•BAGIAN SEPULUH•

45 14 6
                                    

Pelajaran keempat telah usai, Aleeza pergi sendirian ke arah kelas XII. Dia lupa kalau hari ini harus mengantarkan makanan untuk Dava.

Di depan kelas Dava, Aleeza merasa di perhatikan. Ternyata itu Dona dan teman-temannya yang menatap tidak suka. Aleeza mengedikan bahunya acuh, dan hanya meliwati Dona tanpa meliriknya sedikitpun.

Aleeza masuk ke dalam, mencari-cari Dava tetapi tidak menemukan nya, Aleeza tidak tahu dimana kursi Dava. Tiba-tiba, seseorang siswa menghampiri Aleeza yang membuat nya takut.

"Cari siapa?"

"Em.. Itu leeza lagi cari Dava"

"Ohh Dava, tuh dia" Aleeza menengok ke arah salah satu siswa di barisan belakang.

Ah ternyata Dava tertidur, pantas saja.

"Emang lo siapanya?"

"Em.. ituu-anu" Aleeza menggaruk kepalanya, tidak tahu harus menjawab apa.

"Anu apa?"

"Aleeza ke Dava dulu yaa, makasih" cepat-cepat Aleeza menghindari siswa tersebut, dan langsung menghampiri Dava.

Aleeza was-was karena takut mengganggunya, dia takut Dava marah. Tetapi Aleeza gubris itu, dia memberanikan diri untuk membangunkan Dava.

Sebelum itu Aleeza menghirup nafasnya, untuk sekedar menghilangkan nervous nya. Perlahan-lahan, Aleeza mengguncangkan tubuh Dava, kelihatannya sangat lelah.

Tak perlu menunggu lama, Dava terbangun sambil mengusap wajah nya, pergerakan Dava terhenti ketika melihat Aleeza yang sedang berdiri di sampingnya sambil tersenyum manis. Seperti biasa Dava selalu melihat seseorang dengan wajar datarnya.

"Hai Dava" Aleeza melambaikan tangannya.

"Ngapain?" jawabnya tanpa menatap Aleeza.

"Ini Leeza mau nganterin makanan buat Dava" Aleeza menyerahkan kotak makanannya.

Dava menatap kotak makanan itu, kemudian dia mengambil nya. Aleeza lega ternyata Dava tidak marah kepadanya, Aleeza berpamitan. Ketika keluar kelas, ternyata Dona masih berada di sana, Kemudian memegang tangan Aleeza dengan paksa. Aleeza meringis kesakitan, apa lagi yang akan di lakukan oleh Dona.

Dona menatap Aleeza lekat, "Ada hubungan apa lo sama Dava".

"Bukan urusan kakak" ucapnya menahan sakit.

"Tentu urusan gue, lo tau Dava itu mantan gue"

Aleeza sedikit terkejut "Gak. Gak mungkin" Dona tersenyum miring, sambil melepaskan tangan Aleeza. Tangannya merah akibat Dona terlalu kuat memegangnya.

Plak

Bukan. Bukan Dona yang menampar Aleeza tetapi Dava yang sudah menamparnya dengan tiba-tiba, Aleeza memegang pipi nya menahan sakit akibat tamparan itu.

"LO MAU BIKIN GUE SAKIT!" bentak Dava, Aleeza menggeleng kan kepalanya.

"Ma- maksudnya?"

"GUE ALERGI SAMA TELUR! JANGAN SOK SOK AN LO NGASIH MAKANAN SAMA GUE KALAU UJUNGNYA GINI!!!" Dava terus membentak Aleeza. kemudian membuang kotak makan tersebut ke tong sampah, Dava pergi sambil menggaruk tangannya akibat Alergi.

Aleeza yang melihat itu hatinya terasa sakit. bagaimana tidak, dia sudah memasaknya dari pagi dengan penuh semangat, tetapi apa yang di lakukan Dava itu sudah menyakiti hati Aleeza. Ketika Aleeza ingin mengikuti langkah Dava untuk ke UKS, lagi-lagi tangannya di tarik. Tetapi buka Dona, melainkan Dimas yang menariknya.

Dimas melihat kejadian itu dimana Aleeza di tampar oleh Dava. Tak habis pikir ternyata Aleeza memang keras kepala. Aleeza menangis, tak kuasa membendung air matanya. Dimas menenangkan sepupunya itu.

From Aleeza!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang