09 | Baikan

52 6 8
                                    

°°°

Hari ini, hari Kamis. Hari tepat genap seminggu dimana kedua kalinya Ella dipertemukan dengan si Ragil yang menyebalkan. Seperti biasa dengan pelajaran olahraga di jam pertama, membuat kelas XI BAHASA 1 grabak-grubuk untuk mengganti baju seragamnya. SMA GARUDA memang tidak mengharuskan mereka mengganti baju seragam formal hari itu dengan seragam olahraga sebab mereka ada Apel pembiasaan setiap paginya. Jadi apa boleh buat? Mereka selalu terlambat ketika Pak Reno sudah menunggu hingga lumutan di lapangan.

"WOY YANG CEWEK-CEWEK BURUAN, DONG!"

"Pak Reno udah ngeliatin kita-kita mulu ini!"

"Eh, buruan gua kebelet kencing WOOOOOOOI!"

BRAK! BRAK! BRAK! BRAK! BRAK!

Gedoran keras dan ujaran-ujaran tidak jelas di luar pintu tentu saja membuat beberapa gadis di dalam kelas memekik tertahan dan menatap keluar jendela awas, takut-takut ada yang mengintip dari luar sana. Kemudian dengan secepat kilat mereka mengganti baju seragam formal dengan baju olahraga. Supaya mereka bebas dari gedoran yang membuat jantungan itu.

Setelah selesai, mereka semua keluar dari kelas satu persatu. Menatap para laki-laki yang menunggu didepan kelas dengan tatapan membunuh dan sinis. Biasanya yang melakukan itu semua adalah Darman, Anto, Kamal, dan Awal. Mereka adalah biang keroknya, tapi sekarang hanya mereka bertiga yang berbuat ulah. Terkecuali Awal yang masih murung saja semenjak hari kemarin.

Sesampainya di lapangan, anak perempuan melapor pada Pak Reno bahwa anak laki-laki akan sedikit terlambat karena ulah mereka sendiri yang mengapa tidak mau berganti baju di kamar mandi saja? Padahal, alasan yang sama dengan anak perempuan yang tidak berkaca pada perbuatannya.

Eka mendengus ketika mendengarkan ucapan Syaila yang membuatnya jengkel. Dasar perempuan tidak tahu berkaca akhlak, yang ditahunya hanya berpoles fisik saja. Hari ini, materi olahraga mereka adalah estafet bola lewat kolong kaki dari barisan depan hingga barisan belakang. Terdiri atas dua kelompok. Jadi, dari 36 siswa dibagi 2 menjadi 18 per-kelompoknya.

Kebetulan sekali, Ella kebagian kelompok yang ada Awal juga didalamnya. Dia terpisah dengan Eka dan Alma, kemudian satu kelompok dengan Ratri. Permainan dimulai dari bunyi peluit yang ditiup Pak Reno, dan hukuman untuk kelompok yang kalah adalah menggendong kelompok yang menang dengan kesempatan 3 kali. Jadi seperti suit.

Tiga... Dua... Satu...

PRIIIIIIT.

Sepanjang dua barisan kelompok, semuanya tampak riuh dan juga gregetan karena takut akan kalah.

"Awal, buruan!" Ella yang juga merunduk di belakang Awal berujar tidak sabaran karena dia juga tidak mau jika tubuh mungilnya disuruh menggendong kelompok satunya yang badannya rata-rata berisi semua.

Awal dengan cepat menyodorkan bola ditangannya lewat kolong kakinya kepada Ella. Lelaki itu masih tidak percaya dengan Ella yang sudah mau berbicara sedikit dengannya. Bola terus bergulir dari barisan depan hingga barisan belakang, tapi kelompok Ella masih kalah cepat dengan kelompok Harris. Alhasil, babak pertama dimenangkan oleh tim Harris membuat skor menjadi 1-0.

Babak kedua dimulai lagi setelahnya. Harris yang berada di barisan paling depan di kelompoknya bertepuk-tepuk tangan membakar semangat untuk anggota kelompoknya yang lain. Permainan dimulai setelah bunyi peluit yang ditiup oleh Pak Reno. Di babak kedua, kelompok Ella menang. Skor menjadi 1-1. Tinggal satu lagi babak penentuan. Babak penentuan pasal kelompok mana yang akan menggendong dan mana yang akan digendong.

Tiga... Dua... Satu...

PRIIIIIT.

Kedua kelompok sama-sama saling gregetan dan bersorak-sorai membakar semangat satu sama lain. Di kelompok Ella, bola yang dipegang Awal hampir terjatuh, namun Ella dengan cepat menengadahkan tangannya dibawah bola yang dipegang Awal dan membuatnya tidak jadi terjatuh. Bola bergulir dengan lebih cepat kali ini, hingga akhirnya tim Ella pemenangnya.

Cinder'Ella' | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang