ngegas." Jihan membentak Reihan. Kemudian menginjak kaki Reihan dengan sengaja.

Bukannya merasa kesakitan, Reihan malah tertawa keras.

"Ya ampun, lo lucu banget. Tadi bahasa apaan, tuh?" tanya Reihan.

"Bahasa alien. Udah, ah. Gue mau ke perpus."

"Eh, tunggu. Gue mau ikut." Reihan menarik pergelangan tangan Jihan.

"Lo mau ikut?" Jihan menatap Reihan dari atas hingga bawah berulang kali. "Lo bau! Jauh-jauh sana!" Jihan mengapit hidungnya dengan jari telunjuk dan jari tengahnya.

"Susul aja kalau mau," teriak Jihan tanpa berbalik.

Reihan tersenyum. Cowok itu berbalik hendak menganti pakaiannya. Namun, baru satu langkah ia dikejutkan dengan sosok Darren.

"Gue peringatin. Jangan deket-deket Jihan," ucap Darren.

"Deket gimana maksud lo? Orang dianya aja yang deket sama gue," balas Reihan.

"Apa lo kurang puas ngambil keluarga gue? Harta gue? Belum puas, hah?!"

Reihan menyeringai. "Gue belum puas. Asal lo tahu ya. Gue lebih suka lihat lo menderita. Pelan-pelan tapi menyakitkan."

Setelah mengatakan itu Reihan pergi meninggalkan Darren yang mematung di tempat.

Cowok itu berpikir keras, bagaimana caranya agar Jihan baik-baik saja bersama cowok itu.

***

Lala yeye.

Fresha.
20/5/20

It's You [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang