•BAGIAN SEBELAS•

47 13 0
                                    

Kini Aleeza berada di depan gerbang rumah Dava yang di tunjukkan oleh Rahma. Aleeza ngotot supaya Rahma memberi tahu dimana rumah Dava berada, bukan tidak boleh, Rahma tidak mau Aleeza di sakiti lagi. Tanpa banyak bicara Aleeza langsung saja di beri ijin untuk masuk ke dalam oleh satpamnya, tanpa menghiraukan Rahma. Dia ke dalam sendiri.

Ternyata halaman rumahnya sangat besar, Aleeza semakin di buat penasaran, kalau di pikir-pikir jika benar Dava anak dari Om Deven berarti tinggal beberapa langkah lagi Aleeza akan mengetahui nya.

Dia menekan-nekan bel, sambil melihat kanan kiri. Tidak menunggu lama, seseorang wanita paruh baya telah membuka pintu. Aleeza tersenyum canggung sambil mendekat dan bersalaman dengannya.

"Cari siapa?"

"Dava nya ada?"

"Oh dia ada di kamarnya, lagi demam. Gara-gara alergi katanya."

"Maaf tante sebelumnya kenalin nama aku Aleeza."

"Oh iya. Nama tante Wina Mama nya Dava, ayo silahkan masuk" ucapnya sembari tersenyum, Aleeza hanya mengekor di belakangnya saja, kemudian duduk.

"Ada perlu apa ya?."

"Jadi gini tan, Dava alergi gara-gara makan nasi goreng pakai telur buatan leeza sendiri, leeza gak tau kalau Dava alergi sama telur."

Wina mengerti, memang Dava sering bercerita kepadanya banyak perempuan yang mengejar-ngejar, bahkan sering memberikan sesuatu. Ini tidak terjadi satu kali saja, bahkan berkali-kali.

"Ini bukan salah kamu Aleeza,"

"Jelas ini salah leeza tan, sekarang Dava jadi demam gara-gara leeza.

Sudahlah Wina memakluminya,"Besok juga sembuh kok, kamu tenang aja."

Aleeza tersenyum, dia lega karena Wina tidak memarahinya. Ternyata Mama nya Dava sangat baik, tidak seperti di pikirannya.

"Boleh liat Dava?" Wina menganggukkan kepalanya. Aleeza menaiki tangga menuju lantai 2 dengan di tuntun oleh Wina.

Ternyata Dava sedang tidur, baiklah hari ini Aleeza akan mengurusnya."Tante tinggal dulu ya" kepergian Wina membuat Aleeza takut, bagaimana kalau Dava tiba-tiba terbangun.

Di samping tempat tidurnya, lebih tepatnya di meja, ada sebuah wadah kecil berisisikan air dan handuk kecil, mungkin untuk mengompres Dava.

Aleeza memeras handuk itu kemudian dia meletakan di dahinya Dava sampai berulang-ulang kali. Aleeza melihat sekeliling nya, ternyata kamar Dava sangat rapih dan wangi, Aleeza menyukainya.

Aleeza berdiri, kemudian melangkah ke balkon kamarnya Dava. Pemandangan alam yang sangat segar untuk di lihat, apalagi ketika pagi hari pasti cahaya matahari akan bagus.

Kemudian Aleeza masuk kembali, untuk memeras handuknya, sudah hampir 1 jam berada di samping Dava sampai-sampai dia tertidur pulas. Alih-alih Dava merasakan sesuatu tanpa membuka matanya. Dia mengelus nya untuk menebak apa yang di pegangnya, kalau si pikirkan ini seperti rambut.

Dava membuka salah satu matanya yang sebelah kanan, terlihat sangat jelas itu kepala, dia terkejut sambil terbangun. Dava meneliti wajahnya yang tertutup oleh rambut. Karena penasaran dia siapa, Dava merapihkan rambut yang mengahalangi wajahnya. Dia amati secara lekat, ternyata cewek ini, yang membuat dirinya demam.

Dava menghela nafasnya, kemudian suara telepon yang masuk ke handphone nya Aleeza yang berada di sebelahnya. Dava langsung pura-pura tertidur, yang membuat Aleeza bangun.

"Halo, bang dim" terdengar samar-samar suara Dimas yang sedang memarahi Aleeza, Dava terus saja pura-pura tertidur.

"Iyaa ini leeza mau keluar, bang dim tungguin di bawah. Byee" Aleeza mematikan panggilan itu.

Aleeza melirik Dava yang masih tertidur, dia mengambil tasnya. "Semoga cepat sembuh Dava, maafin leeza ya gara-gara leeza Dava jadi demam gini" ucapnya dengan nada sedih.

Dava yang mendengar itu tertegun, kenapa dia masih saja berbuat baik kepada nya. Dava akui perlakuan tadi memang kelewat batas, apalagi sampai menampar nya.

Aleeza beranjak keluar, pintunya di tutup kembali. Kemudian Dava mengintip Aleeza dari balkon nya, dia hanya memastikan bahwa dia sudah benar benar pergi.

Dava menuruni anak tangga, dia melihat Mamanya tengah mengerjakan sesuatu dan menghampirinya kemudian duduk di sebelahnya.

"Kamu udah mendingan?"

"Udah." balas Dava. Mamanya kembali fokus ke laptopnya sendiri.

"Kenapa dia bisa ada di kamar Dava mah,"

"Dia siapa?"

"Yang bikin Dava kayak gini" oh Wina mengerti apa yang di maksud Dava.

"Maksud kamu Aleeza kan?" Dava mengangguk, kemudian Wina mengakhiri pekerjaannya.

"Itu bukan salah dia, tapi salah kamu sendiri." sebentar, kenapa jadi Dava yang di salahkan? Jelas-jelas Aleeza lah yang salah, Dava tidak terima itu.

"Kok malah Dava yang di salahin?" ucapnya, dengan menatap Mamanya datar.

"Iyalah suruh siapa kamu gak lihat dulu makanan nya" memang, telur nya tidak begitu banyak sampai Dava tidak mengetahuinya.

"Dava laper mah, lagian nasi gorengnya enak" Wina tersenyum mendengarnya, dia tidak menyadari apa yang telah di ucapkannya.

"Enakan mana sama buatan yang Mama" ejek Wina.

Dava tersenyum canggung,"Emm ituu, buatan Aleeza tapi tetep mah dia yang salah."

"Enggak Dava, emangnya kamu gak nyium aroma telurnya gitu?" Dava mencoba mengingatnya, tetapi dia rasa tidak mencium aroma telur.

"Enggak kan? berarti ini salah kamu" kekeh Wina.

"Apa Dava udah keterlaluan ya sama dia,"

"Emang kamu ngelakuin apa?"

"Dava nampar dia, dan makanan itu Dava buang ke tong sampah"

Wina terkejut, dia tidak mengajarkan perilaku seperti itu.

"Siapa yang ngajarin kamu kayak gitu Dava! Mama tidak pernah sekali pun ngajarin kamu kekerasan ya! Apa lagi sampai melukai hatinya!." Wina marah, habislah kalau sudah begini.

Ini mulut kenapa jujur amat.~

"Maaf mah, Dava refleks."

"Refleks kamu bilang? Kamu mau kalau Mama ada di posisi Aleeza? Apa kamu bakalan nerima?"

Tidak, bukan begitu tadi Dava benar-benar refleks. Sudahlah dia menyerah saja kalau berurusan dengan Mamanya yang sedang marah.

Pasalnya Dava tidak dingin kalau sudah di hadapan Mamanya, dia tidak mau melihat wanita yang di cintai nya sedih.

"Pokoknya besok kamu harus minta maaf sama Aleeza, Mama gak mau tau." Ucap Wina meninggalkan Dava sendirian di ruang tengah.

Dava sempat berpikir sejenak, apakah dia bisa meminta maaf kepada Aleeza, gengsinya terlalu tinggi.

Hai! jangan lupa vote and coment❤
Semoga kalian suka, minta saran dan kritik nya juga ya🤗
Terimakasih sudah membaca ❤

jaga kesehatannya ya, semoga kalian baik-baik saja✨


Follow ig:@ayilidiaaa

#Seeu♥

From Aleeza!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang