masa lalu

148 138 17
                                    

*****

"RANGGAAAA,WOI BANGUNN.JANGAN JADI PENGECUT LOO,LO ITU COWOKK...PERLIHATIN KALOK LO ITU TANGGUHHH," Teriak Putra. Air matanya masih mengalir dengan deras. Ya,orang yang tertabrak tadi adalah Rangga.

Rangga saat ini masih dibawa oleh bapak-bapak yang mengerubunginya tadi. Mereka membawanya menuju mobilku.

Tak bisa dipungkiri bahwa kenyataan mengatakan,Ranggalah yang terkena tabrak lari tadi. Sungguh,hatiku bagai disayat pisau tajam berkali-kali. Benar,kenyataan memanglah tidak seindah yang kita inginkan.

Pak Sutar,sopir rumahku mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi,berharap Rangga dapat terselamatkan. Aku dan Putra berada di belakang tempat Rangga dibawa. Putra saat ini sudah bisa terkontrolkan.

Hanya membutuhkan beberapa menit,kami sudah berada di rumah sakit. Beberapa perawat keluar dengan membawa brankar dorong,bersiap menggiring pasien menuju IGD.

Kami mendorongnya dengan cepat, agar Rangga lebih cepat sampai ke IGD. Sesampainya kami di IGD,kami tidak diperbolehkan untuk ikut masuk ke dalam. Memang sudah perturan,bahwa selain dokter,perawat,dan pasien itu sendiri,maka tidak boleh ikut masuk.Kami hanya bisa membantu doa di luar.


"Kenapa sih,harus Rangga yang kecelakaan?" Putra masih saja menyalahkan keadaan.

"Udahlah Put,kalau udah kejadian ya gimana lagi. Mending sekarang kita bantu doa aja,biar Rangga nggak kenapa-napa!" Aku mengajaknya untuk berdoa."Mamanya Rangga udah dikasih tahu belum?" Aku baru teringat,jika Mama Rangga belum mengetahui bahwa anaknya sedang dirawat di rumah sakit.

"Belum,ini gue mau kasih tau dulu," Tangan Putra mulai mengetik SMS ke Mama Rangga,berusaha memberitahu,jika anaknya sedang dalam keadaan yang tidak baik.

Putra
Maaf Tante,saya hanya ingin memberitahu, Rangga kecelakaan.

Memang membutuhkan waktu lama, hingga Mama Rangga membalas chatannya.

Mama Rangga
Inalillahi, sekarang Rangga di rumah sakit mana nak?

Putra
Dia di rawat di RS Madina Tan,sekarang dia masih ditangani sama dokter.

Mama Rangga
Tante secepatnya akan kesana.

Selang beberapa menit, Tante Rahma,Mama Rangga datang. Wanita paruh baya itu berlari mendekati kami,dengan tetesan air mata yang sudah menemani. Sungguh, orang tua mana yang tidak khawatir jika anaknya sedang kritis seperti ini?

"Rangga sekarang dimana?bagaimana keadaannya?" Pertanyaannya.

"Dia masih di dalam IGD ,kondisinya tidak bisa saya definisikan," Kata-kata Putra membuat Tante Rahma membungkam mulutnya,menahan Isak tangis. Aku yang melihatnya tidak tega,hanya bisa mengelus-elus punggungnya.

"Put,mending lo kasih tau temen-temen yang lain," Aku baru teringat akan teman-temanku yang belum tahu kejadian ini,dan menyuruh Putra memberitahunya.

"Jangan,Tante mohon jangan," Cegah Tante Rahma. Aku dan Putra kebingungan.

"Loh,kenapa Tan?" Putra bertanya kepada Tante Rahma. Aku juga ingin menanyakan itu,tapi sudah diwakili oleh alisku yang terangkat satu.

"Rangga pernah mengalami depresi," Tante Rahma memberitahu kami dengan Isak tangis yang bertambah parah.

FriendzoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang