r

284 18 0
                                    

Melayang tinggi membawa kematian.

Bagi Yoongi begitu.

Tidak peduli seberapa banyak artikel atau buku yang kamu baca tentang bagaimana gulma dan obat-obatan tidak pernah membunuh siapapun, yang bahkan banyak orang terkenal sendiri pernah melakukannya.

Pada akhirnya, itu adalah semua dari ilusi artifisial ini hingga kamu memberi dirimu sendiri di saat kamu sedang merasa tinggi yang membunuhmu. Itu membunuh siapapun yang di sekitarmu. Pembunuh seperti sebuah kesenangan untuk membunuh.

Dan orang-orang membiarkan itu terjadi, menyaksikan dalam daya tarik selagi api memakan ujung rokok, bernapas ke dalamnya berupa nikotin dari sigaret. Menenggelamkan diri mereka sendiri pada bir untuk merasa kebas dan lupa.

Mereka menemukan itu keren, membual tentangnya dalam pesta-pesta dan berseru melintasi ruangan karena mereka sedang merasa tinggi, tinggi di atas kehidupan, mereka bilang.

Meskipun itu tidak benar, adiksi-adiksi ini menghancurkan orang-orang. Membunuh siapapun yang berada di dekatnya.

Dan Yoongi pernah menjadi egois. Pernah melupakan bahwa satu-satunya yang menjadi seperti itu mampu membuatnya merasa hidup dan penuh harapan kini pergi dengan nama kim Taehyung.

Pemuda dengan surai karamel berantakan yang hanya memulai sebuah pertemanan dengan tiba-tiba, yang pernah mengecup Yoongi di pipi di tengah-tengah sebuah taman kesepian.

Pemuda yang tumbuh bersama Yoongi dan yang dia jatuh cinta kepadanya.

Ibunya benar dalam cara yang kejam, merokok membunuhnya dan semua orang yang berani menjadi dekat kepadanya.

Dan itu semua untuk kesia-siaan. Untuk pemikiran bahwa dia bisa bahagia dengan merokok dan membunuh dirinya sendiri, saat pada akhirnya itu bukan dirinya yang ia bunuh.

Itu satu-satunya sosok yang dia sayangi, Taehyung. Taehyungnya yang indah. Bintang yang dia biarkan terbakar dan meledak.

Melayang tinggi memiliki keuntungannya, benar. Itu membawa sebuah perasaan euphoria dari kebahagiaan damai yang hanya bertahan untuk waktu yang pendek hingga teriakan itu kembali ke dalam pikiranmu.

Ketika kamu sedang tinggi kau merasa nyaman dan tersenyum gila pada apapun yang kau lihat, kamu bahkan menjadi buta pada apa yang peduli dan menyayangimu sebab dalam pikiranmu tidak ada yang peduli kepadamu.

Namun, menjadi tinggi sudah mengambil kehidupan. Banyak kehidupan. Ibu Taehyung, ibu Yoongi sendiri, teman-teman yang Taehyung miliki di sekolah.

Menjadi tinggi dan berpura-pura bahwa segalanya baik-baik saja dengan sempurna di dalam dunianya tidak berarti bahwa Yoongi seharusnya menjadi abai pada orang-orang di sekitarnya.

Tapi, Yoongi masih merokok.

Bahkan setelah Taehyung meninggal.

Itu adalah hukuman, katanya.

Apakah itu benar-benar Yoongi?

Dia mendengar suara-suara itu bertanya.

Yoongi meniup lebih keras, air mata berjatuhan. Itu adalah semua yang dia tahu, menangis dan merokok hingga air mata memburamkan langit yang penuh dengan bintang-bintang yang meledak.

Bulan kelabu seperti asap yang memenuhinya setiap hari, bintang-bintang membakar di dalam tubuhnya dan membunuhnya dengan setiap tarikan dan hembusan napas seperti bintang-bintang di atas.

Yoongi bertanya-tanya seberapa banyak orang yang menemukan hiburan dalam rasa gulma dan kertas, dalam sentuhan membakar dari ekstasi, di atas perasaan tidak jelas dari menjadi mabuk hingga kamu tidak mampu berjalan.

Sebab Yoongi menemukan kehidupan di dalam bintang Taehyung, namun dia merusaknya. Membunuh dan membakarnya dengan tangannya sendiri.

Mengambil pematik itu dan menciptakan sebuah api yang tumbuh menjadi sebuah monster, salah satu yang Yoongi tidak pernah bermaksud untuk merusaknya.

Itu sangat bodoh, bagaimana orang-orang berpura-pura menjadi bahagia di dalam sebuah dunia di mana orang-orang akan menciptakan semua ilusi ini.

Ilusi yang hanya akan merusakkan dan menjadi debu, karena mereka tidak pernah nyata sejak awal.

Bagaimana menariknya beberapa dari orang-orang itu mengerti bahwa mereka membutuhkan obat-obatan dan minuman dan candu dalam kehidupan mereka hanya untuk menjadi bahagia. Itu bahkan tidak nyata.

Yoongi mengambil isapan lain dari putungnya, air mata jatuh meluap dan sekali lagi jatuh. Bajunya basah dan tenggorokannya membunuhnya, benjolan yang tidak akan membiarkan dia menelan dan asap di dalam paru-parunya yang tidak membiarkan dia bernapas.

Dia menutup matanya dan melihat, untuk pertama kalinya sebuah bintang datang pada kehidupan. Sebuah percikan mungil menembak melintasi langit malam dan perlahan terbakar dengan percikan api yang tertinggal dari salah satu yang Yoongi pernah ciptakan sebelumnya.

Yoongi menjentikkan abu dari rokoknya dan menghirup gulma, pikirannya berputar-putar di dalam api dari bintang-bintang yang meledak dan lubang hitam.

Di dalam Kim Taehyung.

єχρℓσѕισηTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang