29.Untuk Samudra

6.4K 816 181
                                    

"Disaat kau sudah benar benar jatuh, dunia akan mulai bekerja. Rasa Cinta juga akan datang dan membuatmu kembali bertahan"

***************

Tak ada lagi kata yang bisa terucap, hanya ada tangisan terdengar seiring dengan alat kejut jantung yang digunakan Dokter untuk mengembalikan Samudra.

Ada banyak harapan untuk Samudra, ada banyak tangisan dan juga penyesalan. Ardi berteriak kencang, sesak itu kini semakin nyata terasa. Membuatnya bahkan tak bisa bernafas dengan benar, bagaimana mungkin Samudra bisa pergi sebelum ia sempat mengucap kata maaf?

40 menit yang terasa begitu panjang sampai pintu ruang rawat itu kembali terbuka. Sang Dokter keluar dengan raut lelah yang tampak nyata, keringat sebesar bininjagung tampak menghiasi wajah paruh bayanya.

Ardi dan Arini bangkit secara bersamaa sementara Angkasa, bahkan kakinya tak mau mendengarkan apa yang ia perintahkan. Masih terlalu takut dan terlalu lemas karena bayang bayang kehilangan.

"Dokter, bagaimana... Bagaimana keadaan anak saya?"

Dokter itu menghela nafas panjang kemudian tersenyum. "Syukurlah, kami berhasil menyelamatkannya."

Arini bersimpuh karena rasa penuh kelegaan yang tak bisa ia sembunyikan. Tangisan Ibu dari dua anak itu terdengar semakin kencang seiring dengan Angkasa yang bergerak untuk memeluk tubuh Ibunya itu.

Ardi mengucap syukur sembari menjabat salah satu tangan dokter paruh baya itu.

"Terimakasih banyak dokter. Terimakasih." Ardi menunduk dalam dengan isakan yang tak bisa ia cegah.

"Keadaan pasien sudah kembali stabil. Tapi kami akan terus melakukan pemantauan selama 2×24 jam untuk memastikan kejadian seperti ini tidak kembali terjadi. Bapak, Ibu tolong usahakan tidak menimbulkan keributan. Berikan suasana yang tenang dan kondusif untuk pasien."

"Apa saya boleh melihat putra saya?"

Dokter itu mengangguk. "Untuk 2 jam pertama usahaakn hanya ada satu orang saja yang masuk ke dalam. Kalau begitu saya permisi."

Dokter dan para perawat itu berlalu meninggalkan hening panjang diantara 5 orang yang ada disana. Jovan ingin sekali masuk untuk melihat bagaimana keadaan Samudra, tapi ia merasa tak berhak sementara ada anggota keluarga Samudra yang jelas jelas berada disini.

Ardi mendekat ke arah Angkasa dan juga Arini, berlutut di hadapan keduanya dengan kepala menunduk.

"Ayah mohon, beri Ayah satu kesempatan. Ayah cuman mau minta maaf sama Samudra, setelah itu Ayah nggak akan pernah nemuin kalian lagi."

Angkasa baru akan melarang Ardi, tapi Arini lebih dulu membuka mulut.

"Sayang, kita biarin aja ya. Inget kata dokter, kita harus membuat suasana setenang mungkin. Ayah kamu nggak akan berhenti sebelum kita ngabulin apa yang dia minta."

Ardi menggenggam kedua tangan Angkasa. "Ayah janji Juna. Ayah nggak akan pernah sakitin adik kamu lagi."

Angkasa tak bisa mengatakan iya dan hanya mengangguk satu kali sebelum menatap ke arah lain. Ini yang terakhir, ya harus jadi yang terakhir karena Angkasa akan melindungi Samudra dari Ardi dengan dirinya sendiri setelah ini.

Samudra Sang Angkasa [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang