JENDELA

12 1 1
                                    


Bugh . . .

Bugh . . .

Hanna terus memukul samsak dengan keras sampai samsak itu sudah bergeser jauh dari tempatnya.

Bugh . . . .

Bugh . . . . .

Ia meluapkan rasa marah serta sedihnya dengan terus memukul samsak tanpa henti. Bahkan terdapat luka kecil dijari-jarinya. Keringat pun terus mengalir dan membuat Hanna basah kuyup.

Tok. . . . Tok. . . .

Hanna mengabaikan ketukan itu dan terus memukul samsak sampai ai benar - benar merasa lega.

Mendengar tak ada sahutan dari dalam, pintu pun dibuka clek. . .

'' Na  . . . .'' menutup pintu rapat-rapat

Hanna tidak mengubris, ia memilih melanjutkan aktivitasnya memukul samsak bahkan kini pukulannya lebih keras lagi.

'' Na . . . . '' ucap Vanya sekali lagi

Vanya berdiri kaku sambil memandang Hanna yang terus memukul samsak. Ia menghela napas pasrah melihat Hanna yang tidak hentinya memukuli samsak,  ia juga tidak bisa menghentikannya.

1 menit berlalu . . . .

Merasa sudah cukup lama berdiri Vanya pun bersuara'' NAAA !!'' ucapnya lantang dan membuat Hanna menghentikan aktivitasnya. Napas Hanna memburu jari jarinya terasa perih, tubuhnya pun kini seperti orang yang habis kehujanan.

Vanya menghembuskan napasnya dan memandang Hanna yang masih membelakanginya." Dengerin gue ''

Kini Hanna membalikkan tubuhnya dan memandang Metta dengan wajah yang memerah.'' Bukan salah lo '' ucapnya meyakinkan Hanna

Hanna yang mendengar ucapan Vanya pun langsung mendorong Vanya ke dinding sambil mencengkaram kuat kerah baju Vanya" Kasih tau gua, apa yang terjadi dihari itu"ucap Hanna dengan pelan

"Oke, t-tapi lepasi-in gua d-ulu " Hanna tetap dengan posisinya, ia menatap mata Vanya tajam'' Lo liat gue yang banting Bella dan lo masih bilang bukan salah GUE !!! '' ucap Hanna nyaring

'' Dengerin gue dulu!!! '' ucap Vanya nyaring dan berusaha melepaskan cengkeraman Hanna

'' Kenapa lo gak hentiin gua, HAH !!'' dengan cengkeraman yang lebih kuat lagi dileher Vanya

''Dia ove. . .rdose . .  ''jelas Vanya dengan terbata-bata

Mendengar ucapan Vanya, Hanna melepaskan cengkramannya dan kembali memukul samsak.

Bugh . . .

Bugh . . . .

''ERGHHHH . . . uhuk  . . .'' Vanya memegangi lehernya yang sakit " Gak lama setelah kita keluar dari gudang Bella sadar '' lanjut Vanya

Hanna masih memukul samsak Bugh  . . . Bugh

'' Setelah itu Bella langsung make lagi, lo liat kan tuh sabu masih ada di meja '' jelas Vanya.

Hanna tetap memukul samsak tanpa menoleh, ia kesal setelah mendengar penjelasan Vanya. ''Waktu petugas datang Bella udah kejang-kejang mulut dia udah penuh busa ''

Hanna menghela napas nya lelah"Krna itu Bella meninggal " ucapnya setelah selesai memukuli samsak yang sudah berpindah arah dari sebelumnya

Vanya mengangguk ''Em, lo gak perlu merasa bersalah, ini murni overdose. Lo bisa  pegang janji gue buat tanggung jawab '' ucap Vanya. Hanna mendudukan dirinya di atas matras hitam.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 06, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang