♔Inseparable: Curhat

8.4K 721 17
                                    

Happy Reading

^^


BUKAN suatu hal yang gampang memahami mood Eric yang sering kali berubah-ubah. Seperti baru beberapa menit yang lalu Eric merasa senang, tiba-tiba berubah menjadi kesal. Atau baru beberapa menit yang lalu Eric sedih, tiba-tiba sudah kembali senang.

Mood Eric yang tidak bisa ditebak kapan berubahnya kadang membuat Wendy sebagai Ibunya sendiri merasa tidak sanggup memahami.

Kadang Eric mengomel tidak jelas. Kadang diam tanpa bicara sama sekali. Dan kadang sangat berisik hingga membuat rumah begitu ramai oleh suaranya.

Tapi hal itu tidak berlaku untuk Jeno. Dia paham betul bagaimana mood Eric yang bisa tiba-tiba saja berubah. Dia bahkan juga mengerti bagaimana cara mengatasinya.

"Cari angin yuk!" ajak Jeno random ketika dia bisa merasakan hawa yang berbeda dari Eric. Kembarannya itu nampak sedang banyak pikiran. Feeling Jeno mengatakan kalau Eric sedang bertengkar dengn Yujinㅡpacarnya.

"Angin kok dicari. Kurang kerjaan!" cibir Eric terdengar menyebalkan.

Bagi Jeno tidak. Kata-kata sepedas apapun yang keluar dari mulut Eric sama sekali tidak ada yang bisa mempengaruhinya.

"Dari pada suntuk di rumah, mending kita ke rumah Sunwoo. Ngobrol-ngobrol sama Kak Wooseok, bikin rencana hangout bareng gitu."

Bola mata Eric melirik sekilas ke arah jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. Jam tiga sore, nanggung kalau mereka pergi sekarang. Tapi benar juga yang dikatakan Jeno. Dari pada suntuk di rumah.

"Boleh tuh!" sahut Eric singkat.

Mendengar itu Jeno tersenyum puas. Usahanya membujuk Eric yang sadang bad mood memang tidak pernah gagal.

"Lo mau ganti baju nggak? Gue mau ambil jaket aja sih," cetus Jeno seraya bangkit dari duduknya.

Eric menggelengkan kepala. Tanda kalau dia tidak ingin apa-apa lagi. Bahkan sebenarnya untuk beranjak dari sofa, dia sangat malas. Tapi demi mood membaik, tidak apa dia meninggalkan posisi nyamannya.

"Lo ambil jaket aja. Gue tunggu di depan," pungkas Eric. Beranjak dengan terpaksa dari sofa. Lalu berjalan lebih dulu keluar rumah.

"Oh iya, sekalian pamit dulu sama Bunda! Biar kita selamat pulangnya."

Tidak ada alasan lain selain rasa sayang sebagai seorang kakak pada adiknya yang membuat Jeno selalu mengalah dari Eric.

Dia yang memahami bagaimana Eric, sebisa mungkin berusaha untuk tidak melukai perasaannya. Karena itu dia tidak pernah mempermasalahkan ketika Eric menyuruhnya. Walau kadang sesekali dia merecoki Eric, itu hanya karena dia sedang iseng dan ingin mengganggunya saja.

.

"Mereka bertiga nggak ada di rumah. Baru aja keluar." Jackson memeriksa jam tangannyaㅡmemperkirakan sesuatu. "Kalian telat tujuh menit," lanjutnya.

Jeno dan Eric kompak meghela napas kecewa. Niatnya datang ke rumah ini utuk bertemu Wooseok dan Sunwoo, tapi ternyata ketiga-tiganya beserta Shuhua malah tidak ada di rumah.

"Yaudah, nggak pa-pa Om Jack. Kita pulang aja," kata Jeno.

"Iya. Nanti Om bilangin ke Sunwoo kalo kalian kesini," balas Jackson.

Inseparable[✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang