Aleeza sedang menunggu Ojan di kantin, karena dia memesan makanan untuk mereka. Tiba-tiba dua seorang siswi menghampiri nya. Aleeza mengerutkan keningnya, untuk apa mereka datang menghampiri Aleeza?.
Kemudian mereka berdua duduk, salah satu di antara mereka mengarahkan tangannya untuk berjabatan tangan dengan Aleeza, "Hai Aleeza, kenalin nama gue Rahma Azhari." mereka berdua melepaskan tangannya.
"Nama gue Bunga Bilqi." Aleeza masih bingung mau apa mereka menghampiri nya. Hari ini tidak tau kenapa Aleza masih malu-malu, mungkin masih awal-awal.
"Heh kalian lagi ngapain di sini." tiba-tiba Ojan datang membawa dua mangkuk, dan menyodorkan satu mangkuk ke arah Aleeza.
"Yah Ojan lu gimana sih kan gue juga pengen jadi temennya Aleeza." balas Rahma yang mengambil mangkuk milik Ojan.
"Oh jadi kalian mau jadi temen leeza?," kata Aleeza dengan mata berbinar.
"Jangan, jangan." larang Bunga. Yang membuat mereka menatap dirinya.
"Maksudnya jangan temenan, tapi Sahabat aja." Aleeza tersenyum, dan berdiri mereka berpelukan. Membuat semua Murid yang berada di kantin menatapnya.
"Oh jadi gue gak di ajak nih?," protes Ojan. Mereka melepaskan pelukannya, Aleeza kembali ke tempatnya dan memakan siomay nya.
Merasa ada yang janggal, Ojan melirik Rahma. Sebentar-sebentar, sejak kapan dia memesan siomay?. Kemana siomay miliknya, Ojan mencari-cari hanya ada dua mangkuk di meja ini dari tadi.
"Ekhmmm,"
"Kenapa jan?." tanya Aleeza.
"Al, lo tau kan tadi gue pesen siomay nya dua." Aleeza mengangguk.
Sebenarnya Ojan menyindir Rahma, tapi yang di sindir belum sadar juga. Bunga yang tau itu hanya menahan tawa.
Ojan menangkup pipinya sebelah, dan mengetuk-ngetuk jarinya di meja.
"Terus yang di makan sama si Rahma punya siapa ya?," Ojan seolah-olah tidak tau apa-apa.
Rahma cengengesan, dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Ikhlas ra gue ikhlas." kata Ojan dengan nada kesal.
"Lu kayak yang kaga tau aja si Rahma jan," timpal Bunga.
"Dih apasi lu, lu juga mau kan."
"Oh Bunga mau? nih punya leeza aja." Aleeza mengarahkan mangkuknya ke hadapan Bunga.
"Lu tega amat si Al, ngasih gue tinggal Bumbu kacangnya aja."
"Makan tu Bumbu." teriak Ojan kompak dengan Rahma. Bunga yang merasa terpojokan mendecak sebal, yang membuat mereka tertawa kencang.
"BERISIK!."
Mereka diam. Aleeza menatap Tiga sisiwi itu yang sedang mengarah ke tempatnya. Rahma, Bunga dan Ojan menundukan kepala. Aleeza tetap menatapnya.
"Kalian bisa gak sih gak usah ketawa-ketawa gitu. Ganggu orang makan tau gak!,"
"Makan ya makan aja." jawab Aleeza dengan nada tenang.
"Oh lo berani sama gue!,"
"Siapa takut."
"Kok lo ngelunjak sih, gue rasa gue juga baru liat lo di sini."
"Oh kenal-"
"Emm maaf kak, kami sudah ganggu jam istirahat kalian, kami pergi dulu." potong Ojan, langsung menarik tiga temannya pergi dari kantin.
Banyak yang menyaksikan kejadian tadi, yang membuat Murid terkagum-kagum melihat Aleeza.
"Siapa sih tuh cewek, berani bener sama si Dona."
"Kaga takut di bully dia,"
"Lu tau Rey?." yang di tanya mengangkat bahunya acuh, tanpa mengucapkan sepatah kata. Temannya hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat reaksi teman satunya ini.
"Tapi kok gue ngerasa pernah liat gitu."
Ojan masih menarik ketiga temannya hingga sampai di dalam kelas. Aleeza melihat pergelangan tangannya memerah.
"Ih ojan kenapa sih kok tarik-tarik tangan leeza, kan sakit."
Ojan menghela nafasnya, lalu menyilang kan tangannya di dada.
"Lu mau di Bully sama kak Dona?,"
"Iya Al, lu kaga takut apa?,"
"Sumpah, jantung gue masih deg-degan." ucap Bunga yang memegang dadanya.
"Kenapa harus takut sih, dia juga manusia kali."
"Sumpah lu Al, kalau apa apa gue kaga mau nolong lu lagi." jawab Ojan kemudian duduk di bangkunya.
Aleeza mengikuti Ojan duduk, dan menatap Ojan dengan lekat. Merasa di perhatikan Ojan melirik Aleeza dengan wajah datarnya membuat dia bergidik ngeri.
"Kenapa? ganteng ya gue?,"
"Ishhh.. Harusnya tadi tuh Ojan lawan aja tuh kue Donat, Ojan kan laki-laki gimana sih malah kabur."
"Heh, gue juga punya rasa takut kali. Gue kaga mau kayak Murid yang lain habis di Bully di keluarin dari sekolah, lu mau?!."
Hah? di keluarin dari sekolah?, Pikirnya.
Aleeza diam, tidak menjawab perkataan Ojan. Dia masih bersi keras memikirkan nasib Murid yang sudah di kelurkan dari sekolah. Bagaimana bisa, ini tidak boleh dibiarkan.
"Ojan, maafin leeza," rengeknya.
"Udah Al, sekarang lu harus hati-hati sama Kak Dona."
"Iya bener apa yang di katakan Bunga Al."
"Tuh dengerin." Decak Ojan.
"Iya-iya, leeza dengerin."
Setelah selesai mengikuti pelajaran terakhir, Aleeza berpamitan kepada temannya untuk pulang duluan. Ketika keluar dari kelas, dia teringat sesuatu akan ucapan Alm. om Deven, sepanjang Koridor sekolah, Aleeza memikirkan bagaimana caranya agar cepat bertemu dengan Anaknya Deven.
Karena terlalu memikirkan hal itu, Aleeza menabrak salah satu Murid laki-laki yang sedang berlalri. Bokong nya membentur lantai, membuat Aleeza meringis kesakitan. Laki- laki itu sudah tidak ada, dia berlari kembali.
Aleeza menepuk-nepuk tangannya, ketika ingin melanjutkan jalannya, di hadapan Aleeza sudah ada laki-laki yang berdiri menatapnya dengan datar. Samar-samar dia melihat name tag Laki-laki tersebut.
"Dava Triana," batin Aleeza.
Aleeza tersenyum membuat Dava mengangkat satu alisnya dan kembali melanjutkan langkahnya. Aleeza masih dengan senyumannya.
"Woi Aleeza, lu ngapain di sini katanya mau pulang." Ojan menepuk bahu Aleeza yang membuatnya tersadar.
"Aih enggak, ini leeza mau jalan." dia melangkah kan kakinya pergi. Sudah sampai di Area parkiran, ternyata mang Koko sudah menunggunya. Aleeza masuk ke dalam mobil.
Di sepanjang perjalanan pulang mang Koko melihat Aleeza senyum-senyum sendiri. Membuat mang Koko ikut tersenyum.
"Non Al lagi bahagia ya" goda mang Koko. Senyum Aleeza pudar seketika karena malu.
"Ah enggak kok mang, tapi tadi leeza ketemu cowok ganteng banget,"
"Oh ya?, gantengan mang Koko atau dia neng?."
"Hahah iya-iya tetep gantengan mang Koko." tawa Aleeza pecah seketika.
"Ah si eneng bisa aja, sudah sampai neng."
"Oke makasih mang Koko yang ganteng." Aleeza turun dari mobil, yang membuat mang Koko menggeleng kan kepalanya. Aleeza masuk ke dalam rumah, ternyata sepi, cuman ada Bi Inah pembantu rumah Aleeza. Memang kalau jam segini kedua orangtuanya belum pulang paling kalau pulang sudah malam, tentu saja Aleeza sudah tertidur pulas.
Hai! jangan lupa vote and coment❤
Semoga kalian suka, minta saran dan kritik nya juga ya🤗
Terimakasih sudah membaca ❤Follow ig:@ayilidiaaa
#Seeu♥
KAMU SEDANG MEMBACA
From Aleeza!
Novela JuvenilGadis polos seperti Aleeza tiba-tiba harus mencari seorang laki-laki dan merubah sikapnya, apakah Aleeza bisa tanpa mengetahui namanya? Tapi apa boleh buat dia tetap ingin mencarinya sampai dapat. "Tolong kamu jagain anak saya, dan rubah sifatnya ke...