" Ta, Aji pulang tuh. " ujar kak Dhana pelan yang duduk di hadapan ku bersama dengan kak Abas. Saat aku, kak Dhana, kak Abas dan kak Fikri sedang berkumpul bersama di cafe yang tak jauh dari kantor kami masing - masing.
" Oh. Kak Aji udah pulang ya. " sahut ku tertunduk dengan senyum tipis. Ke tiga orang di hadapan ku ini pun terdiam karena melihat kelakuan ku saat ini.
" Masih ya ternyata. " ucap salah satu dari mereka bertiga dalam hati begitu melihat reaksi yang terjadi pada ku saat ini saat mendengar kepulangan salah datu sahabatnya yang sudah menjadi saingan nya lama.
" Elo mau ketemu Aji gak Ta? Udah lama kan gak ketemu Aji? " tanya ka Fikri yang tepat duduk di samping ku sembari mengusap surai lembut ku setelah sekian lama terdiam. Membuat ku menoleh ke arahnya.
" Gak usah deh ya. Gue gak mau bikin ribut kak. Elo semua kan tau sekarang gue jadi salah satu orang yang paling dia benci. Gak ngerti juga kenapa. " ujar ku menolak penawaran kak Fikri dengan sedikit senyuman yang ku paksakan untuk ku tampilkan di hadapannya. Aku tau jika mereka semua mengerti ke mana arah ucapan ku ini.
" Enggak lah Ta. Aji gak gitu kok. Lo kan tau gimana dia. Lagian lo sama dia kan punya cerita yang belum selesai. Selesaiin dulu. Biar lo tenang. Biar elo bisa lupain dia abis itu. " sahut kak Abas lembut membantah ucapan ku dan mencoba membuat ku tak berfikiran yang macam - macam.
" Ketemuan aja sama Aji, Ta. Sekalian jalin silatuhrami sama Aji. Nanti ketemuannya sama kami semua aja biar elo gak canggung. " ujar kak Dhana pada ku.
Dirinya mencoba untuk memaksa ku bertemu kak Aji dan membuat ku memikirkan bagaimana jadinya aku bertemu dengan kak Aji setelah empat tahun ini dirinya meninggalkan kota ini. Juga meninggalkan ku dan kisah kami berdua yang entah sudah selesai, atau bahkan memang kisah yang tak pernah ada semenjak dulu.
*****
Semua ini di mulai saat aku masuk kuliah delapan tahun yang lalu. Saat itu Aji adalah ketua himpunan jurusan ku yang baru saja di angkat. Dan kebetulan ketua himpunan sebelumnya adalah kakak sepupu ku yang berada satu tingkat di atas Aji dan ke tiga orang yang bersama dengan ku saat ini. Sehingga aku sudah cukup saling mengenal dengan Aji sebelum aku mulai kuliah di kampus itu karena aku sering ikut ke kampus saat aku masih duduk di bangku SMA.
Dan semenjak aku mulai masuk kuliah, aku mulai dekat dengan kak Aji dan beberapa temannya. Termasuk ke tiga orang di dekat ku saat ini. Bahkan, tanpa sadar, aku sudah menyukai kak Aji semenjak saat itu. Apa pun yang ku lakukan, akan selalu ada kak Aji. Selalu dia. Dia yang selalu membantu ku dan memprioritaskan ku di atas semuanya. Dia selalu ada setiap aku memerlukan teman dan lagi – lagi, semua sikapnya ini membuat ku semakin menyukainya.
Bahkan, untuk urusan kampus, mata kuliah, praktikum dan segala macam nya urusan kampus. Dirinya selalu membantu ku dan mengajari ku. Kak Aji juga pernah membantu ku untuk mendapatkan beasiswa prestasi dan membuat ku berhasil untuk mendapatkannya.
Nyaris semua teman di angkatan ku dan juga semua orang di angkatan dirinya mengira aku dan kak Aji pacaran. Dan itu lah di mulai masalahnya. Kak Aji mulai terkesan menjauhi ku semenjak selentingan kabar itu mulai terdengar. Bahkan beberapa temannya merasa jika Kak Aji memang menjauhi ku.
Aku yang tahu diri jika aku bukan siapa – siapanya pun hanya bisa membiarkan dirinya menjauh dari ku. Aku mulai mencoba untuk melupakannya dan terus melangkah ke depan. Apalagi saat itu dirinya harus cuti kuliah karena sakit dan harus beristirahat total. Jujur saja, hal itu sangat membantu ku untuk cepat - cepat melupakannya.
Tapi, setelah aku nyaris berhasil melupakannya, entah mengapa tiba – tiba saja dirinya kembali mengubungi ku dan menanyakan kabar ku. Bahkan tanpa rasa bersalah sedikit pun karena menjauhi ku dengan tiba - tiba.

KAMU SEDANG MEMBACA
BUKA HATI (Completed)
Romance~~~(TAMAT)~~~ (Editing Version) Mencintaimu dalam diam, selama delapan tahun ini membuat ku sadar akan beberapa pilihan. Pertama, terus mencintaimu dan tetap menyakiti hati ku. Kedua, menyerah, lalu melepaskanmu dan mulai menikmati sisa hidup ku. At...