Aku sang pemilik senja, pemanah sang fajar. Cintaku tak terlihat namun abadi, sesak menggoyahkan jiwaku. Namun, aku tak akan hilang lagi.
Devano Alsyam
15:13 GMT - Bishopbriggs
Hari yang sama, bahkan tempat yang pernah Devan singgahi itu masih tetap sama. Ia termenung melihat sekitar, menghirup pikuk udara kota. Satu kata tersimpan dalam benaknya, mengapa ia sangat merindukan gadis terdahulunya itu. Jalanan kota sedang sepi, manampakan orang yang berlalu lalang. Udara cukup dingin sekarang, mungkin akan turun hujan dikota. Ia sendiri sedang menyelam dipikirannya, berargumen pada otak yang sedang kacau. Pantaskah dia hidup, itulah kalimat yang tepat baginya sekarang. Jika semua orang tahu, pasti mereka akan sangat membenci dirinya. Sudah ia tebak, namun ia tak mampu berucap, sangat sulit untuk mengakuinya. Bahkan ia tidak ingin diselimuti perasaan itu. Pahatan wajah yang sempurna itu sedang kalang kabut. Ia sangat frustasi, ingin mengakhiri.
Namun apa daya, ia sendiri bingung dengan dirinya. Ia tak tahu harus bagaimana. Ia ingin pergi sejauh mungkin, sangat jauh. Pria jangkung itu terhenyak, hatinya terluka, kedua mata itu sudah memberi peringatan akan turun air mata. Tangannya bergetar, melihat setiap inci tempat tersebut dengan detail. Kenangan itu muncul, membuat dirinya ingin menangis hebat. Namun kalian tahu, ia menahannya. Ia tidak akan memperlihatkan kesedihannya ditempat umum.
"Dev liat deh, kayaknya tempat itu bagus," ucap gadis tersebut.
Devan menoleh kearah gadis tersebut, ia tersenyum. Ia tahu bahwa gadis tersebut ingin pergi ke tempat yang ia tuju itu.
"Kamu mau kesana?" tanya Devan.
Sang gadis hanya mengangguk, menandakan ia ingin pergi kesana. Devan menggenggam tangan mungil itu, menuntunnya agar tidak jauh darinya.
"Dev liat deh, aku suka kalung ini," tuturnya.
"Beli saja," ucap Devan.
"Biasa aja kali ngomongnya, gak usah formal gitu. Kan kita lagi jalan-jalan Devan," ucap gadisnya dengan menunjukkan wajah marah, yang membuat dirinya gemas.
"Maaf," ucap Devan hangat.
Mereka berdua bak seorang Romeo dan Juliet, saling mencintai. Memberikan kekuatan satu sama lain, dan merubah hidup sosok pria yang sedang gadis itu genggam.
"Ra..." ucap Devan.
Gadis itu menoleh. "Apa?" tanyanya.
"Tetap disampingku," tutur Devan lalu mengusap surai hitam legam itu.
"Pasti! Aku pasti disamping kamu terus, kamu harus percaya Dev," senyum itu merekah meyakinkan pria dihadapannya.
"Aku selalu percaya," lirihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
From Devan
Teen FictionRank : #2 most wanted boy [TAHAP REVISI] Aku adalah senjamu, bait larik yang kusimpuhkan. Berharap sang fajar datang. "Saya belikan jika kamu mau," ucap Devan simpul. "Eh gak usah, aku cuman mau liat doang," jawab wanita tersebut. "Tidak usah mal...