•BAGIAN TUJUH•

59 15 0
                                    

Dimas menabrak Aleeza, yang membuat dia tersungkur ke arah kursi. Mungkin sudah tidak lama bertemu dengan Tantenya, dia terus masuk ke dalam hingga di ruangan keluarga, tetapi tidak menemukan seseorang.

"Kemana sih Tante gue" keluhnya.

Aleeza tertawa membuat Dimas menatapnya bingung.

"Kenapa lo ketawa?"

"Haduh.. Bang dim gimana sih, Bunda sama Ayah kan lagi kerja" Aleeza terus tertawa, hingga memegangi perutnya.

Dimas duduk dan menutup kedua matanya untuk meredamkan kekesalannya. Kemudian Aleeza ikut duduk, dan menyalakan TV. Dimas membuka mata, dia seperti menemukan sesuatu di laci dekat TV yang sedikit terbuka. Dimas bangkit dan melihatnya.

Aleeza tengah melihat Dimas yang mencoba mengeluarkan barang tersebut. Ternyata Dimas mengeluarkan Play station milik Ayahnya, pantesan saja Dimas terlihat lebih senang setelah melihat barang itu, memang itu kesukaannya dia.

"Lo suka main ps al?"

"Enggak lah, itukan punya Ayah" Dimas mengangguk-angguk.

"Udah deh jangan suka berantakin barang-barang"

Dimas mecoba menyalakan Ps itu membuat Aleeza kesal. Kemudian Aleeza bangkit dari duduknya dan berjalan ke atas untuk ke kamarnya.

Biarkan saja Dimas sendirian di bawah, tak perlu di temani, toh dia juga nanti asik sendiri. Aleeza pun tak suka jika ayahnya sudah fokus bermain ps, pasti dia akan di acuhkan.

Aleeza sedang berbaring, memainkan Handphone nya, sementara itu Dimas masih berada di ruang keluarga bermain ps.

"Hehh siapa kamu!" bentaknya karena melihat makanan yang berserkan di atas meja.

Dimas meboleh ke arah sumber suara, dan langsung berdiri.

"Saya tanya kamu malah diam aja." Aleeza samar-samar mendengar keributan dari bawah, tidak mau terjadi apa-apa dia langsung berlari untuk melihatnya.

Ternyata Aleeza melihat Dimas yang sedang di marahi oleh Ayahnya, Aleeza menghampiri mereka.

"Ayah kenapa?" tanya Aleeza, membuat Dimas langsung memeluk Pradika, Ayahnya Aleeza.

"Ini siapa?" tanya pradika.

Aleeza melirik Dimas sebentar, lalu menatap Ayahnya kembali.

"Leeza gak tau yah" Refleks Dimas menoleh ke arah Aleeza.

"Keluar kamu!" pinta Pradika, Aleeza hanya cengar-cengir. Dimas menatap sinis Aleeza, lalu dia mengambil tasnya untuk pergi keluar.

Biarkan saja Dimas pulang, sekali kali Aleeza menjahilinya.

Ketika Dimas akan membuka pintu, pintu tersebut terbuka dahulu oleh seseorang. Dimas tersenyum.

"Dimas, kamu ngapain di sini?"

"Tante tolongin, Dimas tadi di usir sama Om pradi" ternyata yang membuka pintu adalah tantenya sendiri.

Memang Ayahnya Aleeza tidak begitu mengenal Dimas, karena terakhir kalinya mereka bertemu itu waktu mengantarkan Aleeza ke bandara.

"Kok bisa? kamu udah ketemu sama Aleeza?" Dimas mengangguk, lalu mereka berdua kembali ke ruangan Keluarga.

Pradika bingung kenapa Istrinya membawa lagi anak itu.

"Kok kamu bawa dia kesini sih?"

"Ayah ini tuh Dimas, anaknya Mawar."

"Mawar kakak kamu?"

"Iya ini loh Dimas yang dulu pernah ngompol di pangkuan kamu di mobil"

"Oh dia, yang Aleeza mau pergi nangis terus?"

Dimas jijik ketika mengingat waktu itu, dia sangat malu karena mereka berdua masih mengingat nya.

"Aleeza kamu usil banget sih sama orang" Ucap Bundanya tiba-tiba.

Aleeza cengengesan, pasti Dimas sudah mengadu kepada Bunda nya.

"Maaf ya Dim, tadi om sudah marahin kamu"

"Iya gak papa kok"

"Abisnya kamu Aleeza, bohongin ayah"

"Iyaiya, maafin Leeza"

Dimas masih belum pulang, karena tidak tahu kenapa dia merasa betah. Sekarang saja dia lagi bermain ps bersama omnya.

Lagi-lagi Aleeza di acuhkan, ini yang membuat tadi dia masuk kamar. Kali ini Bundanya Aleeza sedang memasak di dapur bersama Bi Sumi.

Aleeza pergi ke arah dapur, karena mencium aroma yang khas. Dia mendekati Bundanya, lalu diam di pinggir nya.

"Kamu sesekali belajar masak deh Al," celetuk Bundanya.

"Kan leeza gak bisa Bun"

"Iya makannya belajar Aleeza."

"Iya benar non, kata nyonya harusnya non itu bisa masak, supaya kalau sudah berumah tangga gak perlu cari-cari pembantu." kata Bi sumi.

Aleeza berpikir sejenak, benar juga apa yang di katakan Bi sumi, bagaimana kalau dia tidak bisa memasak, nanti suaminya cari yang baru lagi.

Ini tidak bisa di biarkan, Aleeza harus bisa masak. Enak gak enak itu urusan belakangan, yang terpenting dia sudah berusaha untuk masak.

Lalu Aleeza membantu Bundanya, dia sibuk nanya-nanya Bi sumi hingga kewalahan. Bundanya hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

Sudah cukup lama, akhirnya mereka selesai memasak. Ternyata seru juga kalau Aleeza pikir-pikir. Sekarang Dimas dan Ayahnya Aleeza sudah stand by di tempat meja makan, menunggu makanan yang lainnya datang.

Dari tadi sebenarnya Dimas sudah menahan lapar, tetapi Om nya ini masih saja mengajaknya untuk bermain ps.

Tetapi syukurlah sekarang dia bisa makan, Dimas mengambil Sop ayam hingga berebutan dengan Om nya, Aleeza yang melihat itu jengah.

Aleeza mengambil sop ayam nya, membuat Dimas dan Ayahnya terdiam. Lalu dia menuangkan ke mangkuk Dimas.

"Yang banyak Al yang banyak."ucap dimas.

"Sisain lah buat Ayah,"

"Iya iya sabar apa." Selepas itu Aleeza menaruh Sop Ayamnya.

Ketika suapan pertama Dimas masuk, dia merasa ada yang aneh dengan sop nya.

"Makan ya itu leeza yang buat loh, gimana Bang dim enak kan?"

Dimas tersenyum yang di buat-buat, berusaha mengunyah masakan Aleeza. Pradika mengerutkan alisnya. Sepertinya Ada sesuatu, karena penasaran dengan maskan Aleeza dia pun mencicipi.

Ketika sop itu sudah berada dalam mulut Pradika, dia menoleh ke arah Dimas yang memberi kode untuk nya.

"Kok kalian diam saja sih? gak enak ya?"

"Enak kok Al, enak banget"

"Iya bener yang di katain Dimas, sop kamu enak. Kamu gak makan sop bikinan kamu?"

"Enggak ah leeza gak suka"

"Iya Bunda juga"

Kemudian Aleeza makan kembali dengan tenang, tanpa tau apa yang terjadi. Kenpa Aleeza memasak sop ayam, karena dia tahu masakan yang di sukai oleh Dimas itu sop ayam.

Jadi karena itu dia memasaknya, sebenarnya Aleeza belum mencicipi karena tidak suka.

Hari ini Dimas memutuskan untuk menginap di Rumah Aleeza, Mawar Mamanya pun sudah tahu bahwa Dimas berada di Rumah Adiknya. Malam ini mereka berdua memutuskan untuk ke Mall, hanya untuk bermain-main saja di Timezone.

Hai! jangan lupa vote and coment❤
Semoga kalian suka, minta saran dan kritik nya juga ya🤗
Terimakasih sudah membaca ❤

Follow ig:@ayilidiaaa

#Seeu♥

From Aleeza!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang