Happy Reading♔♔^^
WENDY melangkah keluar dari kamar mandi dengan rambut yang basah. Netranya melirik ke arah tempat tidur, dimana sosok laki-laki masih meringkuk diatasnya. Berbalut selimut tebal dengan nyaman.
Bibir Wendy melengkung kecil. Kepalanya menggeleng pelan. Dia menemukan hal yang langkah pagi ini.
Biasanya Mark selalu bangun awal, tapi pagi ini ketika jarum jam sudah menyentuh angka delapan, suaminya itu belum juga bangun. Padahal sebelum mandi, Wendy sudah berusaha membangunkannya. Tapi ketika selesai mandi, nyatanya Mark tak bergeming dari posisinya yang terlihat sangat nyaman.
Wendy tau apa penyebab suaminya seperti itu. Beberapa hari ini Mark sangat kelelahan. Ketika si kembar kecelakaan dan dirawat di rumah sakit selama beberapa hari, Mark menjadi stres. Entah kenapa Mark terus menyalahkan dirinya sendiri. Padahal yang terjadi sama sekali bukan kesalahannya.
Mark berkali-kali harus mondar mandir ke kantor dan ke rumah sakit dalam selang waktu singkat. Mengurusi pekejaan dan ikut membantu Wendy mengurusi si kembar. Membelikan makanan untuk mereka makan. Karena di hari si kembar di rawat, Wendy masih sedikit kesusahan berjalan karena sisa kesleonya. Itu sebabnya Mark jadi kelelahan dan sekarang dia membutuhkan istirahat yang lebih banyak.
Karena beberapa hari ini juga Mark tidak tidur dengan baik. Dia terus terjaga hanya karena mencemaskan kedua anaknya. Dia selalu berpikir dan merenung. Menyalahkan dirinya sendiri adalah yang paling sering Mark pikirkan.
Melihat begitu nyenyaknya Mark dalam tidurnya, Wendy jadi tidak memiliki keberanian untuk membangunkan. Dia merasa tidak tega. Untungnya hari ini hari libur, jadi dia bisa membiarkan sang suami tidur lebih lama.
Setelah mengeringkan rambutnya dengan handuk, Wendy berjalan mendekat kemudian duduk di tepi tempat tidur. Ditatapnya wajah Mark yang nampak tenang. Wendy merasa meski suaminya itu sudah memiliki dua anak remaja, tapi garis wajahnya tidak berubah. Masih tampan dan tegas seperti ketika pertama kali mereka bertemu.
Wendy tekekeh pelan ketika kening Mark mengernyit kecilㅡmerasa terganggu dengan sialauan matahari pagi yang menerobos kaca jendela. Laki-laki itu menggeliat, mengubah posisi jadi tidur telentang. Perlahan kelopak matanya mulai terbuka.
Detik itu juga maniknya bertemu langsung dengan wajah lembut sang istri yang menampilkan senyuman terindah. Senyum yang sudah menjadi candu untuknya. Bukan hanya setiap bangun tidur, tapi setiap hari dia ingin melihat senyum istrinya seperti ini.
"Pagii.." Wendy menyapa ceria. Ketika tersenyum pipinya menjadi bulat dan menggemaskan. Mark jadi tidak tahan untuk mencubitnya.
"Pagi, sayang.." balas Mark tak kalah manis. Tiba-tiba meraih tangan istrinya dan mengecup punggung tangannya singkatㅡsalam pagi yang selalu dia lakukan.
"Kamu kayaknya capek banget ya? Tumben baru bangun," cetus Wendy.
Mark tidak langsung menjawab. Menarik napas panjang kemudian menghelanya secara perlahan. Pandangannya beralih ke arah jam dinding yang ada di kamar. Lalu kembali menatap sang istri.
"Kok aku nggak dibangunin?"
"Aku nggak tega. Kamu nyenyak banget tidurnya."
Mendengar jawaban itu saja sudah mampu meluluhkan hati seorang Mark Tuan. Laki-laki itu memeluk pinggang istrinya yang duduk tepat di sebelahnya tidur. Menelusupkan kepalanya disela pinggang dan tangan Wendyㅡmencari kehangatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Inseparable[✔️]
FanfictionCerita si kembar yang sifatnya bertolak belakang. Jeno yang sedikit tenang dan Eric yang punya banyak tingkah. (Completed) [Series siblings] from The Family Copyright ©2020 i n d a s h a a