KEDAI

28 1 0
                                    

Srekkk . . . .

Sebuah motor telah terparkir didepan kedai kopi.

Caca turun dari motor dan langsung masuk ke kedai lalu memesan minuman favoritnya.  Hanna yang berada dibelakang Caca hanya mengekor.

Untuk pertama kalinya Hanna meminum kopi dikedai ini. Ia hanya mengikuti Caca, Hanna bahkan memesan kopi yang sama dengan Caca.

"Samain aja kek punya lo "ucap Hanna pelan yang berada dibelakang Caca

"Oke oke, kita duduk dipojok sana aja "

5 menit berlalu . . . . .

Tidak ada percakapan di antara mereka berdua, hanya kehening. Hanna tidak mempermasalahkan ia bahkan menyukai keheningan.

Keheningan membuatnya lebih tenang dan dapat berpikir lebih luas. Berbanding terbalik dengan Caca yang kini terlihat gugup dan menunjukan raut wajah yang ragu.

Entahlah apakah ia bisa disebut sahabat atau teman sekolah. Ini pertama kalinya Caca nongkrong dengan Hanna.

Walaupun Caca sudah mengenal Hanna selama 3 tahun bukan berarti membuat ia akrab dengan Hanna. Jujur ia bahkan merasa keadaanya sangat canggung akibat ketidakadaannya percakapan diantara mereka.

Huftt !!! "Dingin yaa " ucap Caca

Hanna diam tidak bersuara,ia fokus melihat pemandangan dengan pikiran yang melayang.

30 detik . . . .

"Lo kedinginan '' tanya Hanna tanpa memandang lawan bicaranya

"Hah !'' jawab Caca terkejut lantaran Hanna yang tiba-tiba bersuara dan menanyakan keadaanya

Hanna langsung menoleh, suara Caca cukup mengagetkannya  ngebug nih orang gumam Hanna.

"Gak. Eh - iya .Emm . . .  gua- ngerasa canggung '' jawabnya sambil mengalihkan pendangannya kearah lain

Hanna pun ber'' Emm'' setelah itu ia melanjutkan minumnya tanpa melanjutkan pembicaraan.

Ya allah !! kenapa kek orang yang baru pedekate, canggung bener ini mahh, masa kagak ada pembicaraan  dalam hati Caca.

"Na '' tanyanya memberanikan diri. Jika ia terus diam maka Hanna pun juga tetap diam, ia tak ingin keadaanya menjadi lebih canggung .

Hanna tidak menjawab, namun ia menoleh . Memandang Caca menunggu Caca berbicara. Hanna tebak Caca pasti sangat tidak nyaman dengan suasanya sekarang yang hanya diam. Apa boleh buat ia memang tidak tau harus bicara apa.

"Kita temenan udah 3 tahun .Tapi gue ngerasa canggung baget ngomong bedua gini '' ia bahkan hanya menatap Hanna sebentar

"EMM'' jawab Hanna terus memandang Caca yang terlihat gugu, bahkan saking gugupnya tangan Caca sampai bergetar.

Sekarang Hanna ingin tertawa melihat Caca yang sangat gugup didepannya.Bahkan ia tak pasti apa yang membuat Caca begitu gugup, apakah temanya ini sedang tertekan karenanya.

Percayalah ia tidak menggingit manusia lagi pula biasanya Caca banyak bicara.  Ia tidak menyangka suasananya akan sehening ini, ia mengira Caca akan banyak bicara seperti di sekolah.

"Kalo mau ngomong, ngomong aja '' ucap Hanna lagi setelah keheningan hampir semenit tadi

"Gue tuh, kadang mau ngajak lo ngomong . Tapi  lo nya ngomel mulu sama Putri, gue jadinya gak enak gitu'' ucapnya langsung

Mengapa mengajak orang berbiacara membuatnya sangat gugup, terlebih lagi mereka sudah berteman lama dan bertemu setiap hari.

"Terus ?" tanya Hanna bingung

HBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang