Seokjin dan namjoon sedang dalam perjalanan menuju rumah jimin dengan laju kendaraan yang tidak normal, untung saja sudah agak larut jadi jalan sudah mulai sepi.
"Joon cepat!!" Seokjin terus memaksa namjoon untuk lebih mempercepat mobil yang mereka tumpangi.
"Jinnie sabar, nanti kalau kita menabrak atau ditabrak orang gimana?" Namjoon berusaha untuk menenangkan seokjin yang memaksanya untuk mengebut dijalanan.
"Makanya cepetan biat kita bisa sampai!" Seokjin makin memaksa namjoon walau namjoon sudah panik sendiri dengan laju kendaraannya yang luar biasa ini.
"Memang kenapa kalau kita telat sampainya?" Namjoon berusaha untuk terlihat tenang agar tidak memperburuk keadaan.
"Joon menurut kamu apa yang bakal terjadi pada jimin setelah kau melihat kejadian disekolah tadi" seokjin terus saja tidak bisa tenang dan terus memikirkan hal-hal buruk yang akan terjadi pada jimin.
Selang hampir setengah jam mereka ngebut-ngebutan dijalanan akhirnya mereka tiba didepan rumah jimin dan melihat ada mobil berwarna biru gelap terparkir tepat didepan rumah jimin.
"Jinnie kau yakin ini rumah jimin? Aku tidak tau kalau jimin punya mobil sebagus itu, kalau dia punya mobil kenapa dia pergi sekolahnya jalan kaki yah?" Namjoon melirik seokjin yang terlihat bingung ketika melihat ada mobil asing didepan rumah jimin.
"Aku yakin ini rumah jimin tapi itu bukan mobil jimin" seokjin memperhatikan sekitarnya berfikir bahwa itu hanya mobil tetangganya yang memarkirkan mobil didepan rumah jimin.
Seokjin terus mencari pemilik mobil itu dan tiba-tiba pintu rumah jimin terbuka lebar dan memperlihatkan seorang yeonja berjas putih panjang yang sedang berjalan keluar bersama jimin.
"Joon lihat ada jimin!" Seokjin memukul bahu namjoon yang sedang sibuk dengan handphonenya.
"Huh? Siapa yeonja yang sedang bersama jimin?" Namjoon mengecilkan matanya berusaha fokus untuk melihat siapa yeonja yang bersama jimin dan sedang membelakangi mereka.
"Ayo turun, terus kita sembunyi disemak-semak" seokjin membuka pintu mobil lalu berjalan kearah semak-semak didepan rumah jimin untuk mendengarkan apa yang sedang mereka bicarakan.
"Sepertinya keadaannya sudah membaik, tapi dia masih harus istirahat untuk sejenak, mungkin besok pagi dia sudah sembuh total" jisoo kemudian memberikan resep obat pada tangan jimin yang diambil dari saku jasnya.
"Apa ini dok?" Jimin menatap jisoo yang memberikannya sebuah resep obat.
"Itu obat untuknya, kemungkinan saja jika terjadi hal seperti ini lagi kau bisa membeli obat-obatan itu untuknya, kalau begitu aku permisi" jisoo pergi meninggalkan jimin yang masih berdiri didepan pintu sambil menatap resep obat yang diberikan.
"Aku bahkan belum mengucapkan terima kasih" jimin tersenyum lalu berjalan masuk kedalam rumahnya untuk menghampiri yoongi yang sedang duduk disofa.
Sementara itu....
"Jinnie apa jimin punya keluarga yang tinggal dengannya?" Namjoon menatap seokjin yang masih menatap kedalam rumah jimin melalui jendela.
"Seingatku sih tidak, karena keluarganya yang lain berada dibusan" seokjin berdiri dari posisinya dan diikuti juga oleh namjoon.
"Lalu siapa yang sakit? Didalam rumah jimin? Jimin tadi keluar dan terlihat sehat-sehat saja" namjoon dan seokjin saling menatap satu sama lain dengan wajah terheran-heran, sepertinya mereke berencana menerobos masuk:).
.
.
.
" Dasar jalang sialan, buat apa juga aku mengawasi pacar si vampir itu, cih!" Yap itu daniel, dia sedang memantau pergerakkan jimin dan yoongi dari sebuah gedung yang tidak jauh dari rumah jimin menggunakan sebuah teropong karena diperintah oleh suran.
"Hum... Kenapa yoongi terlihat biasa saja?" Daniel terus memfokuskan teropongnya ke jendela jimin untuk memperlihatkan yoongi dengan seksama.
