hari ketiga

166 131 25
                                    

Aku akan berusaha untuk menganggapnya biasa saja.
Walaupun sebenarnya itu membuatku bingung harus berbuat apa.

~Salma Taqaz ~

Luhan||Guang X

*****

"Em,makasih udah buat gue sadar." Serasa ingin menangis,"Malui hari ini,gue akan berusaha untuk lebih menerima." Itulah yang ingin aku ucapkan.

"Bagus," Nadanya sangat datar,wajahnya pun sama.

"Ya udah...gue masuk ke dalam dulu..." Aku sangat gugup,takut akan kemarahan orang di depanku ini. Baru saja aku membalikkan badan, Putra sudah memanggilku lagi.

"Sal." Suaranya sangat dingin. Dia memang selalu seperti itu jika dalam keadaan tidak mood. Badanku membalik,menghadap kearah Putra. Terlihat dia sedang memasukkan jari tangannya kedalam saku celana. Alisku naik satu,kode bahwa aku bertanya kepada nya.

"Bukan cuma itu kan?"

Pertanyaan macam apa itu,batinku.

"Maksud?" Sungguh,diriku tidak mengetahui maksud dari perkataan Putra itu.

"Lo masih pengen ngomong apa sama gue?"

"Ng...nggak ada," Bohong,kali ini aku berbohong kepadanya.

"Lo kalok ngomong sama gue nggak akan bisa bohong Sal!" Putra mulai kesal dengan denganku.

"Bener kok,"

"Lo masih aja ngelak. Gue itu kenal sama lo,udah dari kecil Sal!"

"Aku menundukkan kepala,"Jujur, lo...marah banget ya..sama gue?" Pertanyaan goblok, ya jelas marah lah. Kenapa aku harus bertanya seperti itu.

"Lo tanya ke gue kaya gitu?yang bener aja lo!!"

"Emm,sorry."

"Nggak guna,gue kira lo mau ngomong yang menurut gue itu penting." Putra berjalan memasuki mobil.

"Put!" Aku memanggilnya. Dia hanya menolehkan."Gue,belum selesai ngomong. Tadi lo suruh gue buat nuntasin pertanyaannya."

"Apaan,"

"Emm," Aku bingung harus memulainya dari mana.

"Cepetan!!gue ngantuk."

"Lo...emm,"

"Chkt...,"Putra mulai geram,ia membuang nafasnya dengan kasar. Dia langsung membuka pintu mobil. Aku yang melihatnya langsung menutup pintu mobil itu.

"Lo masih nganggep gue sahabat kan?saudara?" Putra terdiam. Ia lalu membalik badan,menatapku. Tatapannya sangat tajam,aku tak berani menatapnya.

Putra menarik lengan tanganku,dia memelukku. Benarkah dia memelukku?aku sungguh tak mengerti. Mungkinkah ini akan menjadi yang terakhir?

"Terlalu sulit buat gue benci sama lo," Putra mengatakan itu? Sungguh ini bukan mimpi? Apakah dia Putra? Mungkinkah yang memelukku ini hantu?wuhh pikiranku jadi mulai kemana-mana

"Put?"

"Hmm,"

"Lo nggak kenapa-napa kan?"

"Lo pikir?"

FriendzoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang