PINTU BELAKANG

24 1 0
                                    

Sssssssrrrrrttttttttttt.................... bunyi gerbang sekolah menandakan gerbang sudah ditutup, Sial Hanna terlambat hari ini dengan sangat terpaksa ia harus menggunakan jalan belakang.

"Ishh . . . harus lewat belakang nih" berlari kebelang sekolah dengan tergesa-gesa

Sesampainya Hanna dibelakang Hanna disuguhkan dengan pemandangan yang cukup membuatnya ingin kembali lewat jalan depan. Bagaimana tidak terdapat 2 siswa laki-laki yang sedang berkelahi. Atmosfer disana sangat buruk salah satu laki-laki tersebut jatuh ketanah dengan darah yang bercucuran sedangakan yang satunya malah tersenyum manis memandang lawannya.

Gua lewat depan aja kali ya, gak apa apa deh dihukum dari pada babak belur kek yang itu gumam Hanna saat melihat perkelahian kedua laki-laki itu.

Namun Hanna sempat terdiam dan nampak bingung dengan ekpresi salah satu dari laki-laki tersebut dan mengerutkan dahinya. Apa yang sebenarnya laki -laki ini inginkan lawannya sudah dalam keadaan tak berdaya, namun ia tetap menendang lawannya dengan keras.

Bugh !!

Bugh !!

Udah gak bener nii orang. Nyiksa orang kek gitu gak normal memang, Tolongin gak yaa tapi ntar gua kena imbasnya. Sialan apes banget gua hari ini pikir Hanna.

"Mau sampai kapan lo bediri disitu ?" tanya laki-laki yang masih memukuli lawannya

Hanna terkejut dan memberanikan diri bersuara

"Stop ! Lu mau dia mati " sahut Hanna dengan sedikit keberaniannya

"Dia mati atau gak bukan urusan lo, Kalo mau lewat lewat aja " ucap laki-laki itu tanpa berbalik

Tanpa pikir panjang Hanna langsung berjalan perlahan melewati darah - darah yang mengalir.

"Jangan liat kebelakang, lo liat aja jalan mana yang gak ada darahnya jangan sampe nempel disepatu lo " ucap laki-laki dengan suara seraknya

Hanna pun hanya menuruti dan berjalan dengan tenang tanpa menoleh seperti yang sudah di instruksikan. Panik gak lu ? panik gak ? panik lah !!! yakali kagak !!!

Good girl gumam laki laki itu dengan senyum yang mengambang.

Hanna sempat kesian dengan laki-laki yang baru saja ia lewati. Bahkan orang itu tergeletak tak sadarkan diri. Ia ingin membantu namun ia sangat tak ingin terlibat masalah. Tapi ia juga masih memiliki hati nurani maka dari itu dia menelpon Ambulan setelah berjalan cukup jauh dari tempat tadi.

Suasana kelas sangat tenang. Hanna  berdiri di sisi pintu kelas, sepertinya teman-teman sekelasnya sangat serius sehingga tak menyadari dirinya yang dari tadi berdiri disamping pintu.

Hanna terlalu baik untuk menggangu teman-teman sekelasnya belajar dengan tenang, ia akan mengalah ia tak akan menggangu mereka belajar hanya karena ia terlambat masuk dan membuat keributan.

TOILET WANITA

Hanna berjalan memasuki toilet ia tak tau harus melakukan apa. Toilet cukup baik untuknya, jika ia memilih perpustakaan mungkin sekarang ia berada di tengah lapangan. Sudah dipastikan guru yang menjaga perpus akan curiga menatapnya dengan tas yang masih ia pakai.

Lantai toilet yang bersih dan wangi tersebut membuat Hanna mengantuk haruskan ia tidur di toilet. "Tidur di toilet juga gak papa sii, bersih juga "  Hanna menghela napas lalu menunduk melihat sepatu putihnya.

"Kena gak yaa . . . sumpah tadi bau anyir darahnya banyak banget "

Hanna melepaskan sepatunya dan berduduk sambil mengecek disetiap sudut sepatu tersebut mungkin saja ada darah yang menempel.

"Untung gak ada. Bakal repot kalo nempel, sepatu putih lagi "

Hanna berdiri untuk mengunci pintu toilet, tentunya ia tidak ingin tidur nya terganggu.

JEDA

10 menit

20 menit

30 menit

40 menit

Bruuuukkk....

Bruuuuukkkk. ...   pintu toilet dibuka paksa oleh orang yang berada diluar. Betapa terkejutnya Hanna dengan suara tersebut ia pun langsung berdiri dan langsung melihat jam tangan yang ia pakai di tangan kirinya.

"Bego gua lupa masang alaram "

Oke fine ia mengerti mengapa satpam sekolah mendobrak pintu toilet wanita, ia lupa memasang alarm dan sekarang sudah lewat 40 menit yang artinya ia tidur hampir 1 jam di toilet.

Hanna berjalan keluar dengan santai melewati kumpulan orang-orang yang menatapnya dan mulai mengguncingkan dirinya, ia pun mengakui dirinya salah walaupun dalam hati.

Hanna kembali berjalan ke arah kelas nya yang kini sudah ada Putri berdiri dengan wajah yang marah kepadanya.

"Bolos lagii. . .sadar lu udah SMA "omel Putri dan mengekori Hanna yang lewat begitu saja didepannya

"Lah terus ? "dengan wajah songongnya

"Waktu lu bilang gak mau bolos gua udah yakin lu bakal berubah "

"Kek emak emak lo, ngomel mulu "

"Gua ngomel krna lu bolos !! "

"Baru gua bilang kek gitu, lu udah langsung percaya aja " ucap Hanna ketus

"Lu tau tadi ibu Sri ngomel kek gimanaa . . . lu gak masuk kelas dia "

"EMMM"kembali tidur

"Na. . . ntar. . . . ."

"Gua capek "ujar Hanna memotong ucapan Putri

" Capek ? bukannya lu tidur yaa . . . Tu murid lain ngomongin lu tidur di toilet cewe "

"Iya . . . toilet kita bersih put. Gak kek SMP bau taii"

"Tidur dilantai "

"Emang nya ada kasur di toilet "

"Jorok lo "

"Lu gak tau aja  seberapa nikmatnya tidur dilantai yang dingin"Putri hanya menggeleng pelan mendengarkan cerita Hanna

" Udah sana lo gua mau lanjut tidur "

"Ada tugas yang harus dikumpul habis pulang sekolah " sambil membuka buku yang akan ia tunjukan ke Hanna

"EEMMM "

"Tugasnya banyak na . . . "

"Banyak apa sulit !! lo gak bisa kan. Makanya nyuruh gua buat ngerjain tugasnya"

"Dikasi tau malah nyolot. Souzon aja lo ! "

"Gak usah ngegas, mau gua blender mulut lo !!! " ucap Hanna sedikit nyaring dan membuat Alin yang berada disebelahnya menoleh.

Hening . . . .

"Gua gak mungkin juga ngeblender mulut orang kok Lin "ucap Hanna setelah beberapa menit kemudian

"Iyaa " ucap Alin bingung

Putri yang melihat Hanna berbicara lebih lembut dengan Alin ketimbang dirinya pun sedikit kesal. Giliran yang cakep aja lu gak ngegas, gak ada akhlak lu Na gumam Putri.

HBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang