BELLA

19 0 0
                                    

Tidur Hanna cukup nyenyak setelah kejadian tadi malam. Hanna sengaja tidak memikirkan. Ia tak ingin ke-esok harinya mendapatkan mata panda akibat kurang tidur. Hanna berterima kasih ke otaknya yang masih bisa ia kontrol untuk tidur cepat.

Drummm .... Drumm

Hanna mendongkak melihat Ventilasi kamar mandi, terdapat cahaya seperti Blitz kamera yang cukup mengagetkan. Sepertinya diluar sedang gemuruh lirih Hanna, ia pun melanjutkan aktivitas mandinya yang sempat tertunda.

Tik. . Tik. .Tik . . .Bunyi hujan diatas genteng-

Bulir- bulir air menyentuh genteng. Suara gemuruh yang tadi nyaring sekarang lebih nyaring lagi ditambah angin kencang. Hanna mempercepat gerakannya, lantaran kini suhu kamar mandinya terasa lebih dingin dibandingkan beberapa menit yang lalu.

Baru saja ia menutup pintu kamar sudah tercium aroma masakan khas Bundanya. Hanna tersenyum dan mempercepat langkahnya menuruni tangga, menyusul Ayah yang kini sudah berada dimeja makan lebih dulu darinya.

'' Jam berapa pulang tadi malam '' tanya Ayah sambil melipat koran yang baru saja ia baca

Hanna menengok kesamping memandangi Ayah" Hampir jam 10 an ''

Mendengar ucapan Hanna, Bundanya pun memberikan tatapan tajam padanya.'' Tuh kan, dibilang jangan malam- malam juga, gak dengerin kata Bundakan?'' sahut Bundanya

Hanna hanya tersenyum manis pada Bundanya yang mengomel. Ia benar- benar menyayangi kedua orang yang kini berada didepannya ini. Sebesar apapun ia membenci pada akhirnya ia tidak akan mampu menyakiti mereka dan Hanna tidak akan membiarkan satupun orang yang akan melukai mereka.

"Kamu sama Ayah aja berangkatnya '' sambil menyendok makanan yang kini tersisa sedikit

'' Iya Yah '' ucap Hanna dengan suapan terakhirnya

'' Diluar dingin banget.  Kamu pakai baju atau hoodie Na. Nanti masuk angin '' suruh Bunda

'' Iya  '' ucap Hanna tanpa menoleh dan menghabiskan makananya.

Hanna menaiki tangga menuju kekamarnya mengambil hoodie hitam yang tergantung rapi disamping lemari. Ia menggunakan hoodie hitam kebesaran dan berkaca sebentar.

Kini mobil yang ia naiki sudah keluar dari pekarangan rumah dengan pelan, walaupun diluar  hujan, AC dimobil tetap juga dihidupkan. Semacam kebiasaan yang harus dilakukan setelah berada didalam mobil.

"Hari ini Ayah bakal pulang lebih malam "ucap Ayah ditengah perjalanan

"Oh ya? Emang sibuk banget ya ? "tanya Bunda

"Hem, ada mahasiswa yang mau bahas soal persentasi" ucap Ayah dengan anggukan

"Kira kira jam berapa pulangnya? "tanya Bunda lagi

"Ya, gak kek biasanya"

"Tepatnya jam berapa Ayahh" tanya Bunda penasaran

"Jam 11-an lah, ya gituu atau lebih "

Bunda hanya mengangguk pelan lalu memeriksa handphonenya yang dipenuhi pesan yang belum terbaca. Hanna tidak berniat masuk dalam pembicaraan pagi ini. Ia mengamati percakapan Ayah dan Bundanya lalu menyenderkan kepalanya ke jendela mobil dan teringat kejadian tadi malam, membuatnya mengerutkan dahi. Hanna masih  mengingat namanya  bahkan wajahnya. Mereka bahkan saling menatap dalam waktu yang lama, sepertinya mereka memiliki usai yang tak jauh berbeda.

"Huhhh" Hanna menghela napasnya berat.

Hanna menyadari dirinya yang masuk terlalu dalam dengan dunia malam, tidak ada alasan tepat mengapa ia sampai sejauh ini. Kesepian ? Pelampiasan ? kebebasan ?

HBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang