Keesokan harinya, Alucard pun menjenguk tuan puteri di kamarnya. Ketika Tuan Puteri Silvana membuka matanya secara perlahan. Tuan puteri pun kaget melihat Alucard yang ada dihadapannya sedang duduk disampingnya. Silvana pun kemudian bertanya kepada Alucard.
Silvana : “Alucard.....mengapa
kamu ada disini?”. (
Bingung)
Alucard : “Hmmm....aku hanya
ingin melihat keadaan
mu, Tuan Puteri”. (
Tersenyum)Alucard pun hanya tersenyum sambil melihat Silvana yang sedang tersipu malu karena kedatangannya. Alucard pun mengambilkan makanan yang ada di meja dekat ranjang tuan puteri. Kemudian, dia menyuapkan makanan tersebut kepada Tuan Puteri Silvana, dengan perasaan malu Silvana pun merespon suapan dari Alucard dengan pipi yang memerah karena tersipu malu.
Alucard : “Sekarang tuan puteri
harus makan terlebih
dahulu supaya cepat
pulih?”.
Silvana : “I..iya”. (tersipu malu)
Alucard : “Bagaimana rasanya,
tuan puteri?”.
Silvana : “Hemm.....enak kok”. (
Tersenyum)
Alucard : “Syukurlah, kalau tuan
puteri suka dengan
makanannya”.
Silvana : “Emangnya kenapa?
Apakah kamu yang
masak ini semua?”.
Alucard : “Ehh.....bukan kok! Ini
yang masak ya tukang
masak kekaisaran”. (
kaget lalu tertawa tipis)
Silvana : “Oalahh.....aku kira
kamu yang masak ini
semua hehehe”.
(Tertawa tipis)Alucard pun merasa malu mendengar ucapan dari Silvana tadi. Namun, Alucard pun tetap menyuapkan makanan tersebut kepada Silvana sampai makanan itu pun habis.
Dalam hati Alucard, ia ingin sekali mengungkapkan perasaannya secara langsung kepada Silvana sekarang. Namun, Alucard masih belum berani untuk mengatakan yang sejujurnya kalau ia menyukai dan mencintai Silvana. Akhirnya, setelah Alucard selesai menyuapi tuan puteri. Dia pun langsung keluar dari kamar tidur tuan puteri dengan muka merah tanda menahan perasaan yang sulit untuk diungkapkan.
Kemudian, Alucard kembali ke ruangan Pasukan Lightborn. Disitu Alucard duduk termenung memikirkan bagaimana cara supaya ia bisa mengungkapkan perasaannya yang sejujur-jujurnya kepada Tuan Puteri Silvana. Alucard lun kelihatan bingung sekali sampai akhirnya ada Fany yang datang menghampiri Alucard yang sedang bingung dan bertanya.
Fany : “Kamu kenapa, Alu?”.
Alucard : “Tidak ada apa-apa kok
, Fan”. (Kaget)
Fany : “Yakin, kau kelihatan
cemas sekali?”.
Alucard : “Masak aku seperti
orang yang sedang
cemas?”. (Berlagak
linglung)
Fany : “Iya beneran, sumpah aku
gak bohong”.
Alucard : “Mungkin itu perasaan
mu saja, Fan”.
Fany : “Apa mungkin iya ya?”.
Alucard : “Iya Fan”. (Mencoba
meyakinkan)
Fany : “Oke lah kalau begitu, aku
pergi dulu”.Alucard terdiam sejenak, kemudian dia memanggil Fany yang mau pergi meninggalkan Alucard.
Alucard : “Fanyy....”. (Berteriak)
Fany : “Haaa.....ada apa?”.
Alucard : “Aku ingin bertanya
sesuatu kepadamu”.
Fany : “Hmmm.....mau tanya
apa?”. (Bingung)
Alucard : “Tapi janji jangan kasih
tau siapa-siapa, oke!”.
Fany : “Okeyy”.
Alucard : “Sebenarnya, aku
sedang bingung, Fan?”.
Fany : “Nah, sudah kuduga”.
Alucard : “Aku suka sama
seseorang, Fan?”.
Fany : “Haa....Kau suka sama
siapa, Alu?”.
Alucard : “Tuan Puteri Silvana”.
Fany : “Haa....apa kau gila? Kau
suka sama tuan puteri?”.
Alucard : “Iya fan. Tapi aku
tidak bisa mengasih
tau tentang perasaan
ku secara langsung
kepada Tuan Puteri
Silvana, menurutmu
aku harus bagaimana?”
.
Fany : “Hmmm.....kalau menurut
ku ya, lebih baik kamu
bilang langsung ke tuan
puteri. Kau kan laki-laki
apalagi kau Ksatria Agung.
Jadi harus berani”.
Alucard : “Begitu ya, Fan. Tapi
nanti kalau tuan puteri
menolak ku bagaimana
?”.
Fany : “Alucard....yang penting
kamu sudah berani meng
utarakan perasaanmu
secara langsung kepada
Tuan Puteru Silvana.
Masalah tuan puteri
menerima mu atau tidak
itu gak masalah, Alu”.
Alucard : “Jadi begitu ya, berarti
yang terpenting aku
harus bilang dulu sama
tuan puteri kalau aku
mencintainya?”.
Fany : “Benar sekali. Semangat
Alucard”.
Alucard : “Makasih Fan untuk
saran dan semangat
nya”.Setelah mendapatkan masukkan dari Fany, Alucard pun langsung bergegas menuju ke kamar tuan puteri untuk mengungkapkan perasaannya. Setelah Alucard sampai didepan pintu kamar tuan puteri. Alucard menarik nafas dalam tanda gugup dan langsung membuka pintu kamar.
Alucard : “Permisi, tuan puteri”.
Silvana : “Masuk aja! Ada apa
Alucard?”.
Alucard : “Hmm...aku mau bilang
sesuatu kepada mu,
tuan puteri”.
Silvana : “mau bilang apa?”.
Alucard : “Ehhh.....anu”. (Gugup,
berkeringan sambil
menelan ludah)
Silvana : “Hallo Alucard....kamu
baik-baik saja kan?”.
Alucard : “Haa....iya aku baik-
baik saja kok, tuan
puteri”.
Silvana : “Syukurlah, aku kirain
kamu kenapa tadi kok
sampai keringetan”.
Alucard : “Hehehe.....enggak kok,
aku gapapa”.
Silvana : “Baiklah. Tadi mau
bilang apa?”.
Alucard : “Begini tuan puteri,
Sebenarnya aku suka
sama tuan puteri.
Apakah tuan puteri
mau menjadi
pendamping hidupku”.Tuan Puteri Silvana pun kaget mendengar ucapan dari Alucard tersebut. Dia tidak menyangka kalau Alucard ternyata menyukainya. Tuan Puteri Silvana pun bingung dan menjadi gugup mendengarnya.
Silvana : “Hemm....Apa kamu
yakin sama aku, Alu?”.
Alucard : “Aku yakin banget
dengan perasaan ku,
tuan puteri”.
Silvana : “Sepertinya aku tidak
bisa menjawabnya
sekarang, Alu. Aku
butuh waktu”.
Alucard : “Iya gapapa, tuan
puteri! Aku akan setia
menunggu jawaban
darimu”. (Sambil men-
cium tangan Silvana)Akhirnya, setelah mengungkapkan semuanya Alucard pun keluar meninggalkan Silvana. Saat itu juga Silvana mulai tersenyum-tersenyum sendiri. Dia juga bingung dalam mengambil keputusan yang seperti apa untuk menjawab pertanyaan yang diutarakan sama Alucard tadi. Silvana hanya tersenyum sendiri dengan muka merah tanda malu-malu.
Pada keesokan harinya, ternyata tuan puteri sudah pulih kembali. Kemudian, Tuan Puteri Silvana pun mencari keberadaan Alucard. Silvana bertanya kepada pelayan-pelayan yang ada dan ada yang bilang kalau Alucard sedang ada di tempat latihan para prajurit. Akhirnya, Silvana pun langsung bergegas menuju ruang latihan para prajurit untuk menemui Alucard. Setelah sampai di ruangan latihan para prajurit moniyan. Silvana pun akhirnya melihat Alucard disana dan langaung memanggilnya.
Silvana : “Alucard....”. (Berteriak)
Alucard pun langsung menoleh ke belakang dan melihat tuan puteri disana. Akhirnya, Alucard menghampiri tuan puteri.
Alucard : “Ada apa, tuan puteri?”.
Silvana : “Aku ingin memberikan
jawaban untuk per-
tanyaanmu yang
kemarin”.
Alucard : “Benarkah, tuan puteri
? Jadi bagaimana apa
taun puteri menerima
ku atau tidak?”.
Silvana : “Hemm....”. (Memeluk
Alucard)
Silvana : “Iya aku mau”. (Mem-
bisikkannya ke telinga
Alucard)
Alucard : “Haa....apa ini beneran,
tuan puteri yakin?”.
Silvana : (cuma menganggukkan
kepalanya)Mendengar jawaban dari Silvana, Alucard pun merasa senang dan langsung memeluk balik Silvana dan mencium keningnya Silvana. Akhirnya, pinangan yang diucapkan Alucard bisa diterima oleh Silvana. Kemudian, mereka akan berencana memberitahukan hubungan ini kepada Sang Raja untuk meminta restu dari-nya.
Perasaan Alucard yang sebelumnya merasa deg-deg an secara terus menerus karena menunggu jawaban yang belum pasti sekarang telah lega dan gembira karena Silvana menerimanya dengan senang hati. Alucard memang sangat mencintai Silvana, karena menurutnya Silvana itu perempuan yang sangat tangguh sampai-sampai dia pernah hampir mempertaruhkan nyawa nya untuk menyelamatkannya. Mulai hari ini, Alucard pun berjanji akan menjaga Silvana dari bahaya apapun karena dia tidak mau Silvana sampai kenapa-kenapa.
To be Continued.....
KAMU SEDANG MEMBACA
Dyrroth : The Prince of Darkness
FantasySINOPSIS Kisah ini menceritakan seorang pangeran yang bernama Dyrroth. Dia berasal dari Kekaisaran Moniyan yaitu sebuah kekaisaran yang sangat ditakuti di daerah nya. namun, di hari ulang tahunnya yang pertama pangeran kecil ini terbunuh. setelah b...