Pertemuan adalah awal dari sebuah hubungan,
Benarkah itu? Sepertinya aku tidak terlalu yakin,~Salma Taqaz~
Luhan||Guang X
*****
"Bu,air mineralnya berapa?" Aku menanyakannya kepada ibu-ibu kantin rumah sakit ini.
"Tiga ribu neng,"
"Ini Bu, kembaliannya ambil aja," Aku memberikan uang sepuluh ribu kepada ibu-ibu penjaga kantin.
"Makasih neng,"
"Sama-sama,"
Aku berjalan menuju bangku kantin,kemudian mendudukinya.
Gluk..gluk...
Memang sangat panas sekali hari ini,hingga membuatku kehausan.
Selesai menghabiskan air mineral, aku beranjak pergi dari kantin. Ingin kembali ke kamar inap milik Rangga. Sebenarnya aku ingin berlama-lama di kantin,karena udara di sana sangat sejuk. Dikarenakan banyak pepohonan rindang dan kipas angin di setiap sudutnya.
Handphonku tertinggal di kamar Rangga,jadi terpaksa aku harus pergi kesana.
Brukk...
Karena tidak berhati-hati, aku menabrak seseorang saat di belokan. Orang tersebut hanya terkejut dan sdikit terhuyung ke belakang,beda halnya denganku. Aku malah terjatuh.
"Mari saya bantu," Suaranya sangat besar dan baku. Jika aku perhatikan mukanya pun sangat asing,bagai orang luar negeri. Dia menyodorkan tangannya, membantuku berdiri.
"Trimakasih," Aku menerima sodoran tangannya. Sepertinya jika aku menolaknya,akan terlihat tidak sopan.
Setelah aku berdiri,dia bergegas meninggalkanku. Dia sangat tergesa-gesa. Aku yang melihatnya hanya bisa menatapnya,kemudian melanjutkan jalanku menuju kamar inap.
*****
Sesampainya aku di kamar inap,aku sudah melihat Putra dan Rangga yang sedang menjerit. Sepertinya mereka menang,atau bisa jadi mereka malah kalah dalam permainannya.
"YAAAAAAAA...." Suara Putra yang lantang,sedangkan Rangga hanya tertawa kegirangan.
"Brisik tau nggak!!?" Moodku berubah,
"Yah,nenek lampirnya udah datang," Ejek Putra.
"Bilang apa lo barusan?"
"Kepo,"
Aku memutar bola mataku,geram. Kakiku melangkah menuju sofa dan mendudukinya. Aku mencari handphoneku. Aku mencarinya di setiap sudut, tapi tetap saja tidak ketemu.
"Put,lo liat HP gue nggak?" Aku akhirnya bertanya kepada Putra.
"Nggak,gue dari tadi nge-game sama Rangga." Putra memberitahu tanpa menoleh padaku,sbuk dengan gamenya.
"Kayaknya gue tadi liat lo bawa HP ke kantin," Rangga memberitahuku.
"Perasaan gue tadi nggak bawa deh,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone
Teen Fiction~Salma Taqia Az-zahra Kisah persahabatan antara sepuluh sekawan. Kisah ini dimulai sejak masuknya diriku ke jenjang SMA. Persahabatan yang kacau karena terbumbui rasa cinta didalamnya. Bukankah itu sangat tidak masuk akal? Star setelah lebaran tahun...