Teng... teng... teng...
Bel istirahat sudah berbunyi. Aku dan Sonya berjalan menuju kantin. Membicarakan persoalan tadi.
Aku memutuskan untuk mengatakan orang yang selama ini selalu kupikirkan. Walaupun sebenarnya tidak sama sekali. Dia hanyalah sahabatku,Rangga. Kenapa aku milih dia?karena dia berbeda dari yang lain. Dia lebih memilih ketenangan,dan tidak banyak berekspresi. Dia juga yang paling dekat denganku daripada yang lain,walaupun sebenarnya semua dekat denganku.
Kami sekarang sedang duduk di pojok kantin 10 girl.
"Jadi siapa?" Tanya Intan to the point.
"Rangga," Singkat,padat,dan jelas. Hari ini aku yakin mengatakannya. Karena aku sama sekali tidak memiliki rasa kepadanya. Tapi entah untuk hari kedepan.
"What? He is your friends!!"
"Emang kenapa?bukannya cinta itu tidak memandang status?" Hari ini aku sangat yakin.
"Ok,aku ngerti," Sonya mengangguk paham.
"Tolong rahasiakan ya!" Aku memohon kepada Sonya.
"Iya,"
Ya udah,yuk beli makanan!!," Aku mengganti topik ini. Sepertinya terlalu canggung jika membicarakan tentang lawan jenis.
"Gas kan!!" Sonya sangat bersemangat. Dia sangat lapar hari ini. Sudah kedengaran ketika pelajaran tadi,perutnya keroncongan. Kami berjalan meninggalkan bangku yang kami duduki tadi,pergi memilih-milih makanan yang disediakan oleh kantin.
Tanpa ku sadari,ada yang merekam kejadian tadi. Nggak tahu siapa,tapi dia adalah salah satu sahabatku.
*****
Kali ini,aku pulang dijemput Pak Sutar,anaknya sudah sehat kembali. Sejak Pak Sutar tidak mengantarkan dan menjemputku, aku selalu mampir ke kafe dan berlatih tinju di sana. Tinju memang olahraga kesukaanku,rasanya sangat seru dan menantang.
Aku sekarang sudah sampai rumah. Rumah masih sepi,Bang Alan masih ada pertemuan OSIS, Bang Abi dan ayah pulang nanti sore,bunda juga masih nanti sore. Aku melangkahkan kaki menuju kamar untuk beristirahat. Sekolah memang sangat melelahkan. Tenaga terkuras semua karena digunakan untuk berfikir.
"Selamat siang kamar,siap-siap pesawat akan meluncurrr" Sapaanku tidak dijawab sama sekali. Hanya ada keheningan di dalamnya. Aku melempar badanku menuju tempat tidur yang nyaman itu. Kenyamanan dan kehangatan mulai merambat masuk ke seluruh tubuhku. Mataku memejam, merasakan kenyamanan dalam tubuhku.
"Ah,hari yang sangat melelahkan,"
Ting...tung...
Suara bel rumahku berbunyi. Sepertinya ada tamu. Jika anggota keluarga, mereka akan langsung masuk karena membawa kunci masing-masing.
"Dasar,tamu terlaknat!!baru aja mau rebahan." Umpatku.
Ting...tung...
"IYA BENTARRRR,BARU MAU BUKA PINTU," Aku menjerit supaya tamu tersebut mendengarnya.
Aku membuka pintu,ternyata tamunya sahabat gue sendiri. Nyesel gue tadi nyumpahin dia manusia terlaknat.
"Gadis?sini masuk!!" Tamu itu harus diajak masuk. Jangan malah ditanyain 'mau ngapain'. Nanyanya nanti setelah masuk.
"Makasih," Mukanya serius sekali. Aku takut,
Sesampainya kami di ruang tamu,aku menanyakan apa yang mau diomongin sampai ke rumah segala. Dia hanya mengeluarkan handphonenya. Tambah bingung deh aku dengan gerak-geriknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone
Teen Fiction~Salma Taqia Az-zahra Kisah persahabatan antara sepuluh sekawan. Kisah ini dimulai sejak masuknya diriku ke jenjang SMA. Persahabatan yang kacau karena terbumbui rasa cinta didalamnya. Bukankah itu sangat tidak masuk akal? Star setelah lebaran tahun...