"He... Jadi belum mati yah? Aku jadi tertarik dengan cara kerja tubuhmu itu yoon, sepertinya aku harus memberitahu wanita itu mengenal hal ini" daniel mengambil handphonenya dari saku celananya lalu mencari kontak suran.
"Yeoboseyo?"
"...."
"Aku cuman mau memberitahu mu kalau yoongi masih selamat"
"....."
"Aku juga tidak tau, dan aku penasaran dengan cara kerja tubuhnya itu"
"...."
"Tentu! Tapi aku ini cepat bosan loh"
"....."
"Ok bye" daniel menutup sambungan telfon yang tersambung dengan suran.
"Sebenarnya aku sudah bosan sejak awal kalau hanya bisa memperlihatkan yoongi dan jimin dari jauh" daniel kembali mengarahkan teropongnya ke jendela rumah jimin namun tidak menemukan mereka berdua.
"Eh?! Kemana mereka? Tunggu siapa yang sedang berada didalam rumah jimin?" Daniel terus memperlihatkan sosok seorang namja yang berdiri didepan jendela sambil menatap keluar.
"NAMJOON?!! Wah sepertinya ini akan menjadi sedikit seru" daniel menyeringai karena mengetahui bahwa namja itu sedang menatapnya dari jendela rumah jimin.
.
.
.
"Jadi bisa kau jelaskan sekarang juga? Hum?....." Seokjin terus memaksa yoongi untuk berbicara tentang apa yang yoongi lakukan dirumah jimin.
"Memangnya kau siapa, sampai-sampai aku harus menjelaskan semua ini?" Yoongi tetap tidak mau memberitahu seokjin tentang jimin, yah walau jimin itu diva sekolah tapi informasi tentangnya masih sangat sedikit, seokjin hanya tau kalau jimin itu yatim piatu dan memiliki seorang adik, hanya itu saja.
"Aku ini temanmu yoon! Cepat jelaskan!" Seokjin mulai merasa muak dengan tingkah yoongi yang membuatnya jengkel.
"Kau bisa melihatkan? Lihat saja sendiri, jika aku menjelaskan lagi semuanya dari awal itu akan membuang-buang waktuku yang berharga" yoongi masih saja tidak menjawab pertanyaan seokjin dan mulai mengabaikannya.
"Seokjin hyung.... Ini bukan salah yoongi hyung, ini salahku aku yang-" seokjin meleparkan tatapkannya kearah jimin yang membuat jimin terdiam seketika.
"Jimin kau diam saja, aku ingin meminta penjelasan dari yoongi bukan darimu" seokjin kembali menatap yoongi dengan geram karena masih saja diabaikan.
"Sudahlah aku mau tidur, kalian pulang saja sana" yoongi berdiri dari duduknya dan menarik jimin pergi bersamanya namun tangan jimin ditahan oleh seokjin.
"Ani! Aku akan menginap disini, malam ini! Dan jimin harus tidur bersamaku dan kau tidur bersama namjoon" seokjin terus menarik jimin perlahan kerahnya dan tetap tidak mengalihkan tatapan tajamnya dari yoongi.
"Terserah kalian, aku akan pergi tidur, chalcha" yoongi berlalu bersama dengan namjoon kekamar tamu meninggalkan seokjin dan jimin diruang tengah.
"Ayo jim, kita juga harus tidur, besok kita akan berbicara lagi" seokjin menarik lengan jimin menuju kamar jimin yang sudah diberitahukan letak kamarnya dimana.
.
.
.
"Sampai jumpa lagi.... Para manusia percobaanku" daniel berdiri dan berjalan pergi meninggalkan tempat itu.
TBC!!!!
Yah..... Makasih bangetloh yang sudah mau baca story gabut yang gue buat sampai sejauh ini.
Jujur gue terharu banget sih.... Pembacanya juga ngak main-main loh banyaknya, gue kok jadi pen nangis? Halah bodo.
Pokoknya buat kalian yang udah baca story gue sampai sejauh ini gue berterima kasih banget buat kalian, gue terhura 😭 I mean terharu sorry galfok.
Kalau begitu sampai jumpa lagi minggu depan yeoleobun 👋
I PURPLE YOU 💜

KAMU SEDANG MEMBACA
My Stone Hearted Boyfriend [ Yoonmin ]
FanfictionSeorang namja imut bernama park jimin tanpa sengaja bertemu dengan kakak kelasnya yang sedang merokok di gang sempit tempat biasanya jimin lewat jika ingin pulang ke rumah. "apa liat - liat huh?!" "Aduh, gawat" apakah yang akan terjadi dengan jimin...