PERKENALAN

18 0 0
                                    

Bima memeriksa pergelangan tangan Hanna dan melihat beberapa lebam yag masih baru. Sedangkan Hanna diam, ia tak tersipu dengan perlakuan manis pria yang kini memeriksa lebam di pergelangan tangan dan rahangnya.

Setelah selesai memeriksa keadaan Hanna,Bima menatap Hanna dengan lembut.

Bola mata mereka bertemu. Hanna tidak memalingkan wajahnya,lagi-lagi Hanna hanya diam tak berkata namun, lehernya cukup penat karena harus melihat keatas. 

Bima tersenyum memandang Hanna, Hanna hanya menampilkan wajah datar. Membuat Bima gemes melihat gadis mungil ini. Sangking gemasnya Bima ingin mencubit pipi bakpao Hanna. Namun langsung ditepis kasar oleh Hanna tangan Bima yang ingin menyentuh pipinya.

Hal itu membuat Bima tertawa dengan  tingkah Hanna. Padahal tidak ada unsur lelucon namun mampu membuat Bima tertawa terbahak-bahak. Hanna menaikan alisnya bingung dengan reaksi orang didepannya ini seperti orang yang tidak waras menurutnya.

''Seharusnya gue yang ketemu Bella. Mungkin lo gak lebam gini, kalo gue yang ketemu dia '' ucapnya menyudahi tawanya yang membuat Hanna bingung

Hanna mengerutkan dahinya, perlu waktu bagi Hanna mencerna apa yang Bima katakan dan mengerti apa maksud dari kedatangannya didepan rumahnya.

"Kenapa ? masih sakit ya, kok bengong "tanya Bima khawatir

"Ngapain ada didepan rumah gue ? "ucap Hanna sambil melangkah mundur memberik jarak antara mereka

Huftttt Bima membuang napasnya melihat Hanna melangkah mundur"Cuman mau mastiin lo gak kenapa kenapa "

Hanna memalingkan wajahnya menahan emosinya mendengar ucapan Bima"Gue gak ngerti kenapa lo ada disini dan mastiin gue gak kenapa-kenapa. Lo suruhan Bella ya ?"tanya Hanna dengan wajah kesal

Perlu di ingat teman-teman Hanna tergolong orang yang emoisan.

 Bima memajukan langkahnya lebih dekat dengan Hanna dan menunduk. Perbandingan tinggi badan yang jauh membuat Hanna harus terus mendongkak kan kepalanya menatap Bima. Kali ini ia akan berbaik hati takut Hanna akan mengalami keram leher krna berbicara dengannya.

Bima dapat mencium harum parfum Hanna dan wangi rambutnya, lagi lagi Bima tersenyum gadis mungil ini sangat wangi bahkan setelah 2 jam berada diluar.

''Siapa sih yang suruhan Bella? Lo itu gak boleh souzon. Lagian gue kesini kangen sama lo  '' ucapnya menyentuh hidung Hanna dan tersenyum manis

Mendapat perlakuan Bima membuat Hanna langsung marah"Lo bilang sama gue, apa mau lo kesini !! " tatap Hanna tajam

Bima dapat merasakan cengkraman kuat dikerah jaketnya dan tatapan tajam milik Hanna Hufttt "Gue gak ngapa ngapain loh Na. Lo gak perlu sampe kek gini "ucapnya sambil melepaskan tangan Hanna dengan kasar lalu merapikan kembali kerahnya.

Hanna diam memperhatikan Bima yang nampaknya kesal. Tidak ada percakapan setelah Bima merapikan kerahnya,  Bima hanya menetap Hanna sebentar lalu melangkah meninggalkan Hanna yang terdiam dengan wajah datar. Sepertinya kehadirannya tidak disambut baik oleh Hanna apa boleh buat sekarang ia harus pergi meninggalkan Hanna.

Issshhhh apa lagi sih ini gumam Hanna kesal

Bima tersentak merasakan celakalan tangan mungil di lengannya. Tangan mungil itu milik Hanna. Bima pun menoleh dan mendapati  Hanna yang menampilkan wajah datarnya.

''Kita belum selesai '' ujar Hanna

Bima mengangkat alis nya lalu senyum manis. Hilang sudah amarahnya saat Hanna menyentuh tangannya. Hanna merasa geli dengan tingkah Bima dan senyumnya. Tidakkah lelah ia terus tersenyum.

HBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang