"Bright aku bete."
"Kenapa bete?? Kan ga kenapa-kenapa,"
"Aku bete kenapa kamu yang bayarin jadinya?!"
"Ya emang kenapa sih kamu kan bisa ganti lain waktu Win!"
'Kenapa kamu selalu yakin sama 'lain waktu' sih Bright?' Batin Win.
"Huh yaudah aku bisa ngomong apa kalo kamu udah bayar! Makasih loh!"
"Dih maraah!" Kata Bright sambil ngacak-ngacak rambut Win.
"Ih apaan sih Brightt!! Berantakan ini jadinya rambut aku! Aduh mana ga bawa sisir lagi!"
"Hah? Seorang Win Metawin gabawa sisir? Udah mau kiamat ya ini dunia?" Sindir Bright.
"Oh pantesan kamu mau kesini ya."Suasana mall yang tidak terlalu ramai itu membuat Bright dan Win bisa berjalan santai dan bisa berdebat ria sesukanya mereka karena memang tidak ada pengunjung lain yang acuh.
Namun tak sadar, mereka sudah sampai di toko kesehatan yang biasanya juga menjual perlengkapan kebutuhan tubuh.
"Iya aku mau beli sisir juga Bright," sahut Win mengecek notes di ponselnya.
"Sisirku yang itu hilang."
"Yang putih? Yang biasanya kupake buat nyisirin kamu tiap pagi?"
Deg.
Win menunduk, mengangguk, "Iya."
Bright terkekeh, mengusak rambut Win lagi, "Akhirnya ilang juga ya? Setelah bermalam-malam sisir itu keselip di bawah sofa gara-gara tidur kamu yang berantakan itu, tapi anehnya selalu ketemu paginya."
Win menggerutu, "T-tidur berantakan? Kamu tuh yang bikin aku tidur kepepet sofa! Tiap malem pasti dorong-dorong terus nyampe kaki aku ditendangin!"
"Dihh kamu juga sering nempel-nempel ke aku kan buat maling selimut aku yang tebel itu? Dasar sukanya nyuri-nyuri selimut orang!"
"Ya kamu lagian nyetel suhu AC-nya kenceng banget, kalo gapake selimut kamu aku bakal bolak-balik toilet mulu Bright! Belum lagi kalo kebangun gara-gara kamu ngigau gajelas!"
"Yee lagian salah sendiri kenapa mau aja tidur sama aku padahal kamar sebelah kosong?"
"Ya kan emang aku maunya tidur sama kamu!"
'Sial barusan aku bicara apa,' - Win.
Win terdiam, merutuki diri sedalam-dalamnya.
'Win bego! Win kenapa keceplosan ngomong kayak gituuuuu' batinnya.
Bright yang mendengar kalimat keceplosan Win itu sedikit kaget dan memalingkan wajahnya untuk sementara, menggosok hidunya yang tidak gatal.
"Ambigu banget kamu Win, asli," komentarnya.
Win yang mukanya sudah merah padam itu cuma bisa menghujat dirinya sendiri dalam hati.
"Nggatau ah! A-ayo beli sisir!"
★彡
KAMU SEDANG MEMBACA
last chance | brightwin
FanficPertemuan dua mahasiswa, Win dan Bright, setelah 6 bulan tidak bertemu. ⚠️ konten rokok dan minuman keras Don't hate the character, it's just fanfic Konflik ringan, bxb menjurus ke straight. Bahasa baku non-baku ngga stabil.