p

577 48 2
                                    

Setelah itu, Yoongi merasa sedih untuk mengatakan bahwa dirinya dan Taehyung menjadi tak terpisahkan.

Baik, mungkin tidak sedih per ucapan, namun dia harus menjaga reputasinya sebagai anak pemarah yang nakal di kota itu dan berteman dengan Taehyung tidak membantunya.

Tidak peduli seberapa banyak nama kasar yang Yoongi ucapkan ke arah Taehyung, di saat dia akan mendorong bocah itu menjauh darinya dan membuatnya menangis. Taehyung akan selalu datang kembali padanya dengan senyum kotak serta sebuah kecupan di pipinya.

Yoongi tumbuh menyukainya.

Sebenarnya tidak. Dia tidak menyukai itu.

Dia berpura-pura seperti itu agar Taehyung tak akan menangis, karena bahkan jika si bocah tan yang tampak seperti seorang ethereal jadi-jadian, Taehyung selalu sangat lebih indah ketika dia tersenyum ke arahnya.

Lalu keduanya tumbuh. Yoongi menjadi empat belas tahun dan Taehyung beralih di sekitar dua belas atau tiga belas tahun.

Si bocah pendek selalu terlihat mengikuti si remaja pemarah, selalu mengelilingi seperti anak anjing, mereka terus menertawakan Taehyung di sekolah akan hal tersebut, dan Yoongi akan meluruskan pantat mereka.

Menendang mereka dan membuat mereka berdarah, para sialan itu tidak pernah memanggil Taehyung seperti itu lagi setelahnya.

Kadang-kadang Yoongi akan menyelinap ke kamar Taehyung dan tinggal untuk semalaman.

Saat rumahnya menjadi terlampau berisik dan rasa pusing di belakang kepalanya nyaris meledak, Yoongi akan lari keluar dan mengetuk jendela Taehyung.

"Hyung! Apa yang salah?"

Yoongi akan menutup mulutnya. "Diam, Tae. Aku tidak ingin ibumu tahu aku berada di sekitar, kau tahu dia tidak menyukaiku."

Taehyung akan diam dan membuka jendela, membantu Yoongi masuk ke dalam kamar dan kemudian menutupnya.

Ruangan Taehyung sempit, nyaris pas dengan tempat tidur yang ditata pada ujung dinding, dan hanya satu tumpukan kecil pakaian yang dilipat rapi di ujung yang lain.

Taehyung tersipu dan melihat ke bawah, ekspresi menjadi sebuah rasa malu. Yoongi merasa buruk sehingga dia akan tersenyum serta mengeluarkan paket kartu-kartu tua bagusnya.

Semua berkerut pada puncaknya, berubah terlampau halus dan lembut, sebuah tanda yang akan mereka sobek segera. Bagaimanapun juga, kedua pemuda itu akan turun duduk saling berseberangan dan bermain dengan tenang dalam cahaya dari sinar rembulan.

Yoongi akan menengadah pada bintang-bintang yang bersinar lembut di surai karamel berantakan milik Taehyung, memperhatikan dalam pesona hingga salah satu dari mereka tiba-tiba lenyap.

Biola-biola mampu didengar dari kejauhan. Dengan piano kesepian yang berputar dalam sinkronisasi bersamaan.

єχρℓσѕισηTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang