Saat ini aku sedang menyendiri di sudut taman kampus yang penuh dengan lampu - lampu taman yang indah sembari menikmati kesendirian ku sekarang. Aku sudah mulai bosan berkumpul dengan teman - teman ku. Di tambah lagi, mereka seringkali menyindir ku mengenai masa lalu ku bersama dengan kak Aji dulu saat kami semua masih berkuliah. Membuat ku kembali mengingat mada - masa yang ingin ku lupakan saat ini.
Dan aku memilihi tempat ini karena tempat ini cukup sepi, sehingga aku dapat duduk dengan nyaman di sini. Apalagi semua yang datang tengah menikmati reuni yang saat ini masih terselenggara. Maka dari itu. Aku dapat menikmati kesendirian ku di sini.
Tapi, tiba - tiba saja aku di kaget kan dengan sebuah jas yang menutupi bahu ku yang memang terbuka. Membuat ku nyaris saja berteriak histeris karena terkejut. Dan begitu aku berbalik, aku justru menemukan kak Fikri berdiri di belakang ku dengan ke dua tangannya yang masih berada di bahu ku.
" Kakak! Ngagetin ih. " seru ku pada kak Fikri yang berada di dekat ku sembari menyampirkan jasnya di bahu ku.
" Ngapain di sini sendirian? Bikin khawatir tau gak. " tanyanya sembari duduk di samping ku dan menyelipkan rambut ku di belakang telinga.
" Lagi pengen di sini aja. Adem. " jawab ku.
" Kan tadi katanya mau ngobrol sama temen - temen mu. " ujarnya pada ku.
" Enggak deh. Biasa lah. Banyak yang ngebahas masalah gue dulu pas kuliah. Risih gue. Elo kenapa ke sini? " sahut ku lagi.
" Gue emang mau nyariin elo. Dari tadi gue cari gak ketemu. Ternyata malah duduk di sini sendirian. Elo jangan sendirian sih. Kalo di culik gimana. " candanya dan membuat ku tertawa.
" Ngaco. Mana ada yang mau nyulik gue segede gini. " ujar ku lagi di sela - sela tawa ku yang masih berderai karena kelakarnya ini.
" Ada. " sahutnya singkat sembari memandang ku dengan lekat dan intens.
" Siapa emang? " tanya ku sembari tersenyum memandang dirinya.
" Gue. " ucapnya menyahut.
" Hah? Ngaco deh. Kenapa elo, kak? " tanya ku bingung.
" Lo beneran mau lupain Aji, Ta? " ujarnya balik bertanya tak menjawab pertanyaan ku dan bahasannya kali ini sangat di luar topik.
" Kenapa tiba - tiba bahas begitu? " Sahut ku bingung karena tiba - tiba saja dirinya malah membahas hal ini.
" Gue cuma mau mastiin aja. Bener mau lupain Aji? " perjelas kak Fikri.
" Iya. Mau gue ya gitu. Mau ngelepasin kak Aji. Lagian, gue mau cari orang yang juga sayang sama gue kak. " sahut ku mengiyakan ucapan nya ini.
" Kalo ada orang yang sayang sama lo, trus mau berjuang buat lo. Lo mau gak sama dia? " tanyanya sembari tersenyum lembut pada ku.
" Lo mau jodohin gue kak? Sama siapa? " tanya ku sedikit tertarik. Pasalnya jarang - jarang kak Fikri mempromosikan orang lain seperti ini. Bahkan ini kali pertamanya dirinya menjodohkan aku dengan seseorang.
" Ada. Dia suka sama lo dari lama. Cuma kayaknya lo gak tau aja. Selama ini juga dia diem - diem aja. Gak pernah bilang kalo suka sama elo. " Beritahu nya.
" Menurut lo? Dia gimana? Cocok buat gue? " tanya ku meminta saran darinya.
" Gue gak bisa nyaranin. Itu semua terserah elo. Tapi yang bisa gue jamin, dia beneran sayang sama lo. Gue sangat bisa jamin hal itu. " sahutnya dan membuat ku tersenyum simpul.
" Siapa emang kak? " tanya ku lagi.
" Gue. Fikri Rinaldy. Suka sama lo, Amerta Priyanti. " jawab nya yang langsung membuat ku tertegun.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUKA HATI (Completed)
Romance~~~(TAMAT)~~~ (Editing Version) Mencintaimu dalam diam, selama delapan tahun ini membuat ku sadar akan beberapa pilihan. Pertama, terus mencintaimu dan tetap menyakiti hati ku. Kedua, menyerah, lalu melepaskanmu dan mulai menikmati sisa hidup ku. At...