Mon honnêteté

39 6 9
                                    

Kamu terlalu jauh untuk dapat kurengkuh dalam peluk, tapi terlalu dekat untuk kucintai dengan seluruh hatiku. 

Devano Alsyam

Tinggalin jejak ya! Itu berarti banget buat aku hehe.

Ada yang kangen? Mona? Dimas? Atau Devan?

****

"Jadi gimana?" tanya Gema.

"Udah cepetan!" geram Misel.

"Lo ngasih kesempatan, hehe," ucap Gema sambil tersenyum.

"Nomor 7!"

"Gue gak inget tuh, gue minta kesempatan lagi Sel," ujar Gema pada Misel.

"Dengerin gue, elo sama gue gak akan pernah bersatu!" tegas Misel.

"Gue harap itu cuma candaan," balas Gema.

Misel memutar bola mata malas. "Serah lo!?"

"Sel dengerin gue, ini yang terakhir buat gue kalo lo ngasih kesempatan itu," ucap Gema.

"Tetep nomor 7," balas Misel.

Gema mencari alternatif lain untuk meyakinkan Misel. 

Gue tau caranya!

Satu ide muncul dari kepala Gema, ia akan terus mengikuti Misel sampai dirinya mendapatkan kesempatan kedua.

"Gue gak akan pergi dari sini, lagian gue cuma minta lo ngasih kesempatan kedua buat gue. Dan gue janji gak akan selingkuh lagi, suer," ucap Gema.

Misel mendelik. 

"Agaknya gue harus pulang, BYE!" balas Misel meninggalkan Gema sendiri.

"Sel..." panggil Gema.

"Gak usah ngikutin gue lagi!?"

Gema bertekuk lutut di hadapan Misel. "Gue mohon Rara."

Gue kudu gimana? Gue gak mungkin nerima dia lagi!? Dia emang gila. Batin Misel

"Gue gak ada waktu Gem, tolong lepasin gue please," seru Misel.

Rasanya Misel salah menemui Gema, banyak yang ia lewatkan. Bahkan ia tak habis pikir dirinya akan di buat gila oleh mantan sahabat pacarnya itu. 

"Sial, ngapain gue nemuin dia juga. Argh," gumam Misel kesal.

****

14:43 GMT

Udara sangat dingin, tidak seperti biasanya. Dirinya kini sedang berdiri di depan rumah sakit, sudah satu bulan ia telat ceck up. Devan menikmati semilir angin yang menerpa dirinya, menandakan kenyamanan dan ketenangan.

Aku harap Tuhan mendengar semua keluh kesahku. Batin Devan.

"Saya sudah menunggu anda satu bulan lalu, kenapa anda tidak ceck up Devan?" tanya dokter Atria pada Devan.

"Maaf Dok, saya tidak bisa datang ke rumah sakit bulan lalu," jawab Devan.

"Saya harap anda tidak lalai dengan penyakit ini. Jika itu terulang lagi saya tidak tahu bagaimana anda kedepannya Devan," ucap Dokter Atria lesu.

From DevanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang