Pukul 14:30 seorang gadis sedang menunggu jemputan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta panggil saja dia Aleeza. Sudah hampir setengah jam menunggu, akhirnya seseorang menghampiri dirinya.
"Non Al, maaf sudah menunggu lama."
"Gak papa kok mang, yuk! leeza udah gak sabar ketemu Bunda sama Ayah." ucap leeza dengan antusias, dia menyatakan pulang ke Indonesia karena bosan dan tidak ada yang menemaninya selama di Belanda.
Mang Koko memasukan koper milik Aleeza ke dalam bagasi, dan segera masuk ke dalam mobil. Belum saja mang Koko melajukan Mobilnya, Aleeza sudah terlelap ya mungkin karena capek juga.
Aleeza memutuskan untuk pindah karena disana terlalu membosankan apalagi tidak ada kedua orang tuanya. Perjalanan pun tak begitu terasa sudah 30 menit Aleeza tertidur, tiba-tiba Mang Koko menginjak rem mendadak karena melihat segerombolan orang di tengah jalan. Aleeza sedikit terkejut hingga tubuhnya sedikit terhuyung ke depan untung saja sudah memakai seat-beltnya.
"Kenapa mang?," tanya Aleeza panik.
"Itu non, di depan banyak orang." Mang Koko menunjuk ke arah tersebut.
"Yaudah kita turun dulu," lalu Aleeza dan mang Koko turun dari mobil sekedar melihat apa yang terjadi.
"Astaghfirullah mang Koko! cepat bawa Bapak ini ke dalam mobil." pinta Aleeza karena syok melihat darah berceceran di dekat kepalanya. Mang Koko dan yang lainnya membawa Bapak tersebut ke dalam mobil dan segera ke Rumah Sakit.
Aleeza memanggil suster dan menyuruhnya untuk segera di tangani oleh dokter. karena terlalu fokus ke bapak tersebut yang entah siapa, dia sampai lupa menghubungi kedua orang tuanya, bahwa sudah berada di tanah air. Segera Aleeza hubungi Bunda nya untuk memberi kabar.
"Halo Bunda, sekarang leeza udah ada di Indonesia." ucap Aleeza.
"Oh ya? selamat datang di Indonesia anak Bunda,"
"Tapi Bun leeza sekarang lagi di rumah sakit."
"Rumah sakit? siapa yang sakit, kamu sakit apa leeza?" Bunda Aleeza panik mendengar anaknya berada di rumah sakit.
"Enggak Bunda leeza gak sakit, tapi tadi ada orang kecelakaan pas leeza liat banyak darah di kepalanya yaudah leeza bawa ke rumah sakit aja gitu." jelas Aleeza.
"Astagfirullah nak, yasudah Bunda sekarang ke sana sama Ayah."
Aleeza mematikan telepon nya, terbukalah pintu tersebut dan menampakan seseorang dengan jas nya yang berwarna putih siapa lagi kalau bukan dokter.
"Gimana dok keadaannya?," tanya Aleeza karena takut bapak itu kenapa-kenapa.
"Maaf sebelumnya, apakah kalian keluarga nya? Bapak itu mengeluarkan banyak darah tapi kalian tenang sudah saya tangani," Aleeza menghela nafasnya.
"Syukurlah dok." jawab mang Koko.
"Oh yasudah mending kalian ke dalam dulu liat kondisi Bapak itu."
"Baik dok." Dokter tersebut melangkah kan kakinya pergi. Aleeza masuk seorang diri, mang Koko menunggu di luar. Ketika masuk ke dalam Aleeza sangat prihatin dengan keadaannya.
Aleeza mendekat, dan duduk di sebelahnya. Tiba-tiba tangan Aleeza di pegang sembari mengucapkan"Maaf nak kamu salah paham," sekarang di pikirannya buat apa Bapak Ini meminta maaf? apa salahnya?, dan Bapak tersebut membuka matanya, Aleeza terkejut begitupun sebaliknya.
"Siapa kamu? saya ada di mana."
"Maaf Pak, saya Aleeza yang sudah menolong Bapak ke sini, tadi saya liat Bapak korban tabrak lari terus saya bawa ke rumah sakit." Aleeza menundukan kepalanya.
"Terimakasih Aleeza kamu sudah menolong saya, perkenalkan nama saya Deven." Aleeza tersenyum melihat Deven, dan menganggukan kepalanya.
"Sama-sama om, leeza senang bisa membantu om. Tapi maaf sebelumnya om, tadi kenapa meminta maaf?."
Deven menghela nafasnya sebentar, membuat Aleeza menunggu jawaban darinya. "Mungkin kejadian tadi membuatnya jadi salah paham." Deven memijat pelipisnya.
"Salah paham? maksud om apa ya?,"
"Tadi anak saya liat saya di Kafe, waktu itu saya lagi ada meeting sama klien. Kebetulan memang kami memilih bertemu di kafe. Nama klien saya itu Dinda, saat kita sedang membicarakan pekerjaan tiba-tiba seseorang tidak sengaja menyenggol pelayan yang sedang membawa satu mangkuk mie, dan mie tersebut jatuh kepala Klien saya. Refleks saya segera mengambil tissue dan membantu Dinda untuk membersihkan kepalanya."
"Mungkin dia mengira saya sedang bermesraan dengan Dinda. Itu tidak mungkin, karena saya tidak mau mengkhianati istri saya. Saya itu hanya membantu, sama seperti kamu membantu saya Aleeza."
Lagi-lagi Aleeza tersenyum. Ya, mungkin anaknya itu salah paham.
"Terus kenapa om bisa kecelakaan?,"
"Tadi dia sempat menghampiri saya dan mengucapakan saya telah berselingkuh. Anak saya keluar kafe, saya langsung mengejar dia untuk menjelaskan yang sebenarnya tetapi saya gagal dia langsung membawa motor nya. Hingga saya tidak sadar bahwa di belakang ada sebuah mobil yang sedang melaju kencang."
"Aleeza apa kamu mau membantu om lagi?,"
"Selagi leeza mampu, kenapa enggak om."ucap Aleeza.
"Tolong kamu jagain anak saya, dan rubah sifatnya kembali. Dia orangnya sangat dingin." Aleeza bingung kenapa harus dia? bagaimana mau menjaga, Aleeza saja tidak kenal dengan orangnya.
"Tapi om memangnya harus Aleeza ya?"
"Maaf Aleeza. Om merepotkan kamu, tapi om mohon kamu jaga dia dan ubahlah sifatnya seperti dulu."
"Memang nama anak om itu siapa? supaya leeza tidak sulit untuk mecari tau"
"Nama nya-"
Tittttt.............
Aleeza melotot. Tidak mungkin! ini tidak boleh terjadi.
"DOTER! DOKTER!." panggil Aleeza, dia menangis merasa sangat takut.
"Om Deven bangun om,"Aleeza terus mengguncangkan tubuh Deven. Tetapi nihil, tidak mungkin bisa kembali.
"ALEEZA!" Aleeza menoleh dan langsung berlari menghampiri Bundanya.
"Bunda.... Om deven Bun," Aleeza menangis di pelukan Bundanya, dia tidak bisa menahan Air matanya. Perasaan Aleeza sangat lembut, jadi sering mudah menangis.
"Sudah sayang, mungkin Allah lebih sayang sama Bapak itu."
"Benar kata Bunda kamu, sudah. Nanti Ayah akan urus pemakamannya." timbal Pradika ayah Aleeza.
Memang sudah takdirnya begitu, Aleeza tidak tau harus bagaimana untuk mencari anaknya om Deven. Belum juga satu hari di Indonesia sudah begini, sungguh luar biasa.
Aleeza masih belum pulang kerumahnya, karena setelah ayahnya mengurus pemakaman, Aleeza dan yang lainnya ikut untuk melihat dan mendoakan.
"Om Deven, yang tenang ya di sana. Leeza pasti ketemu sama anak om itu, meskipun leeza gak tau yang mana orangnya," jeda Aleeza.
"Tapi leeza bakalan tetap berusaha kok." kata Aleeza yang masih berdiam di pemakaman. "Leeza sudah nak, yuk kita pulang." aleeza menganguk dan berdiri.
"Leeza pamit om, Assalamualaikum." ucap aleeza dengan rasa sedih.
Setelah pemakaman selesai, tibalah di rumah Aleeza. Hari ini cukup melelahkan, merasa tubuhnya sedikit lengket, akhirnya dia bergegas untuk ke kamar mandi. Di pikirannya sekarang yang masih terngiang-ngiang bagaimana dia bisa menemukan anaknya om Deven itu?.
Sudah merasa lama membersihkan diri, Aleeza keluar dan berbaring untuk menenangkan pikirannya.
Hai! jangan lupa vote and coment❤
Semoga kalian suka, minta saran dan kritik nya juga ya🤗
Terimakasih sudah membaca ❤Follow ig:@ayilidiaa
#Seeu♥
KAMU SEDANG MEMBACA
From Aleeza!
Ficção AdolescenteGadis polos seperti Aleeza tiba-tiba harus mencari seorang laki-laki dan merubah sikapnya, apakah Aleeza bisa tanpa mengetahui namanya? Tapi apa boleh buat dia tetap ingin mencarinya sampai dapat. "Tolong kamu jagain anak saya, dan rubah sifatnya ke...