" hallo? " ujar ku saat aku mengangkat telepon entah dari siapa. Nomor yang tak di kenal.
" Ta. "
" kak Aji? " tanya ku tak percaya dengan orang yang menelepon ku saat ini.
" bisa ketemu sebentar? " tanya dirinya di seberang sana.
" ada apa? " tanya ku dingin.
Aku bukannya tak mau bersilaturahmi dengannya. Hanya saja, aku tak ingin menambah masalah dengan aku bertemu dengan dirinya.
" cuma say hello aja. Bisa kan? Sebentar aja. " tanya dengan nada memaksa.
" ada apa tapi? " ujar ku tetap enggan bertemu dengan dirinya.
" udah, gue cuma pengen ketemu. " paksanya.
" ya udah. " sahut ku sembari menentukan tempat untuk kami bertemu.
" oke. Gak usah ajak siapa - siapa. Gak usah kasih tau siapa - siapa juga kalo gue mau ketemu elo. Gue mau ketemu lo sendiri. " ucapnya dan tanpa ku jawab aku langsung mematikan sambungan telepon kami berdua.
*****
" lho? Cantik? Kok ke sini? Tumben nyamperin aku ke kantor? ada apa? " tanya kak Fikri beruntun dengan kaget karena menemukan ku di kafetarian kantornya dan memakai setelan kantor ku.
" ganggu gak? " Tanya ku balik pada dirinya sembari tersenyum simpul.
" enggak lah. Kenapa sayang? " tanya dirinya lagi saat aku duduk di hadapannya dan terhalang meja makan.
" ada yang mau ku omongin sama kakak. " ujar ku dan langsung membuat keningnya berkerut. Karena tak biasanya aku sampai mendatanginya ke kantor seperti ini kalau hanya ada yang di obrolin.
" ada apa, Ta? " tanyanya berubah serius dan berpindah duduk menjadi di samping ku sembari mendekatkan dirinya pada ku. Benar - benar tipikal kak Fikri.
" kak Aji nelpon aku. " ucap ku dan berhasil membuat dirinya terdiam. Dapat ku lihat rahang nya mengeras dan sorot matanya sedikit terlihat marah.
" kenapa dia nelpon kamu? " tanya nya setelah menghela nafas panjang dan menarik tangan ku ke dalam genggamannya. Kak Fikri sama sekali tak mengeluarkan amarahnya saat ini pada ku dan bertanya dengan lemah lembut pada ku.
" dia ngajak aku ketemu. Trus aku iyain kak. " jawab ku semakin perlahan dan tertunduk. Apalagi aku tau dirinya tak suka aku bertemu dengan kak Aji.
" kenapa di iyain sayang? Yakin kamu mau ketemu Aji? " tanya kak Fikri perlahan tanpa emosi.
" aku mau ngelurusin semuanya sama dia kak. Mau gak mau harus di temuin kan? Boleh gak? " ujar ku pada dirinya sembari menyentuh dan mengusap rahangnya yang mengeras semenjak tadi beberapa kali. Ulah ku ini berhasil membuat rahangnya sedikit mengendur dan membuat dirinya memandang ku dengan seksama.
" silahkan kalau kamu mau ketemu Aji. Kamu punya hak buat ngelurusin semuanya sama dia. Tapi kakak minta, jangan sendiri. Kakak gak ngizinin. " ucapnya tegas dengan senyum tipis yang tersungging di bibirnya.
" dia minta aku buat ketemu dia sendiri. Dan dia minta biar aku gak ngasih tau siapa - siapa. " jelas ku seraya meletakkan kepala ku di pundaknya.
" kamu mau nurutin? " tanya kak Fikri berbisik pada ku dan membuat ku menggeleng.
" enggak. Makanya aku ngasih tau kakak. Aku mau minta temenin kakak ya buat ketemu kak Aji. Aku masih gak berani ketemu dia sendirian. Mau gak nemenin? " pinta ku dan langsung di setujui dirinya.
" iya sayang. Kakak temenin. Nanti pulang kantor, kamu kakak jemput ya. Kita langsung ke sana nanti. " ucapnya yang membuat ku menganggukkan kepala. Aku senang dirinya langsung mengerti apa yang ku mau tanpa aku harus bicara panjang lebar pada dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUKA HATI (Completed)
Romance~~~(TAMAT)~~~ (Editing Version) Mencintaimu dalam diam, selama delapan tahun ini membuat ku sadar akan beberapa pilihan. Pertama, terus mencintaimu dan tetap menyakiti hati ku. Kedua, menyerah, lalu melepaskanmu dan mulai menikmati sisa hidup ku. At...