♔Inseparable: Kembali

2.9K 419 21
                                    


Happy Reading♔♔

^^

"Aku masih hidup?"

Itu adalah kalimat pertama yang keluar dari bibir Eric ketika akhirnya matanya terbuka setelah satu hari tak sadarkan diri.

Wendy dan Mark yang saat itu tengah menjaganya lantas mendekat ke arah brankar. Mereka kaget sekaligus merasa senang melihat putra mereka akhirnya sadarkan diri. Ini adalah momen yang sejak kemarin dia tunggu.

"Jeno mana?"

Entah bertanya kepada siapa, karena pandangan Eric hanya tertuju ke depan. Sampai kemudian dia menoleh ke samping, dimana sang Ayah dan Bunda melihatnya.

"Kamu baik-baik aja? Ada yang sakit? Perlu bunda panggil dokter?" tanya Wendy beruntun. Dia yang merasa sangat senang tanpa sadar jadi panik sendiri.

Ada jeda selama beberapa detik sebelum akhirnya Eric menjawab dengan gelengan kepala pelan. Bibirnya yang pucat kembali bergerak. "Jeno mana?" tanyanya lagi.

"Jeno ada di ruangannya. Dia baik-baik aja, kamu nggak usah khawatir," ujar Mark seolah tau apa isi pikiran Eric.

Eric kembali diam. Membiarkan dirinya sendiri untuk istirahat, karena jujur saja kepalanya masih sedikit pusing.

Ditengah lamunannya itu Eric kembali teringat di hari dia dan Jeno tertabrak mobil. Ada sesuatu yang membuatnya sangat menyesal di hari itu. Dia merasa sangat bersalah terhadap Jeno. Entah ini sudah yang keberapa kalinya Jeno selalu berkorban untuknya. Sementara dia hanya terus bertindak ceroboh dan sering menyusahkan.

"Ayah, Bunda," panggil Eric dengan suara lirih. Tenaganya masih belum berkumpul sepenuhnya pasca dia tidak sadarkan diri.

"Ada apa? Kamu haus?"

"Aku mau ketemu Jeno."

"Tapi kamu baru aja sadar, tunggu nanti dulu ya?" pungkas Wendy.

Eric menggeleng lemah. Dia ingin bertemu Jeno sekarang juga untuk memastikan kalau saudara kembarnya itu memang baik-baik saja.

"Bener kata bunda, Eric. Mendingan kamu istirahat dulu sekarang," timpal Mark berusaha membujuk Eric.

Tentu mereka masih sangat mengkhawatirkan kesehatan kedua anak mereka. Tapi dua-duanya ini sangat keras kepala dan ingin menemui satu sama lain.

"Tapi aku mau ketemu Jeno," ujar Eric lagi. Masih tak mau mendengarkan saran dari orang tuanya. Memang agak susah membujuk anak yang satu ini. Karena Eric lumayan keras kepala.

Mark dan Wendy kompak menghela napas. Mereka tidak tau cara bagaimana lagi untuk menjelaskan kepada putra mereka. Tapi tetap saja mereka tidak akan membiarkan begitu saja Eric bangkit dari ranjangnya.

"Bunda.." pinta Eric memohon. Wajahnya yang pucat nampak memelas. Berharap sang bunda mengizinkannya.

"Tapi, Eric.. Kamuㅡ"

"Eric udah sadar, bun?"

Suara seseorang yang tiba-tiba muncul itu sukses mengalihkan perhatian semua orang yang ada disana.

Inseparable[✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang