Bagian 12 : Jatuhnya Air Mata Suci

367 27 3
                                    

Setelah hari itu, Silvana menjadi seorang puteri yang pemurung dikarenakan dia selalu teringat dan memikirkan Sang Adik yang sekarang telah berbeda dengan dirinya. Namun, meskipun adiknya berbeda. Silvana tetap menyanginya sama seperti semasa hidupnya. Sekarang adiknya bagaikan raga mati yang diselubungi jiwa yang jahat dari Sang Demon. Silvana berpikir bahwa adiknya telah dikendalikan oleh Dark Abyss sehingga adiknya bisa seperti sekarang ini.

Setiap hari Silvana terus menangis tanda kerinduan terhadap adiknya. Pada suatu malam, Silvana sedang merenung di balkon kamarnya sambil melihat langit malam kemudian terdengar ada suara ketukan didepan pintu kamarnya
(Tok....tok....tok)

Silvana : "Siapa disana?".
Raja Moniyan : "Ini ayah, nak".
Silvana : "Ada perlu apa ayah
datang ke kamar ku?".
Raja Moniyan : "Ayah ingin ber-
bicara sesuatu
denganmu?".
Silvana : "Masuklah". (Dengan
nada kesal)

Raja pun masuk ke kamar Silvana dan langsung menghampiri Silvana.

Raja Moniyan : "Kamu kenapa,
puteriku?".
Silvana : "Tidak apa-apa".
Raja Moniyan : "Terus kenapa
kamu menjadi
pemurung dan
menangis terus-
menerus seperti
ini?".
Silvana : "Apakah ayah tidak ber-
pikir apa yang telah
ayah perbuat kemarin,
HAA?".
Raja Moniyan : "Kamu masih
marah sama ayah
karena kejadian
kemarin?".
Silvana : "JELAS AKU MASIH
MARAH SAMA AYAH!
Ayah sudah tega mem-
biarkan adik pergi dari
sini". (Dengan perasaan
marah dan sedih)
Raja Moniyan : "Ayah minta maaf
ya, puteri ku?
Ayah cuma tidak
mau kamu
kenapa-kenapa".
Silvana : "Aku tidak mau men-
dengarkan ayah lagi.
Aku akan membawa
adik pulang kembali
kesini dengan caraku
dan menyadarkan dia
dari pengaruh Dark
Abyss".
Raja Moniyan : "Ayah tidak
mengizinkan
kamu pergi".
Silvana : "Aku tidak peduli".
Raja Moniyan : "Jika kamu masih
bersikeras untuk
pergi maka ayah
tidak akan me-
maafkanmu".
(Sangat marah)

Akhirnya Raja pun keluar dari kamar Silvana, Raja merasa bersalah telah berbicara seperti itu kepada anak nya. Sedangkan Silvana terus menangis dan kesal karena ayahnya tidak mau mendukung apa yang ingin dia lakukan. Di suatu pagi, Silvana terbangun dari tidurnya dan dia memikirkan sebuah rencana untuk pergi ke Lord of the Abyss untuk melihat adiknya.

Silvana mencoba untuk melakukan penyamaran ketika mau pergi ke Lord of the Abyss supaya kepergiannya tidak diketahui oleh pihak kekaisaran dan kedatangan tidak dicurigai oleh para demon di Lord of the Abyss. Lalu Silvana pun langsung keluar dari kamar dan pergi ke ruang makan untuk sarapan bersama dengan keluarganya dan Pasukan Lightborn. Akhirnya Silvana pun sampai di ruang makan dan disana dia telah disambut oleh keluarganya beserta Pasukan Lightborn yang telah menantinya. Mereka pun kemudian melanjutkan sarapannya secara bersama-sama sambil bercakap-cakap.

Raja Moniyan : "Silvana".
Silvana :".." (tidak menghiraukan
ucapan ayahnya)
Ratu Moniyan : "Silvana, kamu
kenapa, nak?".
Silvana : ".... tidak apa-apa".
Alucard : "Apa ada masalah yang
sedang dipikirkan tuan
puteri?".
Silvana : "Kalian tidak perlu tau
masalah ku". (Sambil
menghentakan tangan
nya ke meja makan)
Raja Moniyan : "Silvana.....maaf
kan ayah? Ayah
bicara seperi itu
tidak bermaksud
untuk memarahi
mu tetapi ayah
tidak mau
kehilangan anak
ayah lagi untuk
yang kedua kali
nya".
Harrith : "Benar apa yang dikata
kan raja, tuan puteri!
apa tuan puteri tega
jika raja nanti sakit-
sakitan karena me-
mikirkan tuan puteri?".
Granger : "Iya tuan puteri. Coba
tuan puteri pikirkan
lagi keinginan tuan
puteri tersebut?".

Silvana pun berpikir sejenak ketika mendengarkan kata-kata ayahnya dan pertimbangan dari Harrith dan Granger.

Silvana : "Aku minta maaf, Ayah?
jika aku telah bersikap
kasar kepada ayah".
Raja Moniyan : "Iya tidak apa-
apa, puteri ku".
(Tersenyum)
Silvana : "Tapi aku tetap akan
pergi untuk membawa
adik pulang kesini".
Raja Moniyan : "Tapi itu sangat
berbahaya, nak?".
Silvana : "Aku akan menghadapi
nya dengan kekuatanku
sendiri, Ayah".
Raja Moniyan : "Apa kau yakin?".
Silvana : "Sangat yakin, yah.
tekad Silvana sudah
bulat".
Raja Moniyan : "Baiklah, ayah
mengizinkanmu
untuk pergi".
Silvana : "Apa itu benar ayah?".
Raja Moniyan : "Iya benar, tapi
berhati-hati lah
dan bawa adik
mu pulang".
Silvana : "Baik ayah. Terimakasih
sudah mengizinkan aku
untuk pergi".

Kemudian, Silvana pun pergi ke kamarnya untuk menyiapkan semuanya. Namun, ketika Silvana naik ke kamarnya. Raja pun menyuruh Alucard untuk mengikuti apa saja yang akan dilakukan putrinya.

Raja Moniyan : "Alucard".
Alucard : " Iya tuan, ada apa?".
Raja Moniyan : "Aku punya misi
untukmu?".
Alucard : "Misi apa tuan?".
Raja Moniyan : "Ikuti puteri ku
dan lihat lah apa
saja yang akan
dilakukannya di
luar sana dan
jaga dia?".
Alucard : "Baiklah, tuan! Saya
akan melakukannya
dengan sebaik-baik-
nya".
Raja Moniyan : "Terimakasih".
Alucard : "Sama-sama, tuan".

Alucard dan Pasukan Lightborn pun kembali ke ruangannya dan didalam kamar Alucard merenung memikirkan sesuatu bagaimana caranya supaya tidak bisa diketahui oleh Tuan Puteri Silvana ketika dia mengikuti setiap gerak-geriknya. Akhirnya, Alucard pun menggeledah lemari baju nya dan dia menemukan baju yang sangat cocok untuk digunakan dalam misi pengintaian. Sedangkan, Silvana juga mempersiapkan baju yang akan dia gunakan untuk kegiatan penyamarannya ke Lord of the Abyss.

Pada keesokan harinya, Silvana sedang berjalan menuju ke ruang tabib kekaisaran dan dia ingin meminta sesuatu kepada tabib kekaisaran untuk digunakannya saat melakukan penyamaran. Alucard pun baru bangun dari tidurnya dan tak sengaja melihat Tuan Puteri Silvana keluar dari ruangan tabib kekaisaran. Alucard pun langsung bergegas pergi ke ruangan tabib kekaisaran tersebut untuk menanyakan apa yang telah dilakukan Puteri Silvana disana. Kemudian, Alucard pun pergi secara sembunyi-sembunyi ke ruangan tabib kekaisaran dan langsung masuk ke dalam ruangan tersebut. Alucard langsung mencari Sang Tabib dan bertanya kepada nya.

Alucard : "Tabib...kesini kamu".
Tabib. : "Ada apa, panglima?".
Alucard : "Apa benar tadi Puteri
Silvana tadi kesini?".
Tabib. : "Tidak panglima". (Ke
takutan)
Alucard : "Apa kau yakin?".
Tabib. : " Yakin panglima".
Alucard : "JANGAN BOHONG".
(Sambil mengangkat
Sang Tabih)
Tabib. : "Arghh...sakit".
Alucard : "Aku tanya sekali lagi,
Apa tuan puteri tadi
kesini?".
Tabib. : "Ti...tidak panglima ".
Alucard : "Jujur kau? Atau akan
ku putuskan kepala
mu". (Sangat marah)
Tabib. : "Baiklah, aku mengakui
nya! Iya tadi tuan
puteri kesini. Tapi
tolong lepaskan
cekikannya panglima?".
Alucard : (Langsung melepaskan
cekikannya).
Tabib. : "Haa...haaa....terima
kasih panglima".
Alucard : "Ada perlu apa tuan
puteri kesini?".
Tabib. : "Tuan Puteri Silvana
meminta ramuan yang
akan digunakan untuk
kegiatan penyamaran
nya nanti malam".
Alucard : "Sebuah ramuan yaa".
Tabib. : "Iya panglima".
Alucard : "Terus kenapa kau ber-
bohong kepada ku?".
Tabib. : "Karena tuan puteri
yang menyuruhku
tidak memberitahukan
ini kepada siapa-siapa
termasuk Sang Raja".
Alucard : "Jadi begitu ya! Baiklah
terimakasih untuk
informasinya".

Alucard pun langsung keluar dari ruangan tersebut dan kembali ke ruangan Pasukan Lightborn sambil menunggu malam tiba. Alucard telah memakai baju yang telah disiapkannya dan menunggu diatas tembok kekaisaran yang ada disebelah ruangan Pasukan Lightborn.

Ketika malam telah tiba, tidak ada sebuah pergerakkan yang mencurigakan dari luar kekaisaran sampai akhirnya Alucard pun tak sengaja tertidur sejenak diatas dinding kekaisaran. Tak lama kemudian, Silvana pun muncul dan keluar dari jendela kamarnya melewati atap rumah-rumah yang ada didalam kekaisaran menggunakan baju yang telah disiapkan sebelumnya. Mendengar suara yang aneh, Alucard pun terbangun dan melihat dengan sekilas ada yang melompat-lompat dan berlari diatas atap rumah yang ada didalam kekaisaran tapi dia tidak tahu siapa itu karena pandangannya yang buram akibat kelelahan. Akhirnya Alucard pun langsung mengejar dan mengikuti orang tersebut hingga keluar dari Kekaisaran Moniyan.

To be Continue.....

*Dari cerita tersebut yang dimaksud air mata suci adalah air mata ketulusan dari Puteri Silvana yang merindukan adiknya kembali ke Kekaisaran Moniyan. Nah, untuk kalian yang ingin tau kelanjutannya silahkan like/vote dan komen dibawah ya.!

Dyrroth : The Prince of Darkness Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang