♔Inseparable: Epilog

3.3K 409 44
                                    


Happy Reading♔♔

^^

ANGIN malam berhembus menerpa lembut permukaan kulit. Dinginnya menembus hingga ke tulang. Namun itu tidak sebading dengan langit yang nampak sangat cerah. Sinar bulan berbentuk bundar sempurna. Kemerlap bintang ikut hadir dengan jarak tak beraturan. Pemandangan di atas memang lebih menarik ketika di malam hari.

Wajar saja kalau keempat sosok manusia itu nampak betah tinggal di luar rumah. Menempati taman di halaman samping dengan beralaskan karpet yang luasnya cukup untuk mereka tempati. Disuguhi dengan hangatnya teh manis lengkap dengan roti dan gorengan.

Kebulan asap dari teh yang tersaji seolah menambahkan kehangatan suasana, mengalahkan dinginnya angin malam yang berhembus.

Sosok anak dengan wajah kembar, masing-masing dengan posisi tidur rebahan serta meletakan kepalanya di pangkuan sang Ayah dan bunda. Pandangannya lurus tepat menatap langit yang cerah.

Obrolan-obrolan kecil mengiringi momen malam itu yang tak begitu mewah, namun menciptakan sesuatu yang spesial dalam bentuk kesederhanaan.

"Ayah sama bunda tau nggak sih?"

"Enggak," sela Mark cepat. Bahkan sebelum putra bungsunya menyelesaikan ucapannya.

Bibir kecil itu mencuat menggemaskan. Eric tidak pernah sekali saja tidak melirik sinis ke arah sang Ayah.

"Biarin aku selesai ngomong dulu, Ayah," sungutnya berusaha menahan Emosi.

Jeno yang meletakan kepalanya dipangkuan sang Ayah pun ikut terkekeh. Hapal betul dengan hubungan si kembarannya dan sang Ayah yang sudah layak disebut seperti Tom dan Jerry.

Jika ada penghargaan semacam itu di rumah maka dia akan langsung memberikannya kepada mereka.

"Yaudah, lajut!"

"Aku suka mikirㅡ"

"Suka mikir apanya? Lo mikir hitungan satu tambah satu aja males," cerca Jeno yang seketika itu langsung memotong ucapan Eric.

Lagi, Eric merasakan puncak kepalanya sudah memanas dan siap meledak. Melalui matanya yang melotot tajam ke arah Jeno, cowok itu sudah mampu membuat Jeno diam dengan nyali menciut.

"Ayah sama Jeno rese banget, bun."

Seperti anak kecil, Eric mengadu kepada sang bunda yang kakinya dia gunakan sebagai bantal.

Mendegar aduan bayi besarnya itu, lantas Wendy langsung memarahi sang suami dan Jeno tanpa diminta.

"Kalian berdua jangan gangguin bayi besar ini deh. Tau sediri kalo ngambek ngabisin duit kan?" tukas Wendy.

Meski terdengar mengejek, namun Eric cukup puas dengan pembelaan sang bunda.

Mark dan Jeno kompak membalas dengan tertawa.

"Kalo dia yang ngambek mah gampang aja bujukannya. Beliin aja susu pink," sahut Jeno.

"Atau nggak jajanan yang dipinggir jalan kalo sore-sore gitu," imbuh Mark.

Inseparable[✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang