♔Inseparable: Sensitif

3.9K 514 21
                                    


Happy Reading♔

^^

"Gue agak heran. Lo sakit tadi pagi, giliran sekarang lo kelihatan bugar-bugar aja main hape."

"Diem! Sewot aja!" ketus Eric. Melirik sekias ke arah Jeno lalu kembali fokus pada ponselnya.

"Pasti dia sakit tuh gara-gara nggak pegang hape," timpal Mark yang sejak tadi sibuk mengganti chanel tv dengan remot. Entah sebenarnya tayangan apa yang ingin dia tonton.

"Kalo tau gitu kenapa hape aku masih disita? Jangan sita lagi ya, please.." Eric memohon dengan wajah melasnya yang masih terlihat sedikit pucat.

"Nggak!" pungkas Wendy cepat. "Bunda udah buat aturan, nggak akan berubah.

Mendengar itu Eric mencuatkan bibir. Menampilkan puppy eyes-nya, lalu memohon agar sang Bunda luluh.

"Bunda.. tau sendiri kan, aku nggak bisa jauh-jauh dari benda keramat ini.."

"Nggak usah bikin wajah kayak gitu! Bunda nggak akan luluh," tukas Wendy. "Waktu kamu buat main hape udah selesai, sekarang kamu istirahat biar besok bisa sekolah," titahnya memberi perintah.

Eric mendengus pasrah. Memangnya siapa yang bisa menentang Bundanya. Bahkan Ayahnya saja tidak bisa.

Dengan perasaan yang sangat tidak rela, Eric memberikan kembali ponselnya kepada Wendy.

"Jaga baik-baik ya, Bun," ujar Eric dramatis yang langsung membuatnya mendapat cibiran dari Mark dan Jeno.

"Bunda," panggil Jeno. "Aku bisa pinjem hape ku sebentar nggak?"

"Buat apa?" tanya Wendy dan Eric hampir bersamaan.

Eric juga ikut penasaran. Pasalnya satu jam yang lalu ketika Wendy memberikan ponsel mereka di jam main ponsel, Jeno menolak karena tidak ada kepentingan. Tapi sekarang malah menginginkannya.

"Mau ngabarin temen," jawab Jeno.

"Siapa?" tanya Eric lebih penasaran.

Ditanyai seperti itu terus, Jeno jadi jengkel sendiri. "Ada pokoknya. Kepo banget sih lo!"

"Halah, palingan juga Siyeon!" cibir Eric.

"Sok tau banget bocah!" balas Jeno. Lalu kembali menatap Wendy. "Boleh pinjem bentar ya, Bun?" pintanya.

"Iya," jawab Wendy. Lalu merogoh saku baju yang ia kenakan dan mengeluarkan benda pipi berwarna hitam.

"Sebelum Bunda kasih. Jawab dulu pertanyaan Bunda," kata Wendy memberi syarat. "Kamu beneran pacaran sama Siyeon?"

Mendapati pertanyaan dadakan itu, Jeno tergelak dan mendapati serangan panik.

"Ng-nggak, Bun. Nggak pacaran!" sanggahnya. "Kita emang deket. Tapi nggak pacaran!"

"Bohong! Jangan percaya, Bun!" sambar Eric mengompori.

"Apaan sih lo, Ric?! Gue sama Siyeon emang nggak pacaran kok."

"Bunda cuma nanya aja kok. Nggak usah gitu reaksinya," kata Wendy. Lantas memberikan ponsel tersebut pada Jeno.

Inseparable[✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang