Happy Reading♔♔^^
"GIMANA BISA GITU ANJIRRR?!!"
"DIEM GOBLOK!! NANTI BUNDA DENGER!!"
"ERIC JENO KALIAN BELUM TIDUR YA?"
Sontak dua bocah kembar itu membungkam mulutnya dengan tangan mereka sendiri.
Jeno melotot ke arah Eric. Karena gara-gara Eric yang bicara dengan keras hingga membuat sang bunda mendengar mereka.
Sementara Eric hanya bisa menggigit bibir bawah merasa menyesal. Kadang kalau sedang terkejut, dia tidak bisa mengontrol suaranya.
"Lo sih, kekencengan kalo ngomong!" sungut Jeno.
"Ya lo bikin gue kaget anjir," balas Eric tak terima disalahkan begitu saja.
"Kaget ya kaget, tapi nggak usah lebay juga!"
"Elo yang lebay! Gimana ceritanya coba bisa suka sama dua cewek. Gue satu aja udah pusing," tukas Eric tak habis pikir.
"Gue juga pusing." Jeno menggaruk kepalanya bingung. Namanya juga perasaan. Dia tidak bisa mengendalikannya bukan?
"Eric Jeno!"
Suara Wendy mendekat. Membuat Eric dan Jeno kompak membulatkan mata kaget.
"Bunda kesini."
"Iya gue tau. Gue denger kali!" hardik Jeno.
Mereka jadi panik sendiri. Ingin pura-pura tidur, tapi sang bunda sudah mendengar suara mereka.
Di tengah kepanikan itu, suara pintu kamar Jeno terbuka. Meski gelap, tapi kedua bocah itu bisa melihat bayangan sang bunda ada di ambang pintu.
"Kalian belum tidur ya?"
Tidak ada jawaban, membuat Wendy merasa penasaran. Lantas wanita itu menyalakan lampu kamar Jeno hingga semuanya menjadi terang. Baru nampaklah kedua anaknya tengah duduk melotot ke arahnya.
Wendy balas melotot. "Kalian beneran belum tidur?" sungutnya jengkel. "Kan bunda udah bilang, langsung tidur. Jangan ngobrol dulu."
Jeno dan Eric kompak meringis. Menggaruk tengkuknya kikuk. Tak bisa berkutik kalau sudah ketahuan seperti ini.
"Kita nggak bisa tidur, bun," kata Eric mewakili Jeno.
Mendengar itu Wendy menghela napas panjang. Lantas berjalan mendekat ke arah tempat tidur.
"Ini alasannya kenapa bunda misah kamar kalian dari kecil. Karna kalian pasti ngobrol dulu kalo mau tidur. Ngobrol sampai malem terus jadi kemaleman tidurnya," ujar Wendy. "Padahal tadi bunda udah bilang kan, langsung tidur. Tetep aja kalian ngobrol dulu," sambungnya memberi sedikit omelan kepada kedua putranya.
Jeno dan Eric sama-sama diam. Mana bisa mereka menjawab kalau sang bunda sedang mengomel seperti ini. Maka berakhirlah mereka meminta maaf dengan wajah penuh sesalan.
"Maaf, bunda.. Udah kebiasaan dari kecil," lirih Jeno.
Wendy menggeleng kecil. Maklum dengan mereka. Tapi dia juga sedikit khawatir karena mereka baru saja kecelakaan. Mereka perlu istirahat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Inseparable[✔️]
FanfictionCerita si kembar yang sifatnya bertolak belakang. Jeno yang sedikit tenang dan Eric yang punya banyak tingkah. (Completed) [Series siblings] from The Family Copyright ©2020 i n d a s h a a