Cemburu?
(name) mendorong troli dengan pelan. Sesekali ia mengambil beberapa sayuran dan bahan dapur yang ia perlukan.
Wanita itu merasa cukup betah setelah tinggal tiga hari di Argentina. Yah meskipun sebelumnya ia harus bersusah payah menyesuaikan diri dengan kebiasaan dan norma di negara tempat suaminya bermain volly itu.
(name) menarik secarik kertas di dalam saku jaketnya. Membaca satu-persatu list yang tertera di kertas putih itu.
"Sudah semua," gumamnya setelah merasa barang yang ia tulis sudah semua ia masukkan ke dalam troli.
Kini matanya menjamah seluruh supermarket. Mencari pria jangkung bersurai coklat yang menghilang entah kemana.
"Dimana dia?" gumam (name).
(name) kembali menjalankan trolinya. Netranya tak henti mencari keberadaan Oikawa di supermarket yang cukup luas itu.
"Ishh kemana dia?" rutuknya dalam hati.
Oikawa tak kunjung menunjukkan batang hidungnya membuat (name) kesal setengah mati. Masa iya suaminya meninggalkan istrinya di tempat yang baru saja ia datangi?
Tak kenal lelah (name) kembali mencari keberadaan Oikawa. Ia harus menemukan suaminya sebelum malam tiba.
Saat tengah fokus mencari, langkahnya terhenti ketika netranya mendapati kerumunan wanita di hadapannya.
Dapat ia lihat orang yang selama ini ia cari berada dalam kerumunan itu.
(name) mendengus kesal. Ia berjalan menghampiri kerumunan itu dengan sorot mata tajam.
"Tooru!" ucapnya dingin.
Seketika para wanita itu memandang ke arah suara. Mereka merasakan aura hitam menjalar dari tubuhnya.
Oikawa bergidik ngeri. Jantungnya terasa terhenti seketika.
(name) menarik paksa lengan Oikawa dan menjauhi kerumunan itu. Pria itu hanya pasrah dan menerima perlakuan istrinya.
Di dalam hatinya, Oikawa sungguh berterima kasih pada (name) yang telah datang membebaskan dia dari para penggemarnya itu. Yah meskipun cara ia datang membuatnya merasa was-was.
Para wanita itu memandang rendah pada (name).
"Siapa kau?! Berani sekali kau bersikap seperti itu pada Oikawa!" ucap salah seorang wanita yang bersidekap di tempatnya.
(name) membalikkan tubuhnya. Menatap dingin para wanita penjilat itu.
"Dia. Suamiku," ucap (name) penuh penekanan.
Para wanita itu diam. Tak bergeming dari posisinya.
(name) kembali menatap mereka satu-persatu. Kilatan merah tampak keluar dari sorot matanya.
"Jauhi suamiku dan jangan sekali lagi kalian tunjukkan wajah penggoda itu padanya, wanita murahan."
Oikawa meneguk salivanya kasar. Ia baru tau ada sisi lain dari istrinya selain sisi kelembutannya.
Para wanita itu berdecih. Mereka membubarkan dirinya sambil melontarkan kata kasar di setiap langkahnya.
Oikawa menghela nafas lega. Ia menatap (name) yang masih menarik tangannya menuju troli yang ia tinggalkan tadi.
"Hahh~ syukurlah mereka sudah pergi," ujar Oikawa.
Tak ada balasan dari (name). Oikawa memandang lekat istrinya dari dekat.
"(name)-"
"Diam!" selanya tegas. Pandangannya masih terasa dingin seperti sebelumnya.
Oikawa tersentak. Baru kali ini (name) bersikap seperti itu padanya.
"Ano (name)-"
"Diam dan dorong troli ini sampai kasir!"
"A-ah baik!!"
***
"(name)-chan?"
"Apa?"
"Kau cemburu?"
"Ti-tidak. Aku hanya kesal."
"Hee~ itu sama saja dengan cemburu, sayang."
"Tutup mulutmu, Kusokawa!"
"Ap-kenapa kau memanggilku dengan sebutan itu?! Hidoii (name)-chan~~"
"Bodo amat."
"Hueee (name)-chan jahat padaku~"
Aku hanya kesal. Ingat, kesal.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband {Oikawa Tooru}
Hayran KurguPerjalanan (name) menjadi Nyonya Oikawa dimulai dari sekarang. 🌹Oikawa Tooru x reader Haikyuu from Haruichi Furudate