hari pertama

159 134 13
                                    

Mulai saat ini,semua akan berubah. Akankah yang mengalaminya akan kuat,menahan banyaknya pilihan?

~Salma Taqaz~

*****

Hari ini di dalam kelas suasana sangat ramai. Siswi-siswi saling bergosip ria di sana. Aku dan Putra baru saja memasuki kelas. Teman-teman kami menyambutnya dengan gembira.

"Kayaknya baru akur ni sodara lama," Rian menyambut kedatangan kami. Sepertinya setelah ini akan terjadi pertempuran,maka dari itu aku mempercepat langkahku menuju bangku tempat duduk.

"Wajar lah kalok sodaraan selalu kayak gini,saling mengisi. Nggak kayak lo yang malah ketakutan sama sodaranya sendiri," Ejek Putra, yang mendapatkan lototan dari Rian.

"Kata siapa gue takut sama Mella,gue berani sama dia," Tangan Rian terlipat menutupi dadanya,bagai orang yang sedang menantang. Sahabatku yang satu ini memang selalu bertengkar dengan Putra,katanya untuk menjaga silaturahmi. Silaturahmi macam apa ini, yang setiap hari selalu adu mulut seperti ini.

"Kalok berani,coba lo natap wajah Mella!?" Tantang Putra kepada Rian.

Dengan sedikit keberanian, Rian menatap wajah Mella. Mella yang tahu harus berbuat apa,langsung menatap Rian dengan tatapan sinis. Rian yang mendapatkan tatapan sinis itu langsung memalingkan wajahnya. Sudah terlihat dari raut wajah Rian yang pucat, dia takut sekali kepada Mella. Alhasil Putra yang berada didepannya terkekeh kecil setelah melihat wajah Rian yang pucat pasi itu.

"Udah lah,nggak usah dilanjutin. Gue kasihan sama lo," Kali ini Putra lebih memilih cara yang dewasa. Dia sepertinya tidak ingin memperpanjang urusannya dengan Rian yang tidak penting itu.

"Eh,Rangga mana ya?kok belum berangkat?" Pertanyaan itulah yang ingin aku hindari. Rio menanyakan keberadaan Rangga yang belum kelihatan. Detak jantungku berdetak kencang,panik dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Eh gue lupa,kemaren Rangga sempet minta izin sama gue. Katanya dia mau pulang ke China,kangen dia sama bokap nya," Kata-kata Putra sukses membuat detak jantungku berdetak lebih normal.

"Ooo,kemungkinan berapa hari ya?" Tanya Bagas,teman sebangku dengan Rangga.

"Mungkin satu bulanan Gas," Aku disini hanya diam,seperti orang yang tidak tahu apa-apa. Aku hanya takut,jika keadaan lebih parah, dan semuanya akan kacau.

"Sal?" Tanya Sonya yang sedari tadi memperhatikan raut wajahku.

"Kenapa?" Aku menatap wajah Sonya.

"Kenapa lo?" Tanya Sonya, dengan nada yang dipelankan. Takut ada yang mendengarnya,"lo lagi mikirin Rangga yang pergi ke China tanpa izin sama lo?" Pertanyaan Sonya sungguh membuatku merasa sangat bersalah. Dulu aku pernah memberitahunya bahwa aku menyukai Rangga. Sungguh berapa banyak dosaku karena telah berbohong kepada banyak orang.

"Apaan sih lo,gue bukan mikirin soal itu." Aku membalas pertanyaan dengan nada yang tak kalah lirihnya.

"Trus, lagi mikirin apa?" Dia masih menginginkanku untuk menjawab pertanyaannya. Aku bingung harus menjawab pertanyaan tersebut dengan apa,dan akhirnya sesuatu ide terpikirkan oleh otakku ini.

"Gue lagi mikirin besok waktu gue lomba tinju,siapa yang bakal tanding sama gue coba?!! Kalau orang itu lebih jago dari gue gimana?gue cuman takut aja kalau gue kalah," Alasan yang tepat. Sonya seperti sudah percaya dengan kata-kataku. Bahkan dia manggut-manggut,tanda percaya.

FriendzoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang