Chap 4

16.4K 1.7K 366
                                    

Malam itu...

Lengan kekar Oikawa sibuk memasuk-masukkan beberapa pakaiannya ke dalam koper miliknya. Disusul oleh (name) yang kini tengah memilih pakaian dan barang mana saja yang akan ia bawa.

Dua hari lagi mereka akan pergi ke Argentina, mengingat jadwal cuti Oikawa akan habis dalam waktu dekat.

Mereka akan tinggal di apartemen yang sebelumnya telah dipesan oleh Oikawa jauh sebelum ia melamar (name). Dan tentunya ia sudah menyiapkan barang-barang rumah tangga di dalamnya untuk keperluan keluarga kecilnya nanti.

***

(name) menatap isian kopernya. Menilik apakah ada barang yang tertinggal atau tidak.

"Kurasa sudah cukup," gumamnya.

Wanita itu menutup kopernya lalu duduk di tepian kasur sambil meluruskan otot-ototnya yang sedikit terasa pegal.

Atensi Oikawa berpindah pada sang istri yang tengah melemaskan badannya itu. Ia berjalan mendekati (name) lalu duduk di sebelahnya.

"Apa (name)-chan lelah?" tanyanya sambil menatap netra (e/c) kepunyaan istrinya.

(name) menghela nafas pelan. "Sedikit. Tapi ti-"

Belum sempat (name) menyelesaikan ucapannya, Oikawa mengelus lembut surai (name). Membuat sang empu terkejut hingga membulatkan matanya.

"Istirahatlah. Sisanya aku yang akan mengurusnya."

"Tapi Tooru-"

"Sudah. Lagipula ini sudah malam. Lebih baik (name)-chan tidur," titah Oikawa tanpa ada penekanan disetiap kalimatnya.

(name) mengembungkan pipinya. Sedikit ia majukan bibir mungilnya di hadapan Oikawa.

"Kalau aku tidur kau juga harus ikut tidur," ucap (name) sambil mengepalkan tangannya bak anak kecil. Membuat kesan imut di mata Oikawa.

Oikawa terkekeh. Ia lalu mendekatkan wajahnya pada sang istri hingga hidung mereka saling bersentuhan.

(name) meneguk salivanya kasar. Ia merasa alarm bahaya tengah berbunyi nyaring di kepalanya.

Wanita itu merasa keringatnya menetes dari pelipisnya. "A-ada apa Tooru?"

Melihat respon gelagapan itu, Oikawa mencubit gemas hidung sang empu sambil menggoyangkan ke kanan dan ke kiri.

"Kenapa kau selalu bertingkah imut (name)-chan?" kekeh Oikawa.

(name) semakin mempoutkan bibirnya. Berusaha menutupi rona merah di kedua pipinya.

Oikawa berjalan ke arah kopernya lalu menutupnya. Ia lalu menggeserkan koper itu ke tepi kamarnya.

(name) mengernyitkan dahinya. Tak mengerti dengan apa yang dilakukan suaminya itu. Padahal dia belum selesai tapi kenapa dia menutupnya?

Sadar akan pertanyaan itu, Oikawa membalikkan tubuhnya menghadap sang istri.

"Kita lanjutkan mengemasnya besok. Sekarang waktunya tidur!!" ucap Oikawa girang sambil melompat ke arah kasurnya. Untung ranjangnya kuat. Kalau tidak?

(name) menggelengkan kepalanya melihat tingkah suaminya itu. Padahal umurnya sudah menginjak kepala dua tapi kelakuannya seperti anak sekolah dasar.

Oikawa menarik selimutnya lalu menepuk-nepuk bagian kasur tempat istrinya biasanya tidur.

"Ayo (name)-chan. Kita tidur~~"

(name) tersenyum lalu memasukkan kakinya ke dalam selimut. Ia lalu menaruh kepalanya di atas bantal empuk yang selalu menopangnya ketika ia tidur.

Kini mereka saling berhadapan. Membalut tubuh mereka dengan selimut yang membuat mereka merasa hangat.

"(name)-chan~~" ucap Tooru sedikit berbisik.

"Ada apa Tooru?"

"Aku ingin tidur sambil memelukmu."

Blushh

Seluruh wajah (name) kini memerah padam. Ia menundukkan kepalanya lalu mengangguk sebagai jawaban.

Merasa telah diizinkan, Oikawa langsung menarik tubuh kecil (name) ke dalam pelukannya. Tak lupa ia taruh kepalanya di atas kepala sang istri.

Hangat

Itu yang (name) rasakan ketika berada dalam dekapan Oikawa. Seulas senyum terpatri di wajahnya.

"Mimpi yang indah, sayang."

***

"Nee (name)-chan~~"

"..."

"(name)-"

"Zzzz"

"Ugh wajahnya tetap imut bahkan ketika sedang tidur. Untung kau sudah jadi milikku, (name)-chan."

...aku merasa hangat dalam pelukannya.

TBC

Always give me support guys~~

My Husband {Oikawa Tooru}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang