•BAGIAN ENAM BELAS•

48 8 4
                                    

Seseorang tengah mengejar Aleeza, gadis itu tak mendengar teriakan darinya.

"ALEEZA!..."

Akibat teriakan itu membuat semua orang terdiam mengarah ke sumber suara, Aleeza dan temannya pun sama.

"Apaan sih tuh anak pake teriak teriak segala pengang ni kuping gue" kesal Ojan sambil mengusap-usap telinganya.

"Tau, bikin malu aja" sahut Bunga.

"Kalian jangan gitu" lerainya.

"Bilang aja lo suka sama Kak Dava"

Belum sempat menjawab, Dava sudah terlebih dahulu menarik tangan Aleeza hingga dirinya mengikuti arah kemana laki-laki itu pergi.

Bunga dan Ojan ikut menyusul ternyata ke arah parkiran sekolah. Aleeza melepaskan tangan Dava.

"Kenapa?" kata Dava mengerutkan keningnya.

Aleeza menggeleng, "Maaf Dava tapi leeza mau ke rumah-"

"Kerumah gue, kerja kelompok jadi lo gak usah ikut" potong Ojan.

"Hah? Bukanya kita mau ke rumah-"

Bunga menutup mulut Aleeza kemudian membawanya ke arah lain, Dava hanya diam saja tidak mengikuti mereka biarkan saja.

Kemudian Dava menyalakan motornya dia melajukannya dengan pelan, ketika berada di depan gerbang Dava melihat kiri kanan pandangannya bertemu dengan seseorang.

"Ayo naik" pinta Dava.

"Lo ngomong sama siapa?"

"Sama patung. Ya sama lo lah" ujar Dava.

"Gue?"

"Ck. Buruan naik banyak tanya lo"

"Gak ah peduli apa lo sama gue"

Dava menatap matanya dengan tajam "Rahma..."

Rahma diam seketika, kemudian menganggukkan kepalanya dan langsung menaiki motor Dava.

Sebenarnya apa maksud Dava mengajak dirinya? Apa dia hanya menjadikan pelampiasan saja ketika tidak bersama Aleeza?.

Di perjalanan tidak ada satupun yang berbicara, ingin rasanya Rahma menanyakan sesuatu tapi belum saatnya dia pertanyakan soal itu.

Dava menyunggingkan senyum melihat Rahma yang kelihatan sangat garang dengan wajahnya yang di tekuk melihat ke arah lain.

Tiba-tiba Dava membelokan motornya ke arah taman, Rahma mulai gelisah pasalnya ini tempat di mana Dava dengannya pertama kali bertemu.

Rahma di suruh untuk menunggu Dava membeli minuman. Rahma sebal dengan perilaku Dava saat ini ia jadi teringat kembali.

"Nih makan" ucap Dava menyodorkan ice cream Vanilla kesukaan Rahma

Bahkan lo masih tau kesukaan gue? batin Rahma.

"Maksud lo apa sih ngajak gue ke sini" ucap Rahma dengan ketus.

Dava mengangkat bahunya.

"Aneh. Udah ah gue pergi aja" ucap Rahma ingin berdiri tetapi Dava menahannya sebentar lalu, menarik Rahma hingga terduduk dan Dava memeluk Rahma tiba-tiba.

Rahma memberontak ingin melepaskan "Apaan si! Lepasin gak." Dava malah mempererat pelukannya.

"Please... bentar aja gue kangen lo."

Rahma pasrah, apa boleh buat dia tidak bisa menyembunyikan perasaannya lagi. Ini cukup lega bagi Rahma tapi apa bisa ini kembali seperti semula?.

From Aleeza!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang