Bagian 15 : Moniyan Menangis

382 25 11
                                    

Ketika Dyrroth sudah pergi meninggalkan Silvana yang terluka parah di Archestral Orb. Silvana pun hanya bisa berharap apakah dia masih hidup atau dia akan mati disini. Kemudian, Silvana hanya bergumam dalam pikirannya kalau seandainya aku mati disini aku tidak apa-apa yang terpenting aku bisa melihat adik ku untuk terkahir kalinya dan tiba-tiba Silvana pun tak sadarkan diri. Di satu sisi Alucard yang baru tersadar akibat dihempaskan oleh Dyrroth sejauh mungkin, ia langsung mencari keberadaan tuan puteri Silvana karena ia khawatir kalau sampai tuan puteri Silvana bertempur dengan Dyrroth.

Alucard : "Tuan puteri, kau di
mana?". (Sambil ber
teriak)

Akhirnya, Alucard pun berjalan menyusuri Archestral Orb tersebut dengan langkah yang terbatah-batah akibat menahan sakit akibat hempasan tadi. Sekian lama Alucard menyusuri daerah perbatasan tersebut, tiba-tiba Alucard pun melihat Tuan Puteri Silvana yang sedang terbaring tak berdaya penuh lumuran darah. Melihat hal itu, Alucard pun menangis sambil berlari menghampiri Silvana.

Alucard : "Tuan Puteri.....apakah
anda baik-baik saja?
Tuan Puteri Silvana
tolong jangan pergi,
aku akan membawamu
kembali ke moniyan?".
(Terus meneteskan air
mata)

Alucard pun langsung menggendong Silvana dan berlari kembali menuju ke Kekaisaran Moniyan. Alucard hanya bisa menangis dan menangis ketika ia sedang membawa Silvana kembali ke moniyan. Sekian lama Alucard berlari, Alucard pun sampai didepan pintu gerbang moniyan. Alucard bergegas membawa tuan puteri ke kamar tidur nya dan menyuruh salah satu prajurit untuk segera memanggil tabib kekaisaran.

Alucard : "Prajurit....cepat kau
panggil kan tabib
suruh dia kemari?".
Prajurit : "Siap laksanakan,
Panglima".

Prajurit tadi pun langsung bergegas dan menyuruh tabib tersebut untuk segera menolong tuan puteri yang sedang terluka parah di ruangannya. Sedangkan Alucard langsung kembali ke ruangan Pasukan Lightborn dan merenung.

Granger : "Hai Alu....kau dari
mana?".
Alucard : "......" (merenung)
Harrith : "Hai Alucard". (Sambil
berteriak)
Alucard : "Haa....ada apa?". (Ter
kejut)
Granger : "Kau ini kenapa datang
- datang sudah mela
mun saja? Kau habis
darimana?".
Harrith : "Entah....kenapa kau
ini! Ksatria terhebat
tiba-tiba menjadi orang
yang suka merenung
setelah datang entah
darimana kau pergi".
Alucard : "Aku habis dari daerah
perbatasan Land of
Dawn".
Granger : "Haaa.....ada urusan
apa kau datang kesana
? Ada masalah lagi
dengan Dyrroth?".
Harrith : "Iya Alu.....Coba cerita
kan kenapa kau tiba-
tiba kesana?".
Alucard : "Awalnya tidak ada
masalah tapi sekarang
ada". (Geram sambil
mengepalkan tangan)
Granger : "Maksudnya Alu?".
Alucard : "Begini ceritanya,
sebenarnya tadi aku
diutus oleh raja untuk
mengikuti tuan puteri
ketika tuan puteri
pergi meninggalkan
kekaisaran hanya
untuk menemui adik-
nya yaitu Dyrroth dan
mencoba membawa
dia pulang kesini. Tapi
disana aku pun
ketahuan sama tuan
puteri setelah tuan
puteri tahu kalau aku
telah menghabisi
Thamuz disana.
Kemudian, Dyrroth
pun mengetahui hal itu
dan kami pun terlibat
dalam sebuah pertem-
puran melawan
Dyrroth yang ingin
membalas kan dendam
kakaknya dan akhirnya
disana tuan puteri pun
terbantai karena
menyelamatkan
ku dari serangan yang
dilakukan Dyrroth.
mulai saat kejadian itu,
aku mulai berpikir
kalau aku tidak akan
memaafkan diriku
sendiri". (Sambil me-
neteskan air mata)
Tigreal : "Apa? Tuan Puteri
Silvana terbantai oleh
iblis itu?".
Fany : "Terus bagaimana
keadaan tuan puteri
sekarang?".
Alucard : "Sekarang tuan puteri
sedang diobati oleh
tabib istana".
Granger : "Lebih baik kita segera
melihat keadaan tuan
puteri sekarang?".
Alucard : "Ayo".

Dyrroth : The Prince of Darkness Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang