15 (END)

2.5K 87 21
                                    

" kak. "

" hm? "

" kita bakal lakuin itu sekarang? " tanya ku pelan. Dapat ku rasakan jika wajah ku sudah panas menahan malu karena menanyakan hal ini pada dirinya.

" jangan dulu deh. Kamu kecapean banget kan dari tadi. Sampe ketiduran di mobil. Mending kita istirahat aja sekarang. Lagian kakak gak harus sekarang kok. " ucapnya mencium kening ku dan tetap memeluk ku erat.

" tapi kakak kan berhak dapetin itu. Aku gak mau jadi istri durhaka yang bikin suaminya tersiksa. Apalagi di hari pertama aku jadi istri kakak. " ujar ku protes atas ucapan nya ini seraya mendongakkan kepala ku guna memandang wajahnya.

" astaga, istri siapa sih ini. Pinter banget " ujarnya tertawa.

" jangan alihin topik pembicaraan kita kak. " sahut ku dan mencubit pipinya pelan.

*****

" kakak sih kapan aja ayo. Mau sekarang ya ayo, mau nanti juga gak papa. Yang penting sekarang buat kakak ya kamu. " balasnya mencoba menenangkan ku.

" ya... ya udah. Lakuin aja sekarang. Aku siap. " ujar ku tertunduk malu dan mengalihkan pandangan ku ke arah perut sixpack nya.

" yakin nih mau sekarang? Kakak gak papa lho sayang kalo kamu belum siap. " ucapnya memastikan atas diri ku. Tangannya pun bergerak menarik tangan ku agar memainkan perut sixpack nya.

" i... Iya. Gak papa kak. " jawab ku mantap sembari tersenyum menenangkan dirinya yang khawatir.

" ya udah, baca doa dulu. " sahutnya sembari membisikkan sesuatu di puncak kepala ku dan tanpa sadar, ulah nya ini membuat ku tersenyum senang karena dirinya sangat mementingkan kenyamanan ku di atas segalanya.

Dan aku tau, malam ini aku menjadi milik kak Fikri secara seutuhnya. Begitu pun sebaliknya.

*****

" sayang? " panggil kak Fikri pada ku yang saat ini sedang membelakanginya.

" hm? " tanya ku dengan suara sengau karena aku tadi sempat menangis.

" masih sakit Ta? " tanya kak Fikri khawatir sembari memeluk ku dari belakang.

Tak lupa dirinya mengusap perut ku dari balik selimut yang kami pakai berdua. Jujur saja, saat tangannya bersentuhan langsung dengan perut ku langsung membuat bulu kuduk ku meremang.

" iya. Agak pegel juga. " ucap ku jujur sembari bergerak untuk berbalik menghadap dirinya. Dan ulah ku ini membuat kak Fikri dengan segera meraih tubuh ku untuk masuk ke dalam pelukannya.

" maaf ya sayang. Malah bikin kamu kesakitan gini. " ujarnya merasa bersalah pada ku. Dapat ku rasakan tangannya bergerak mengelusi punggung ku dengan intens dan lembut.

" gak papa. Namanya juga pertama kan. " sahut ku memaklumi. Pasalnya memang ini adalah hal yang pertama kali untuk ku dan untuk dirinya. Sehingga aku tak bisa juga langsung begitu saja menyalahkan dirinya.

" mau kakak pijitin aja badan mu? " tanya kak Fikri lagi.

" gak usah. Gak papa. Nanti juga kayaknya bakal ilang kalo tidur. " jawab ku atas pertanyaannya barusan sambil menggelengkan kepala ku guna menolak permintaannya.

" ya udah kalo gitu. Sekarang istirahat aja ya? Tidur kamu nya. Biar besok agak enakan badan mu. " balas kak Fikri menundukkan pandangannya guna memandang ku yang masih saja memeluknya.

" iya kak. " ujar ku tak banyak protes dan mengiyakan ucapannya. Aku pun mulai menutup ke dua mata ku seraya menikmati usapan tangannya di punggung ku yang kini agak terbuka.

BUKA HATI (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang